Quote:
KATADATA- Mantan Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Raden Pardede mengatakan pada krisis 2008, likuiditas perbankan memang ketat. Bahkan bank-bank badan usaha milik negara (BUMN) meminta tambahan dana hingga mencapai Rp 40 triliun.
"Akhirnya yang diberi Rp 15 triliun. Itu diberikan ke Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sekitar bulan September 2008," ujar Raden seusai bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Senin 8 April 2014.
Ia menggambarkan pada saat itu perekonomian memang dirundung masalah. Kondisi global mencekam. Kesulitan likuiditas tak hanya dialami bank kecil saja. Menurutnya permintaan bank BUMN itu untuk menghadapi kesulitan likuiditas. "Bank minta sebanyak-banyaknya. Karena saat krisis likuiditas adalah elemen paling penting," tuturnya.
Raden menjelaskan kekurangan likuditas bagi perbankan itu seperti serangan jantung. Pada saat krisis, ukuran likuiditas sangat penting. Pada saat itu kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tidak terjadi pemburukan. "Jadi kalau ada pengamat yang menyatakan keadaan perbankan pada saat itu baik-baik saja karena dari sisi NPL tak bermasalah, itu bukan ukurannya. Karena pada saat krisis yang dinilai keadaan likuiditas," tuturnya.
sourcehttp://www.katadata.co.id/1/1/news/r...-rp-40-t/1392/
BI sampe harus nyuntik dana 15 triliun ke 3 bank BUMN utk nambah likuiditas waktu itu, apa itu bukan namanya krisis?!? NGELES molo