skylizardAvatar border
TS
skylizard
Gagal UN, Siswa Satu Sekolah Menangis
14 April 2014 14:24 wib

Metrotvnews.com, Surabaya: Sebanyak 21 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Jaya Sakti Surabaya, Jalan Karang Asem, Jawa Timur, terancam tak lulus karena tidak mengikuti Ujian Nasional (UN). Celakanya, itu bukan salah siswa, melainkan pihak sekolah tak mendapatkan izin operasional untuk menggelar UN dari Dinas Pendidikan Surabaya.

Sebagian siswa cuma bisa meratapi nasib. Beberapa menangis di ruang kelas. Salah satunya Zara Dewi Enggar. Teman-temannya terlihat coba menenangkan Zara.

Hari ini tak semua siswa kelas 12 SMA Jaya Sakti datang ke sekolah. Cuma tujuh siswa yang datang. Sedangkan 14 siswa lainnya memilih tak datang ke sekolah karena sudah tahu jika mereka tak bisa ikut UN.

"Jadi, banyak bangku yang sudah ditempeli nomor peserta UN kosong," kata Rizky Yulia, satu di antara tujuh siswa SMA Jaya Sakti yang datang ke sekolah.

Pihak sekolah mengakui, seluruh siswa kelas 12 tak bisa ikut UN karena sekolah tersandung masalah perizinan operasional dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Dinas Pendidikan tak mengakui dan tidak mendaftarkan siswa SMA Jaya Sakti sebagai peserta UN 2014.

Baru aja dibahas di MetroTV Jatim nih gan.

Kalo dalam penglihatan ane; yang salah adalah pihak sekolah karena perijinan sdh habis dan tidak memperpanjang itu ke Disdik sehingga siswa yg jd korban emoticon-Cape d...


Puluhan Siswa SMA Jaya Sakti Galang Tanda Tangan Tak Bisa Ikut UN



Surabaya - Sebanyak 21 siswa SMA Jaya Sakti Jalan Karang Asem No 43 Surabaya tidak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) sejak hari pertama hingga terakhir. Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengklaim pihak sekolah tidak mengantongi izin operasional.

Lantaran tidak bisa mengikuti UN, para siswa menggalang tanda tangan sebagai bentuk protes terhadap dinas pendidikan. Sebagian dari mereka menangis malu karena tidak bisa lulus seperti teman-temannya yang lain. Dan membuat prihatin para wali murid.

"Ya saya pingin ikut ujian agar bisa lulus seperti teman-teman lainnya dan bisa meneruskan ke perguruan tinggi," kata seorang siswa bernama Riski sambil menangis kepada wartawan di lokasi, Selasa (15/4/2014).

Aksi para siswa yang digelar pagi tadi ini membuat miris pihak guru dan Kepala Sekolah (Kasek) Siswo Raharjo. Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kami sudah mengurus dan meminta ikut ujian sendiri sejak 2012 lalu dan semua sudah diproses. Tapi surat yang keluar adalah surat merger dengan sekolah lain. Seharusnya dinas lebih bijak menanggapi kondisi ini agar anak didik kami bisa ujian," kata Kasek Siswo Raharjo.

Jika anak didik kami tidak ujian, kata Siswo, pihaknya merasa dirugikan. Sebab anak didiknya jelas tidak bisa lulus. Padahal tahun-tahun sebelumnya pihaknya menggelar ujian dan anak didiknya bisa lulus.

"Sejak tahun 1980 menggelar ujian nasional, baru tahun ini anak didik kami tidak bisa ujian. Bahkan anak didik kami sudah ada yang bergelar profesor dan menjadi dosen di Unesa," jelas Siswo Raharjo panjang lebar.

Sementara itu kuasa hukum sekolah SMA Jaya Sakti Sunarno Edi Wibowo menjelaskan kasus ini sudah di PTUN-kan agar segera diturunkan skorsing. Sebab jika kasus ini dibiarkan, sama saja dengan mengebiri pendidikan dan menghalangi hak asasi manusia dan menghalangi pemerintah untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

"Skrosing itu tujuannya agar 21 siswa itu bisa mengikuti ujian susulan. Saat ini mereka hanya ujian alternatif seperti ujian nasional dan mengikuti kurikulum negara. Tapi tidak dijaga oleh semestisnya peserta UN, hanya dijaga guru-gurunya saja," kata Sunarno Edi Wibowo.
Diubah oleh skylizard 15-04-2014 11:59
0
4.2K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan