loskontakAvatar border
TS
loskontak
[BB+] DISIPLIN-NYA GAMER JEPANG , DIBANDINGKAN GAMER INDON ...> MASUK GAN <


Agan gamer mania? Atau gamer online mania? Atau punya berbagai gadget dan konsul games di rumah? Mulai dari nintendo, PSP, Sega atau sebangsanya? Sampai dengan game komputer? Pada kesempatan ini saya akan ceritakan sedikit tentang bagaimana anak-anak Jepang main games. Tentu saja saya hanya mengamati sebatas yang bisa saya lihat.

Tidak pernah melihat anak-anak main games online di rental rental

Salah satu penyebabnya adalah jam sekolah mereka yang panjang. Masuk jam 8 pagi, pulang jam 16 sore. Belum PR nya yang banyak. Jadi kayaknya mereka nggak sempat lagi deh main games online. Lho jam swkolah panjang? Apa nggak bosen? Seperti yang pernah saya tulis di sini, walaupun panjang tapi santai. Pelajaran tidak terlalu banyak jenisnya. Jadi pikiran nggak terlalu tegang. Seandainya mereka main sendiri di rumah rumah mereka sendiri, karena internetnya wush wush wush, saya tidak tahu. Tapi mengingat jam belajarnya (karena anak ane sekolah SD juga) kalau nggak pas liburan susah.

Nintendo DS adalah mesin games pavorit

Dari berbagai mesin games portable, saya paling sering menemui anak anak bermain games NDS daripada games lain. Laki laki, perempuan, bahkan sampai orang dewasa banyak main NDS. Saya menemui medeka main di mall mall saat diajak pergi orang tuanya. Mereka duduk duduk di pojok-pojok sambil main games NDS. Saya tidak tahu apa kelebihan mesin games jenis ini. Mengingat games lain banyak.



NDS

Sejak kecil anak anak dibiasakan membeli games asli

Harga mesin games di Jepang murah. PSP sekitar 14.000 yen (sekitar 1.6 juta). Mungkin sama dengan di Indonesia atau lebih mahal sedikit. Tapi mengingat UMR mereka sekitar Rp. 18 jutaan per bulan, maka harga segitu sangatlah murah. Tapi mereka selalu membeli games asli. Yang berupa cartride atau UMD (Universal Media Disc). Harga games ini sangatlah mahal. Jika baru sampai 3000-4000 yen. Sekitar 500.000 rupiah per judul. Untuk yang bekas juga banyak dijual. Bekas untuk games terkenal (kayak Mario) bisa sampai 2000 yen. Lebih dari 200.000 rupiah. Saya sering beli bekas yang sangat bekas. Atau games baru yang tidak laku. Dijual sekitar 500 yen. Atau 50.000 rupiah lebih.
Anak anak dibelikan games itu biasanya sebagai hadiah (presento) dari orang tuanya. Dan tidak akan dibelikan sebelum game tersebut khatam. Sehingga anak anak serius. Konsentrasi tinggi. Games itu harus selesai. Hal sederhanadan remeh seperti ini ternyata ada efek baiknya terhadap keseriusan dan konsentrasi mereka saat sudah dewasa.
Anak anak terbiasa dengan games asli. Mereka sering diberitahu, betapa susahnya membuat satu keping games itu. Jadi mereka tidak berambisi memiliki banyak judul yang belum tentu mereka bisa.


PSP 1000



PS2



NDS (Versi paling lama)



UMD (kasetnya PSP)



NDS model lama bisa dimasuki catride Game Boy Advance


Catride GBA


Satu paket game NDS lengkap dengan buku petunjuknya. Tebel sekali gan!

Tiap games ada batasan umurnya

Di tiap kemasan games ada batasan umurnya. Biasanya kalau di bungkus PSP, ada tulisan A,B, C atau semua umur. Larangan ini dipatuhi benar. Saya pernah tanya, anak saya masih SD, pakai kode apa? Pegawai toko bilang kode A. Terus ada games silat yang bagus, tertulis 13 tahun ke atas (kode B). Harganya murah. Pengin beli untuk saya sendiri. Pas mau bayar, kasir hampir nggak mengijinkan. Karena saya tadi sempat nanya untuk anak saya. Dia bilang, kalau untuk anakmu nggak boleh. Kalau untuk kamu sendiri boleh. Akhirnya saya bilang, untuk saya sendiri. Ribet ya gan!



DVD PS2 dengan Batasan umur minimal 12 tahun

Smart Phone, Tablet Android, Apple iPad tidak disukai

Banyak orang tua tidak mengijinkan anaknya main games di tablet. Alasan mereka, susah ngawasinya. Anak anak bisa nginstall sendiri games nya tanpa kontrol. Ini berbahaya kata mereka. Berbeda dengan catride yang saat belinya bersama orang tuanya, install games sendiri sangat dilarang. Koneksi internet yang super cepat memungkinkan games bisa terinstall sangat cepat. (Langganan ane sekitar 2900 yen per bulan, sekitar 300ribu rupiah, kecepatan 80-100 Mbps). Bayangkan gan, jika muatan buruk masuk. Akan jadi apa anak anak!
Saya kurang jelas apakah larangan itu benar-benar dilarang, atau cuma tidak disukai saja. Sebab menurut anak ane, gurunya bilang, kalau pakai tablet takut terhubung internet. Kalau sudah terhubung internet, takut main dengan banyak orang. (Ini kata anak ane gan. Mungkin yang dia maksud main online itu lho)
Yang jelas, di sebuah klub bermain maupun klub penitipan anak, anak anak diijinkan membawa NDS, PSP, atau yang lain, tapi dilarang membawa tablet.

Dolanan tradisional masih dijual gan

Saya kurang tahu maksudnya, tapi saya sering lihat di toko toko dijual mainan tradisional. Mulai baling baling bambu, bedilan kertas, ketapel karet, dll. Seperti yang dijual paklik-paklik di SD saat saya masih kecil. Apakah agar anak anak ingat dengan sejarah masa lalunya atau bagaimana. Entahlah. Yang jelas anak ane sempat beli baling baling bambu justru di Jepang.


Yoyo tradisional


Ethek ethek (entah apa namanya, pokoknya bunyi ethek ethek)


Baling baling bambu (tapi nggak bisa bikin kita terbang gan)

Bagaimana dengan anak-anak kita gan?

Games dan segala jenisnya itu kayaknya sebagian besar buatan negara maju. Di samping efek positif pasti efek negatifnya. Negara maju sudah membuat juklak dan juknis anak anak mereka dalam main games. Apakah kita akan seenak kita sendiri? Stop beranggapan bahwa games itu urusan anak anak. Tetapi mulailah mengamati dan memperhatikan, bahwa games ada batasan umurnya juga. Jangan sampai karena ketidaktahuan kita, anak anak menjadi korban.
Memang tidak harus mereka kembali main gobag sodor, atau cublak cublak suweng. Tapi kebijakan kita dalam mengawasi anak anak kita tentu sebuah hal yang sangat dianjurkan.

Anak Indonesia tumpuan masa depan !

0
34.8K
254
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan