meldanatalinAvatar border
TS
meldanatalin
Analisa: Ardhie Bakrie murka cuma HOAX!
Jam 9 pagi tadi (08/04) saya buka Twitter pas lagi berangkat kekantor. Ada sebuat tweet yang merupakan quote dari akun yang suka bikin kontroversi di Twitter memberi komentar kepada sebuah tweet yang kurang lebih berjudul "Ardhie Bakrie murka karena iklan Jokowi muncul di Viva". Saya klik link tersebut dan mengarah ke forum Kompasiana yang sekilas berisi kutipan isi email dari akun ardhiansyah.bakrie@gmail.com kepada beberapa akun. Saya tidak sempat baca seluruhnya karena harus fokus mengemudi kendaraan.

Setelah sampai dikantor, setelah sekitar 45 menit kemudian, saya coba akses artikel di Kompasiana tersebut namun sudah tidak tersedia lagi. Saya search lagi di Twitter dan ketemu banyak akun yang mengatakan bahwa isu ini sebenarnya adalah HOAX saja, sampai akhirnya saya mendapatkan link di Kaskus yang merupakan artikel mirror dari postingan di Kompasiana sebelumnya menurut teman saya yang memberikannya via BBM, termasuk screenshot artikel tersebut di Kompasiana. Email tersebut dikirim pada tanggal 3 April 2014 pada pukul 11:07 malam, seperti tertera di screenshot yang saya terima.

Spoiler for screenshot:


Berbicara mengenai konten dan maksud email yang dikirim oleh akun ardhiansyah.bakrie@gmail.comtersebut, pesan yang disampaikan adalah berupa pertanyaan tentang iklan yang muncul di Viva.co.id di section headline yang merupakan editorial dan diklaim menampilkan iklan dengan pesan "Jokowi coblos no. 4". Kemudian diikuti dengan permintaan mengundurkan diri kepada pihak yang bertanggung jawab menayangkan "iklan" tersebut dan ditambahkan perintah untuk mengganti materi iklan tersebut dengan materi yang diattach di email tersebut. Terakhir disampaikan pesan bahwa email tersebut sengaja dikirimkan menggunakan Gmail diikuti kata-kata kemarahan dengan nada kasar.

Saya berpendapat bahwa isu ini sebenarnya adalah HOAX, setelah saya mencoba melakukan analisa berdasarkan fakta-fakta dan situasi yang ada:


Penggunaan Gmail
Email yang diklaim oleh publik dikirim oleh Ardhiansyah Bakrie menggunakan Gmail, dimana diklaim oleh "pengirim" email tersebut dengan alasan agar bisa mengirim file dengan ukuran besar.
Logikanya adalah, seperti kebanyakan email perusahaan yang membatasi ukuran file dalam attachment, sehingga minimalisasi ukuran attachment dilakukan, maka meskipun dikirim menggunakan akun email yang bisa membawa attachment besar, dapat dipastikan akan terjadi bounce (mental) alias email tidak akan sampai ke penerima.

Saya pernah bekerja di perusahaan media yang sifatnya adalah pemula, dan menurut pengalaman saya, setiap perusahaan media pasti sudah antisipasi ukuran mailbox email mereka sehingga bisa menerima file dengan ukuran besar. Hal ini terkait dengan aktifitas di media yang pasti sering terjadi tukar-menukar atau pengiriman file dalam ukuran besar terkait materi berita yang akan ditampilkan.


Bahasa yang Digunakan
Saya rasa semarah-marahnya seseorang yang berkedudukan tinggi dan terpandang seperti Ardhiansyah Bakrie, sangat kecil sekali peluangnya untuk menggunakan bahasa yang kasar seperti itu. Apalagi terkait permintaan untuk mengundurkan diri dari perusahaan, seharusnya menggunakan email perusahaan dan bersifat resmi.

Transkrip email yang dipublish juga berupa text yang sangat mudah untuk dimanipulasi. Siapapun dengan kemampuan teknis yang sedikit saja bisa membuat materi seperti di email tersebut.


Disebarkan oleh Akun Anonim
Saya coba telusuri di Kompasiana siapakah yang melakukan posting artikel tersebut dan mendapati bahwa akun tersebut baru dibuat pada hari Senin, 7 April 2014 kemarin dan bernama susiavivah.

Terlihat sekali bahwa memang akun tersebut sengaja dibuat untuk menyebarkan isu kemarahan Ardhiansyah Bakrie ini karena ditemukan juga di Kaskus, user yang melakukan publish artikel yang sama dengan username yang sama.
Tidak didapatkan informasi selanjutnya siapakah susiavivah ini, tinggal dimana, bekerja dimana dan siapakah keluarganya.

Kemudian, ketika saya coba search di Twitter terdapat ratusan akun Twitter yang melakukan posting yang identik dan melakukan mention kepada akun Twtitter @jokowi_do2, @Jokowi_ID dan @ardhibakrie dengan mencantumkan link ke sumber artikel di Kompasiana dengan URL Bitly yang sama.

Spoiler for twitter:


Artinya adalah bahwa artikel ini sengaja ditulis untuk disebarkan secara sistematis, bukan sekedar berisi curhatan seseorang saja. Akun Twitter dan Kompasiana dibuat dengan mendadak dan artikel yang ditulis kemudian disebarkan dengan Bot.


Motif Politik
Saya melihat bahwa sejak isu Teddy Bear yang digunakan untuk "menggosipkan" Aburizal Bakrie (ARB) beberapa waktu yang lalu, saya berpendapat bahwa isu Ardhie Bakrie murka ini adalah isu yang dibuat untuk menjatuhkan ARB (dan Partai Golkar mungkin) berkaitan dengan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 dan 9 Juli 2014 mendatang.

Video Teddy Bear tersebut sudah direkam bertahun-tahun yang lalu namun baru disebarkan menjelang Pilpres dan Pileg, you know what i mean lah.. Kemudian sekarang muncul lagi isu kemarahan Ardhie Bakrie menjelang Pileg yang tinggal kurang 1 hari lagi.

Hal ini tentunya akan mencoreng citra ARB sebagi Capres dan Partai Golkar sebagai partai politik yang mengusungnya, sehingga menyebabkan opini publik terhadap ARB dan Partai Golkar menjadi buruk yang berujung pada elektabilitas masing-masing.

Demikian pendapat saya, semoga bermanfaat..
0
6.8K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan