Upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines yang menghilang di perairan Laut China Selatan hingga kini masih belum menemui titik terang. Bahkan untuk melakukan pencarian terhadap pesawat dengan nomor penerbangan MH 370 tersebut, Indonesia mengerahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan mengirimkan 5 kapal perang dan satu pesawat pengintai milik TNI AL.
Kapal-kapal Indonesia ini akan fokus melakukan pencarian di Selat Malaka dan daerah peraian yang mendakati wilayah Indonesia. Nantinya, tim dari Indonesia akan berkoordinasi dengan otoritas Malaysia. Pencarian sudah dilakukan sejak pesawat Malaysia Airlines hilang Sabtu (8/3) lalu.
Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, dalam musibah seperti ini, negara mana pun termasuk Indonesia wajib untuk membantu.
"Intinya mereka meminta dukungan kepada kita untuk pencarian dan pertolongan. TNI merespons dengan baik dan segera deploy (menyebar) untuk perbantuan SAR tersebut," ujar Djoko di Gedung PTIK, Jakarta, Senin, (10/3).
1. 5 Kapal perang milik TNI AL dikerahkan
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut mengirim lima kapal perang dan satu helikopter untuk mencari pesawat Malaysia Airlines (MAS). Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio mengatakan, semua kapal perang yang dikerahkan akan bergabung dalam Komando Armada Indonesia Kawasan Barat Tentara Laut Indonesia.
"Saya sudah berhubungan dengan Panglima Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) Tan Sri Abdul Aziz Jaafar. Mereka (TLDM) minta kita bantu mencari pesawat MAS yang dilaporkan tidak dapat dihubungi itu," kata Marsetio.
Marsetio menambahkan, kapal perang yang dikerahkan sedang mengawal perairan, sementara lainnya memang diarahkan untuk melakukan pencarian.
"Kami kerahkan kekuatan agar misi pencarian ini dapat menunjukkan hasil. Kami juga sentiasa berhubung dengan rekan antarabangsa dalam misi ini," katanya.
2. TNI AL geser kapal perang ke Selat Malaka
Komando Armada Timur (Koarmatim) TNI AL di Surabaya mengirim lima kapal perang untuk mencari pesawat Malaysia Airlines yang hilang. Dua dari lima unit kapal kapal itu, saat ini masih dalam perjalanan menuju lokasi Selat Malaka bagian barat atau di sekitar Penang Malaysia, sedangkan dua lainnya sudah tiba di Penang, Malaysia.
"Ditempatkannya pasukan dari Indonesia di Selat Malaka ini disebabkan, berdasarkan pantauan radar Angkatan Udara Malaysia, pesawat Malaysia Airlines itu belok 332 derajat mengarah ke barat laut. Dan jika dihitung sesuai jarak dan waktu, serta kecepatan pesawat, maka areanya kurang lebih di Pulau Penang Malaysia, atau di sekitar perairan Selat Malaka," kata Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Marsetio, di Surabaya, Senin (10/3).
Apalagi, masih menurut dia, lokasi tersebut, jaraknya lebih dekat dengan wilayah Medan, Indonesia, ketimbang dengan Kuala Lumpur Malaysia.
"Secara kebetulan, kapal-kapal korvet Indonesia sedang latihan di sekitar Selat Malaka, sehingga ketika ada perintah, langsung tiba di lokasi Penang, lebih cepat dari kapal-kapal lain yang ikut diberangkatkan untuk misi pencarian pesawat." tandasnya.
3. Cari pesawat, KRI bebas masuk perairan Malaysia
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut mengirim lima kapal perang dan satu helikopter untuk mencari pesawat Malaysia Airlines (MAS). Pesawat berpenumpang 239 itu hilang dalam penerbangan ke Beijing. Untuk melakukan pencarian, oleh pihak Pemerintah Malaysia, kapal Indonesia memang dibebaskan untuk masuk ke wilayahnya, sebagai upaya bantuan.
"Sesuai prosedur, bantuan tim pencarian, dilakukan selama tujuh hari, terhitung sejak Minggu kemarin. Dan sesuai kesepakatan, untuk memberi bantuan, memang diharuskan bagi setiap negara, karena tidak ada satu pun negara yang bisa menangani bencana seperti ini secara sendiri," Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio
Untuk diketahui, pesawat tersebut hilang kontak pascadua jam mengudara dari Bandara Kuala Lumpur International Airport menuju Beijing. Pesawat lepas landas dari KLIA pukul 01.20 waktu Malaysia, Sabtu (8/3).
Pesawat tersebut mengangkut 239 penumpang dan awak pesawat. Tujuh penumpang di antaranya warga Indonesia, antara lain Ferry Indra Suadaya (42), Herry Indra Suadaya (35), Lo Sugianto (47), Firman Chandra Siregar (25), Indrasuria Tanurisam (57), Chynthyatio Vinny (47) dan Willysurijanto Wang (53).
4. Indonesia kirim pesawat patroli TNI AU
Untuk membantu pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang hilang kontak dalam penerbangan Kuala Lumpur - Beijing. TNI AU telah memberangkatkan satu pesawat pencari dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Soewondo di Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Selain itu, Menkopolhukam Djoko Suyanto mengaku sudah menggerakan? 5 KRI dan 1 pesawat Angkatan Laut (AL), yang terus berupaya mencari keberadaan pesawat tersebut.
"Hari ini juga menyusul Pesawat Angkatan Udara Boeing Patroli Maritim. Kalau masih kurang, 2 kapal lagi dari Basarnas untuk bersama-sama mencari bantuan dan pertolongan," ujar Djoko di Gedung PTIK, Jakarta, Senin, (10/3).
Djoko menambahkan, pemerintah Indonesia melalui Panglima TNI, KASAL dan KASAU telah berkoordinasi dengan otoritas Malaysia.
"Mereka tiap tahun sudah ada latihan bersama sehingga bisa lebih mudah, koordinasinya dan komunikasi," ucap dia.
5. Panglima TNI ubah operasi pencarian pesawat MH-370
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/res...h-370-rev3.jpg
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengungkapkan ada perubahan dalam operasi pencarian pesawat Malaysia Airlines. Moeldoko mengaku menggabungkan operasi laut dan udara.
"Ada sedikit perubahan dalam operasi. Sebelumnya operasi laut dan udara dilakukan secara terpisah sekarang saya lakukan perubahan Armabar Panglima operasi gabungan sedangkan kawasan lain Armatimur komando operasi gabungan. AU itu bagian operasi," ujar Moeldoko di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/3).
Operasi pencarian pesawat ini merupakan operasi terbesar. Kapal-kapal Indonesia ini akan fokus melakukan pencarian di Selat Malaka. Malaysia sudah mengerahkan semua aset AL dan AU. Bantuan dari banyak negara juga diperoleh. Pencarian sudah dilakukan sejak pesawat Malaysia Airlines hilang pada Sabtu (8/3) lalu.
traffic dikaskus makin padat aj y...