titin.novelaAvatar border
TS
titin.novela
Malam Dijemput Polisi, Pagi Jadi Mayat

Aksi salah tangkap dan kesadisan cara aparat kepolisian saat menginterogasi, kembali terungkap.

Termutakhir, Achmad Khusaeri, warga Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menjadi korban salah tangkap sekaligus kekejaman yang dilakukan anggota kepolisian setempat.

Kepala urusan (Kaur) Dusun Benculuk Kulon, Desa Cuban Joyo, Kecamatan Kejayan, itu ditangkap oleh 15 anggota Polres Pasuruan yang berpakaian preman, Senin (20/1/2013) tanpa alasan dan surat penangkapan.

Ironisnya, kurang dari 24 jam dari penangkapan itu, sang korban dipulangkan kepada keluarganya sudah menjadi mayat.

"Suami saya (Khusaeri) dituduh menjadi dalang perampokan di desa tetangga. Dia dijemput 15 polisi berpakaian preman. Besoknya, dia dipulangkan sudah menjadi mayat," kata Su'udah, istri Khusaeri, di Redaksi Kompas Tv, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Su'udah menceritakan, sang suami "dijemput" oleh 15 polisi berpakaian preman pada Senin malam, sekitar pukul 22.30 WIB.

Khusaeri, diambil secara paksa oleh belasan polisi tersebut tanpa menunjukkan surat perintah penahanan.

Bahkan, kata Su'udah, suaminya sempat dipukuli dan diseret oleh polisi sebelum dimasukkan ke dalam mobil.

"Kata polisi malam itu, 'kamu ingat muka saya, silakan tuntut polisi, kami tidak takut'. Saya tak sendiri ketika itu, tapi ada saksi lain," tuturnya, menirukan perkataan seorang dari 15 polisi tersebut.

Keesokannya, Selasa (21/3/2014) menjelang magrib, polisi memulangkan suaminya memakai ambulans RS Bhayangkara, tapi dalam kondisi sudah menjadi mayat.

"Dia meninggal ditembak di tulang rusuk belakang bagian kanan yang tembus hingga dada bagian kiri depan. Betis kaki kanannya juga ditembak. Wajahnya juga babak belur dipukuli," terangnya.

Padahal, Su'udah berani memastikan, Khusaeri tak terlibat perampokan seperti yang dituduhkan tersebut. Ia juga meyakini, sang suami tak pernah terlibat kejahatan apa pun.

Selain menjadi aparat desa, kata dia, suaminya bekerja sebagai petugas keamanan (satpam) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Saya sudah mengadukan hal ini ke Polres Pasuruan, dan Propam Polda Jawa Timur. Tapi hingga kekinian, tidak ada tindaklanjutnya. Karenanya, saya beserta keluarga memutuskan untuk mengadu ke Mabes Polri," tuturnya.

http://www.tribunnews.com/regional/2...olres-pasuruan
0
13.2K
162
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan