- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[PENCULIK BAYI TERTANGKAP] Coba Bunuh Diri Saat Penangkapan
TS
des.12
[PENCULIK BAYI TERTANGKAP] Coba Bunuh Diri Saat Penangkapan
KRONOLOGI
Quote:
KOMPAS.com — Bayi pasangan suami istri, Toni Manurung (26) dan Lasmaria Manulang (24), yang diculik pada Selasa (25/3/2014), ditemukan pada Jumat (28/3/2014) malam. Pelaku sempat mencoba bunuh diri saat penangkapan. Berikut ini kronologi penemuan kembali bayi Toni dan Lasmaria.
Bayi tersebut ditemukan di tempat kos yang ditempati DS (32) di Gang Sukawarna, Jalan Pasirkaliki, Kota Bandung, Jawa Barat. Petugas polisi mendatangi kos DS setelah mendapat informasi tentang seorang ibu membawa bayi.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Martinus Sitompul mengatakan, pelaku sempat berupaya kabur ketika didekati petugas yang mendatangi kosnya dengan berpakaian preman. "Beralasan hendak membeli sesuatu ke warung," ujar dia, Jumat malam.
Namun, lima menit berlalu, pelaku tak kunjung kembali ke kos. Petugas yang curiga langsung masuk ke kamar kos pelaku dan mendapati bayi yang diduga anak pasangan Toni dan Lasmaria di tempat tidur kos tersebut.
Tak berselang lama, petugas mendapat informasi bahwa pelaku melarikan diri ke jembatan layang Pasupati. Di sana, DS diduga mencoba mengakhiri hidup dengan melompat dari jembatan yang berketinggian sekitar 13 meter tersebut, tepat di atas Jalan HOS Cokroaminoto.
Percobaan bunuh diri itu gagal, tetapi DS mengalami luka parah, diduga patah tulang leher, dan dirawat di RSHS. "Pelaku saat ini dirawat di IGD Rumah Sakit Hasan Sadikin," ujar Martinus. Karena itu, pelaku belum dapat dimintai keterangan.
Bayi pasangan Toni dan Lasmaria diculik saat baru saja dilahirkan di ruang persalinan Alamanda, RSHS Bandung, Jawa Barat, Selasa malam. Kepala Satreskrim Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Polisi Nugroho Arianto mengatakan, sosok penculik tertangkap rekaman kamera pengawas (CCTV).
Nugroho mengatakan, pelaku adalah perempuan yang diduga menyamar menjadi petugas, yang figurnya tertangkap rekaman CCTV ketika berpura-pura menjadi perawat. "Ciri-cirinya pakai kerudung, memakai jas putih, dan berkacamata gitu," kata Nugroho saat dihubungi, Rabu (26/3/2014).
Kapolda Jawa Barat M Iriawan mengatakan, ciri-ciri DS sesuai dengan sosok dalam rekaman CCTV. Di kos DS juga ditemukan jas dokter berikut kacamata yang dipakai perempuan dalam rekaman kamera pengawas tersebut.
Saat ini bayi tersebut sudah dikembalikan kepada Toni dan Lasmaria. Sesaat setelah diserahkan oleh Kapolda Jawa Barat Irjen M Iriawan, Sabtu (29/3/2014) dini hari, bayi ini langsung mendapatkan nama. "Namanya Valencia Manulang," sebut Toni
Bayi tersebut ditemukan di tempat kos yang ditempati DS (32) di Gang Sukawarna, Jalan Pasirkaliki, Kota Bandung, Jawa Barat. Petugas polisi mendatangi kos DS setelah mendapat informasi tentang seorang ibu membawa bayi.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Martinus Sitompul mengatakan, pelaku sempat berupaya kabur ketika didekati petugas yang mendatangi kosnya dengan berpakaian preman. "Beralasan hendak membeli sesuatu ke warung," ujar dia, Jumat malam.
Namun, lima menit berlalu, pelaku tak kunjung kembali ke kos. Petugas yang curiga langsung masuk ke kamar kos pelaku dan mendapati bayi yang diduga anak pasangan Toni dan Lasmaria di tempat tidur kos tersebut.
Tak berselang lama, petugas mendapat informasi bahwa pelaku melarikan diri ke jembatan layang Pasupati. Di sana, DS diduga mencoba mengakhiri hidup dengan melompat dari jembatan yang berketinggian sekitar 13 meter tersebut, tepat di atas Jalan HOS Cokroaminoto.
Percobaan bunuh diri itu gagal, tetapi DS mengalami luka parah, diduga patah tulang leher, dan dirawat di RSHS. "Pelaku saat ini dirawat di IGD Rumah Sakit Hasan Sadikin," ujar Martinus. Karena itu, pelaku belum dapat dimintai keterangan.
Bayi pasangan Toni dan Lasmaria diculik saat baru saja dilahirkan di ruang persalinan Alamanda, RSHS Bandung, Jawa Barat, Selasa malam. Kepala Satreskrim Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Polisi Nugroho Arianto mengatakan, sosok penculik tertangkap rekaman kamera pengawas (CCTV).
Nugroho mengatakan, pelaku adalah perempuan yang diduga menyamar menjadi petugas, yang figurnya tertangkap rekaman CCTV ketika berpura-pura menjadi perawat. "Ciri-cirinya pakai kerudung, memakai jas putih, dan berkacamata gitu," kata Nugroho saat dihubungi, Rabu (26/3/2014).
Kapolda Jawa Barat M Iriawan mengatakan, ciri-ciri DS sesuai dengan sosok dalam rekaman CCTV. Di kos DS juga ditemukan jas dokter berikut kacamata yang dipakai perempuan dalam rekaman kamera pengawas tersebut.
Saat ini bayi tersebut sudah dikembalikan kepada Toni dan Lasmaria. Sesaat setelah diserahkan oleh Kapolda Jawa Barat Irjen M Iriawan, Sabtu (29/3/2014) dini hari, bayi ini langsung mendapatkan nama. "Namanya Valencia Manulang," sebut Toni
http://regional.kompas.com/read/2014...campaign=Khlwp
MOTIF PELAKU
Quote:
Sindonews.com - Pelaku penculikan bayi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, DS, ternyata memiliki motif tersendiri untuk melakukan tindak kejahatan.
Berdasarkan keterangan dari aparat kepolisian, DS melakukan aksi nekatnya karena ingin memiliki anak. DS pun berpura-pura hamil sebelum akhirnya melakukan aksi penculikan bayi.
"DS ini menikah SM sejak Juni 20013 lalu. SM ini suami keduanya, sedangkan dari suami pertama dia sudah memiliki anak," jelas Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul, Jumat 28 Maret 2014 malam.
Kendati demikian, DS selalu menutupi usia kehamilannya. Hingga akhirnya pada Selasa 25 Maret, atau di hari penculikan itu DS berpura-pura telah melahirkan di jalan tidak jauh dari tempat kostnya. SM yang saat itu tengah bekerja, memberi kabar 'bahagia' itu kepada orangtuanya NR.
Namun, saat NR mendatangi kostan DS, dia mendapati kejanggalan yakni bayi sudah dalam keadaan bersih bahkan DS sudah bisa melakukan aktivitas naik-turun tangga.
"Selama mendapatkan bayinya itu, DS merawat bayi Valencia (penculikan) itu dirawat dengan baik. Bahkan anak DS dari suaminya yang pertama itu sangat menyayanginya," katanya.
Meski demikian, pihak kepolisian hingga kini masih mendalami hal tersebut. Namun untuk sementara DS belum bisa dimintai keterangannya lantaran masih terbaring di IGD RSHS.
Berdasarkan keterangan dari aparat kepolisian, DS melakukan aksi nekatnya karena ingin memiliki anak. DS pun berpura-pura hamil sebelum akhirnya melakukan aksi penculikan bayi.
"DS ini menikah SM sejak Juni 20013 lalu. SM ini suami keduanya, sedangkan dari suami pertama dia sudah memiliki anak," jelas Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul, Jumat 28 Maret 2014 malam.
Kendati demikian, DS selalu menutupi usia kehamilannya. Hingga akhirnya pada Selasa 25 Maret, atau di hari penculikan itu DS berpura-pura telah melahirkan di jalan tidak jauh dari tempat kostnya. SM yang saat itu tengah bekerja, memberi kabar 'bahagia' itu kepada orangtuanya NR.
Namun, saat NR mendatangi kostan DS, dia mendapati kejanggalan yakni bayi sudah dalam keadaan bersih bahkan DS sudah bisa melakukan aktivitas naik-turun tangga.
"Selama mendapatkan bayinya itu, DS merawat bayi Valencia (penculikan) itu dirawat dengan baik. Bahkan anak DS dari suaminya yang pertama itu sangat menyayanginya," katanya.
Meski demikian, pihak kepolisian hingga kini masih mendalami hal tersebut. Namun untuk sementara DS belum bisa dimintai keterangannya lantaran masih terbaring di IGD RSHS.
http://daerah.sindonews.com/read/201...k-bayi-di-rshs
TERANCAM PASAL BERLAPIS
Quote:
GATRAnews - Polda Jawa Barat menyatakan bahwa Desi, 32 tahun, ibu rumah tangga dari Bandung yang diduga menculik bayi dari RSHS, terancam dikenakan pasal berlapis, jika polisi menetapkannya sebagai tersangka kasus penculikan bayi.
"Kita akan kenakan beberapa pasal dan undang-undang, seperti 328 KUHP," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Martinus Sitompul, saat dihubungi, pada Jumat malam (28/3).
Menurutnya, jika pihaknya telah mendapatkan dua alat bukti yang cukup untuk menetapkan perempuan yang saat ini mendapat perawatan intensi di RSHS kerena sejumlah luka yang dideritanya setelah meloncat dari jembatan layang Pasupati itu, bakal diancam pasal penculikan.
"Itu ada penculikan di situ, merampas kemerdekaan, UU Perlindungan Anak. Tentu kedua UU ini nanti kita akan terapkan kepada yang bersangkutan," tandasnya. Namun untuk menempuh itu, pihak kepolisian akan memeriksa Desi setelah dokter menyatakan kondisi kesehatannya pulih.
Untuk itu, pihaknya meminta pihak RSHS agar memberikan perawatan intensif agar kondisi kesehatan Desi segera pulih. Saat disinggung soal motif aksi penculikan bayi tersebut, Martinus mengatakan, bahwa pihaknya belum mengetahuinya karena belum bisa memeriksa Desi yang masih tergolek di rumah sakit.
Desi diduga berniat bunuh diri dengan cara meloncat dari jembatan layang yang tingginya sekitar 5-10 meter itu. "Kita tidak bisa menduga-duga, tidak bisa berandai-andai, kita tentu berdasarkan penyelidikan dan keterangan saksi maupun pelaku sendiri, apakah ini sindikasi, motif pribadi atau ada motif ekonomi, motif sosial dan sebagainya," papar Martinus.
Untuk mengusut kasus ini, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk suami Desi. "Suaminya sudah mengetahui dan sudah kita lakukan pemeriksan," pungkasnya. (IS)
"Kita akan kenakan beberapa pasal dan undang-undang, seperti 328 KUHP," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Martinus Sitompul, saat dihubungi, pada Jumat malam (28/3).
Menurutnya, jika pihaknya telah mendapatkan dua alat bukti yang cukup untuk menetapkan perempuan yang saat ini mendapat perawatan intensi di RSHS kerena sejumlah luka yang dideritanya setelah meloncat dari jembatan layang Pasupati itu, bakal diancam pasal penculikan.
"Itu ada penculikan di situ, merampas kemerdekaan, UU Perlindungan Anak. Tentu kedua UU ini nanti kita akan terapkan kepada yang bersangkutan," tandasnya. Namun untuk menempuh itu, pihak kepolisian akan memeriksa Desi setelah dokter menyatakan kondisi kesehatannya pulih.
Untuk itu, pihaknya meminta pihak RSHS agar memberikan perawatan intensif agar kondisi kesehatan Desi segera pulih. Saat disinggung soal motif aksi penculikan bayi tersebut, Martinus mengatakan, bahwa pihaknya belum mengetahuinya karena belum bisa memeriksa Desi yang masih tergolek di rumah sakit.
Desi diduga berniat bunuh diri dengan cara meloncat dari jembatan layang yang tingginya sekitar 5-10 meter itu. "Kita tidak bisa menduga-duga, tidak bisa berandai-andai, kita tentu berdasarkan penyelidikan dan keterangan saksi maupun pelaku sendiri, apakah ini sindikasi, motif pribadi atau ada motif ekonomi, motif sosial dan sebagainya," papar Martinus.
Untuk mengusut kasus ini, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk suami Desi. "Suaminya sudah mengetahui dan sudah kita lakukan pemeriksan," pungkasnya. (IS)
http://www.gatra.com/hukum-1/49845-p...-berlapis.html
pengen dapat anak kok nyulik bayi
kenapa gak ngajak nganu aja ma ane yak
pan bisa bikin anak sebanyak-banyaknya
Diubah oleh des.12 29-03-2014 04:10
0
4K
Kutip
19
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan