Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

basp022Avatar border
TS
basp022
Cagar Budaya Rumah Sinyal Stasiun Kota Akan Dibongkar PT KAI
WARTA KOTA, KOTA - Satu bangunan yang dahulu digunakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk rumah persinyalan di Stasiun Jakarta Kota, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (25/3) kondisinya sudah kosong dari alat mekanik pengaturan sinyal yang menggerakan kereta api. Oleh sebab itu, bangunan yang berada di sisi selatan Stasiun Jakarta Kota itu akan dibongkar untuk pembangunan peron turun naik penumpang.
Bangunan dua lantai, berdinding biru dengan sisi tengah tampak lebih menjorok layaknya bagian kepala ini memang terpisah dengan Stasiun Jakarta Kota. Dahulu rumah sinyal  dengan kode T2 ini menjadi jantung stasiun kereta mengatur lalu lintas kehadiran dan keberangkatan kereta dari luar Jakarta. "Sejak tahun 1990, sistem mekanik untuk pengaturan sinyal yang digunakan di rumah sinyal sudah tidak digunakan. Sekarangkan persunyalan sendiri sudah menggunakan elektrik," kata Kepala Humas PT KAI
 Daops 1, Agus Komarudin saat ditemui Warta Kota di Stasiun Jakarta Kota, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (25/3).
Namun, kini bangunan yang memilik tinggi sekitar 10 meter  dengan gaya Indisch menjadi saksi bisu bermacam jenis kereta api dan penumpangnya sudah tidak terawat lagi. Karena berada dekat peron jalur 12 Stasiun yang kerap disebut Stasiun Beos itu membuat harus dibongkar. Pantauan Warta Kota, bangunan dua lantai, berdinding biru dengan sisi tengah tampak lebih menjorok layaknya bagian kepala ini memang terpisah dengan Stasiun Jakarta Kota.
Pintu bangunan dengan konsep segidelapan dan beratap limas terlihat sepi. Hanya ada baju-baju serta handuk yang digantungkan di tempat itu. Tak hanya itu, ada beberapa karpet yang digelar untuk orang beristirahat. Rencananya, manajemen PT KAI
 Daops 1 Jakarta merobohkan separuh bangunan ini. Sebagian bangunan akan diubah menjadi peron penumpang kereta rel listrik (KRL) rute Jakarta Kota-Depok-Bogor. Padahal bangunan berusia 84 tahun ini masuk kategori bangunan cagar budaya.
"Kami sudah melakukan permohonan kepada pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Februari 2014 lalu. Sebenarnya berdasarkan Undang-undang 11 tahun 2010 tentang cagar budaya memang melarang. Tapi, satu sisi kita ingin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," kata Agus. Untuk peron di jalur 12 Stasiun Beos sendiri saat ini memiliki panjang sekitar 200 meter. Itupun sudah dimajukan dengan menghancurkan bangunan untuk taman. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah naik turun penumpang yang menaiki kereta yang dalam satu rangkaian memiliki 10 kereta. Rencananya akan diperpanjang hingga 250 meter. Letak jalur 12 sendiri agar berbelok dan berpapasan dengan rumah sinyal. "Jadi kita berencana memperpanjang peron untuk akses naik turun penumpang di jalur 12. Karena KRL seri 205 yang baru memiliki 10 kereta," katanya.
Sementara itu kondisi Stasiun Jakarta Kota Beos yang awalnya bernama Batavia Zuid (Stasiun Batavia Selatan), dibangun sekitar tahun 1870 masih tetap asli seperti ketika dibangun. Bangunan hasil renovasi tahun 1926 di bawah pengawasan arsitek Frans Johan Louwrens Ghijsels melayani beberapa perjalanan kereta keluar kota seperti Gaya Baru Malam, Serayu, Gumarang, dan Tegal Arum, Argo Parahyangan, New Argo Jati, serta KRL jurusan Bogor-Depok-Bekasi-Jakarta.
Pada tanggal 8 Oktober 1929, Stasiun Jakarta Kota ini diresmikan Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, jhr A.C.D. de Graeff. Hingga kini bangunan tersebut dijadikan sebagai cagar budaya melalui surat keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993.

sumber : http://wartakota.tribunnews.com/2014...bongkar-pt-kai

emoticon-Ngakakemoticon-Ngakak
share ijo2 ya ya gan...emoticon-Sundul Upemoticon-Sundul Up
0
1.1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan