Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

..121212..Avatar border
TS
..121212..
Ada Bom Waktu di Wonosobo dan Temanggung – Jawa Tengah


Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang terindah. Baik itu alam lautnya atau di daratannya dari setiap pulau besar maupun kecil yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Begitu pula Indonesia kaya akan gunung-gunungnya yang menjulang tinggi.
Berbicara soal keberadaan gunung di Indonesia, ternyata Indonesia juga paling kaya jumlah gunungnya di dunia, terutama gunung-gunungnya yang masih terbilang aktif, gunung berapi. Dan Indonesia memang lebih didominasi oleh gunung api yang terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.
Beberapa gunung api terkenal karena letusannya, misalnya Krakatau, yang letusannya berdampak secara global pada tahun 1883, letusan supervulkan Danau Toba yang diperkirakan terjadi 74.000 tahun sebelum sekarang yang menyebabkan terjadinya musim dingin vulkan selama enam tahun,dan Gunung Tambora dengan letusan paling hebat yang pernah tercatat dalam sejarah pada tahun 1815.
Sementara itu gunung berapi yang paling aktif di Indonesia adalah Kelut dan Merapi di Pulau Jawa, yang bertanggung jawab atas ribuan kematian akibat letusannya di wilayah tersebut. Sejak tahun 1000 M, Kelut telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI),sedangkan Merapi telah meletus lebih dari 80 kali. Asosiasi Internasional Vulkanologi dan Kimia Interior Bumi menobatkan Merapi sebagai Gunung Api Dekade Ini sejak tahun 1995 karena aktivitas vulkaniknya yang sangat tinggi.
Akan tetapi dibalik semua itu justru masih ada satu gunung berapi yang sangat misteri kondisinya di Pulau Jawa, tepatnya berada di perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung, yaitu Gunung Sindoro.

Gunung Sindoro dan Sumbing merupakan dua gunung yang letaknya berdekatan, serta memiliki bentuk dan tinggi yang hampir sama. Tinggi Gunung Sumbing sekitar 3.340 m dpl dari permukaan laut, sedikit lebih tinggi dari pada Sindoro 3.155 m dpl.
Akan tetapi Gunung Sindoro merupakan salah satu gunung yang masih terbilang aktif (gunung berapi) dan merupakan salah satu gunung yang menjadi satu-satunya gunung boom waktu untuk kedua wilayah kabupaten yang membatasinya, Wonosobo dan Temanggung.
Gunung ini bisa saja sewaktu-waktu meletus tanpa bisa di deteksi, karena sepintas Gunung Sindoro seperti gunung yang tidak beraktif, padahal di gunung tersebut ternyata terdapat Kawah yang disertai jurang dapat ditemukan di sisi barat laut ke selatan gunung, dan yang terbesar disebut Kembang. Sebuah kubah lava kecil menempati puncak gunung berapi.
Apabila sewaktu-waktu terjadi letusan pada Gunung Sindoro, maka kita tidak bisa membayangkan berapa banyak jumlah penduduk yang menjadi korbannya, sementara itu hingga sampai saat ini jumlah penduduk yang tercatat menempati di sekitar kaki Gunung Sindoro lebih dari 100-san ribu jiwa yang terbagi di dua kabupaten yang membatasi gunug tersebut.
Dan sampai saat ini kita masih belum mengetahui sejarah Gunung Sindoro pernah meletus. Akan tetapi berdasarkan catatan dari sejarah gunung-gunung beraktif di Indonesia, Gunung Sindoro pernah meletus di sekitar abad 19, antara tahun 1818, 1882, 1883, dan tahun 1887. Kemudian di abad 20 Gunung Sindoro mulai kembali melakukan aktifitasnya yang terbilang bahaya, meletus sekitar tahun 1902, 1903 dan berakhir di tahun 1906.
Kemudian berselang 2 tahun Gunung Sindoro beristirahat dari letusannya, di tahun 1908 (10 Februari 1908) dan tahun 1910 (bulan Januari 1910) kembali Gunung Sindoro terjadi peningkatan aktivitas vulkanik. Lalu di tahun 1970, Gunung Sindoro setelah mengalami istirahatnya tidak menampakan tanda-tanda aktfitasnya kembali beraktif, akhirnya terdapat lagi kenaikan aktivitas vulkanik tanpa menghasilkan suatu letusan.
Selanjutnya di abad 21 ini, Gunung Sindoro sempat kembali menghawatirkan banyak jiwa disekitarnya, termasuk membuat panik kedua pemerintahan daerah, kabupaten Wonosobo dan Temanggung, yaitu pada bulan November 2011 kembali semburan asap solfatara di beberapa tempat pada dinding dan dasar kawah utama. Aktivitas kegempaan juga mengalami peningkatan sejak bulan November 2011.
Lalu di bulan Desember 2011 PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) meningkatkan status Gunung Sindoro dari Aktif Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II), terhitung mulai 5 Desember 2011 pukul 20.00 WIB.

Peningkatan aktivitas Gunung Sindoro teramati dengan meningkatnya aktivitas kegempaan dan visual, terutama Gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal. Gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal mulai meningkat bulan November 2011, dan cenderung mengalami peningkatan hingga Desember 2011.
Dan dari Hasil dua kali pengamatan visual dan pengukuran suhu di kawah puncak pada beberapa titik di sekitar kawah, yaitu tanggal 26 November 2011, dan 2 Desember 2011, menunjukkan adanya kepulan asap dari fumarol dengan temperatur rata-rata sebesar 75 °C pada 26 Oktober, dan 95 °C pada 2 November. Pada tanggal 2 November tinggi asap fumarol sudah melewati bibir kawah gunung (sekitar beberapa puluh meter) dengan tekanan asap lemah-sedang. Akan tetapi pada tanggal 30 Maret 2012, Gunung Sindoro terjadi berulangkali semburan asap solfatara di beberapa tempat pada dinding dan dasar kawah utamanya hingga sekarang, walau terbilang kecil, namun membahayakan.
Gunung Sindoro dipandang oleh para ahli mempunya potensi letusan yang sangat dasyat dan bisa mendatangkan dampak berat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Sindoro. Kalau melihat data yang ada, memang dulu Gunung Sindoro pernah meletus, tetapi hanya dalam kategori letusan freatik, atau jenis letusan gunung dalam bentuk abu dan asap yang berada di sekitar kawah. Untuk mencegah meletusnya pada Gunung Sindoro, maka para ahli terus mengumpulkan data dan memantau perkembangan seismik dari waktu ke waktu.
Maka hal tersebut sangat penting untuk dijadikan sebagai pondasi dalam membentuk prediksi meletusnya Gunung Sindoro. Dan masyarakat yang tinggal disekeliling Gunung Sindoro tentu tak pernah menginginkan terjadinya letusan tersebut, sebab mereka tak mau menjadi korban dari gunung meletus yang pernah terjadi pada Gunung Sinabung dan Gunung Kelud beberapa waktu lalu.
Memang jika melihat riwayat sejarah Gunung Sindoro di masa lalu belum pernah membuat bencana dengan letusan besar, namun demikian bukan berarti kemungkinan terjadinya letusan Gunung Sindoro tidak ada, besar kemungkinan letusan Gunung Sindoro bisa lebih dasyat dari letusan Gunung Sinabung dan Gunung Kelud. Dan diperkirakan oleh para ahli gunung berapi, apabila Gunung Sindoro meletus maka besar kemungkinan puncak Gunung Sindoro akan terangkat kuat dengan adanya dororongan vulkanik yang lebih kuat didalamnya. Karena puncak kawah yang ada saat ini kecil dan sekitarnya mulai tertutup material kawah yang membeku dan membentuk dinding vulkani beku.
Keberadaan Gunung Sindoro sampai saat ini semestinya tetap menjadi pantauan serius oleh kedua pemerintahan daerah, yaitu pemerintah kabupaten Wonosobo dan kabupaten Temanggung. Mengingat Gunung Sindoro adalah salah satu gunung berapi yang sifatnya bagaikan boom waktu siap meledak dasyat menimpa kedua kabupaten tersebut sewaktu-waktu tidak terdeteksi.

Sumber: http://m.kompasiana.com/post/read/63...wa-tengah.html

video kondisi gunung Sindoro terkini gan...


Nampak Kepulan Asap keluar Dari Puncak Gunung Sindoro, Semoga Kedepannya Tidak Terjadi apa-apa Dengan Gunung Sumbing Maupun Sindoro... Aamiin
0
3.2K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan