saintzackAvatar border
TS
saintzack
Dia bicara indonesia [Andre Vltchek], Negara yang Telah Dimakamkan !!
selamat sore gans,
ane udah lama ga bikin thread,
di rate bintang lima dulu gans !! biar banyak yang tau

berikut petikan dari tulisan Andre Vltchek tentang indonesia. bagi yang ingin mengetahui kebusukan Amerika dan Sekutunya, silahkan diteruskan baca sampai akhir :
"Sekarang Indonesia adalah budak, tempat memuakkan, korup, baik secara finansial maupun moral. Penduduknya hanya hidup untuk menyediakan perusahaan-perusahaan multi- nasional dan ' elit ' lokal bahan baku, dan tenaga kerja berpendidikan rendah berkualitas murah. Inilah persisnya yang diinginkan Barat untuk mengubah Venezuela jadi Indonesia (versi) Amerika Latin, atau bahkan lebih menakutkan lagi, Amerika Latin versi horor Afrika--Republik Demokratik Kongo"

kali ini ane akan menjelaskan tentang kondisi negara Venezuela yang tengah dicabik-cabik amerika dan sekutunya lewat demonstran bayaran, persis seperti yang terjadi di libya yang telah diruntuhkan dan suriah yang "tengah" diruntuhkan.

sebelum dibaca perlu diketahui dahulu siapa "Andre Vltchek", ia adalah seorang naturalisasi Amerika yang lahir di Leningrad [kini saint petersburg], ia dikenal sebagai jurnalis independen, sastrawan dan banyak menulis tentang konflik perang di seluruh dunia.

IT - Mereka sedang bersiap menjahit gaun pemakamanmu, Venezuela. Mereka sekarang siap menyambutmu kembali ke dunia yang telah dijinakkan, negara-negara yang hancur dan sepenuhnya tunduk pada kepentingan politik dan ekonomi Barat (Indonesia, Filipina, Paraguay, Uganda, Kenya, Qatar, Bahrain, dan hampir seluruh Eropa Timur. Terlalu banyak tempat-tempat seperti itu)--mustahil menyebutkan semuanya.

Mereka menginginkanmu kembali dalam pelukan mematikannya, mereka menginginkanmu korup dan putusasa, sebagaimana dirimu sebelum "Revolusi Bolivar".

Mereka menginginkanmu jadi eksportir minyak utama, tapi dengan semua daerah kumuh mengerikan yang bergelantungan, seperti mimpi buruk tiada henti, terhadap kota-kotamu. Mereka ingin para elit dan petinggi militermu berbicara bahasa Inggris, bermain golf, menyetir mobil mewah, dan melakukan pengkhianatan demi pengkhianatan, sebagaimana mereka dimanfaatkan untuk berkhianat selama puluhan tahun, sebelum pendahulumu yang pemberani, Presiden Hugo Chavez, mulai melayani dan secara harfiah menyelamatkan masyarakat miskin, di Venezuela dan di seluruh Amerika Latin.

Mereka yang berencana menghancurkanmu, mereka yang termasuk dalam apa yang disebut 'oposisi', di kepala mereka, sudah membagi-bagi dirimu, mereka membelah-belah tubuh indahmu--berebut bagian mana yang harus diambil di mana dan oleh siapa. Mereka berdebat tentang mana kepinganmu yang harus tinggal di rumah, dan apa yang harus dibawa ke luar negeri....

Mereka ingin semuanya... Mereka ingin impianmu, yang diimpikan hampir semua orang--mimpi semua orang di seluruh dunia, orang-orang tertindas, dan dilecehkan, selama berabad-abad, sampai hari ini. Mereka ingin merebut impianmu dan menginjak-injak, mengotori, meludahi, dan menghancurkannya. Tapi itu belum seberapa; masih ada yang lebih dari itu. Kau dicintai dan dikagumi, dan karenanya kau akan dibela. Dengan segala cara--kami yang mencintaimu tidak akan bersikap lunak, kami tidak akan menegosiasikan harganya!

***

Aku bukan warga Venezuela. Aku berharap sebaliknya, meski tak bisa. Tapi aku berjuang untuk Venezuela, dengan caraku sendiri, lewat laporan dan pidatoku, film dan buku-bukuku. Aku berjuang sejak Hugo Chavez jadi Presiden, "Presidenku." Dan aku bangga bahwa aku berjuang. Dan sekarang, saat Venezuela sekali lagi diserang setan, aku ingin berdiri tegak di sisinya, di sisi Revolusinya, di sisi El Processo, dan Presiden besarnya--baik Chavez maupun Maduro!

Ingin kuteriakan keras-keras, carajo: Aku tidak peduli paspor apa... di sakuku, tapi kini Caracas ibukotaku, dan Caracas sedang kita bela... Karena di Caracas, kita akan berjuang untuk Havana, Harare, dan Johannesburg, untuk Kairo dan Kalkuta, bagi bangsa-bangsa gugusan kecil di Samudera Pasifik, untuk Hanoi, Beijing, dan bahkan untuk Moskow, Asmara, La Paz, Valparaiso, Quito, Managua, dan begitu banyak tempat independen lain, tempat mencintai kebebasan di dunia yang indah ini.

Kekerasan yang dilakukan orang-orang yang disebut 'demonstran' di Caracas harus dihentikan, segera, dan jika perlu , dengan kekerasan. 'Oposisi' dibayar dari luar negeri, sebagaimana yang juga dibayar di masa lalu dan sekarang, di China, Eropa Timur, Suriah, Ukraina, dan di Thailand; seperti yang dibayar di tempat lain di dunia, di mana Barat tidak mampu dengan mudah melucuti negara-negara yang 'memberontak' terhadap orang-orang kaya mereka....

Saat Anda merenungkan langkah selanjutnya, Bapak Presiden Nicolas Maduro, saat Venezuela sekali lagi berdarah-darah, saat tak satu pun dari kami yang tahu apa yang terjadi esok hari, aku meninggalkan Indonesia... Kamerad Presiden Maduro. Indonesia adalah negara yang tentangnya aku tulis sebuah buku dan film, termasuk film terakhir untuk TeleSur.


Di sini juga, Barat tidak menyukai kemajuan Presiden Sukarno, yang biasa berteriak di depan wajah Duta Besar AS, "Persetan dengan bantuanmu." Soekarno salah satu pendiri Gerakan Non-Blok. Beberapa pihak menyebutnya Chavez Asia.... Dan pada 1965, Barat bekerjasama dengan kader militer dan agama setempat, memasok mereka daftar orang-orang "yang harus dibunuh". Yang terjadi selanjutnya adalah salah satu kudeta paling berdarah dalam sejarah manusia: sekitar satu hingga tiga juta Komunis, intelektual, serikat buruh, guru, dan orang-orang yang termasuk kaum minoritas Tionghoa, dibantai. Budaya hancur. Tulang punggung negara rusak... sampai sekarang. Mengerikan, benar-benar mengerikan!

Sekarang Indonesia adalah budak, tempat memuakkan, korup, baik secara finansial maupun moral. Penduduknya hanya hidup untuk menyediakan perusahaan-perusahaan multi- nasional dan ' elit ' lokal bahan baku, dan tenaga kerja berpendidikan rendah berkualitas murah. Inilah persisnya yang diinginkan Barat untuk mengubah Venezuela jadi Indonesia (versi) Amerika Latin, atau bahkan lebih menakutkan lagi, Amerika Latin versi horor Afrika--Republik Demokratik Kongo.

Venezuela harus melawan! Ini pengepungan dan Anda terpilih secara demokratis, Bapak Presiden. Anda punya mandat, dan kewajiban untuk membela rakyat Anda. Allende, Sukarno, dan lain-lain, jatuh, dan negara-negara mereka juga ikut jatuh....

Sebagai koresponden perang... yang sedang mencari kebenaran di semua benua, menulis tentang kota dan bangsa paling hancur, saya berhasil menyerap begitu banyak rasa sakit dan penderitaan... "Jangan biarkan ini terjadi pada Venezuela." Sekarang Venezuela begitu tinggi, mungkin berada paling atas, dalam daftar sasaran gaya mafia Barat. Bapak Presiden, negara--Venezuela--lebih dari sekadar tempat indah yang dihuni para pemberani. Ia juga simbol harapan, dan seperti pernah dikatakan Eduardo Galeano pada saya di Montevideo, "Merebut harapan lebih buruk dari membunuh seseorang."

Jangan biarkan mereka rebut harapan ini: harapan rakyat Venezuela, dan harapan jutaan manusia di seluruh dunia. Jika Anda harus berjuang, berjuanglah! Kami akan bergabung dengan Anda; banyak dari kami akan bergabung. Karena apa yang telah dimulai pendahulu dan teman Anda, Hugo Chavez, adalah apa yang diinginkan dan diimpikan miliaran manusia di seluruh dunia.

Venezuela, Venezuela, dan Venezuelaku, membagikan buku gratis bagi masyarakat miskin, layanan kesehatan gratis, pendidikan, dan perumahan bagi semua orang yang miskin. Bukan semacam derma, tapi sebagai sesuatu yang mereka memang layak, berhak untuk itu. Venezuela membangun mobil kabel, perpustakaan, dan pos perawatan anak untuk membantu ibu yang bekerja.... Venezuela terdidik dan menginspirasi beberapa musisi terbesar di muka bumi; berdiri melawan imperialisme; mendefinisi ulang, bersama Kuba, apa itu 'kasih' dan apa itu 'berani'.

Kini Venezuela kami tak akan gagal. Tak akan jatuh. Terlalu besar, terlalu penting. Mungkin, kelangsungan hidup umat manusia bergantung pada kelangsungan hidup Venezuela dan negara-negara yang berhubungan dengannya. Setelah Hugo Chavez wafat, atau seperti dipercaya banyak orang, dibunuh dengan darah dingin, saya mengunjungi TeleSur di Caracas. Di pusat kota, terpampang foto Chavez, berkeringat, jelas-jelas menderita akibat kemoterapi, tapi tinjunya terkepal, "Di sini, tak seorang pun menyerah."

Tak jauh dari situ, poster lain hanya menampilkan percikan darah dengan latar belakang berwarna putih. 'Chavez dari hatinya', terbaca seperti itu. Chavez mendukung Maduro secara anumerta. Presiden Maduro, mari kita bela Venezuela kita! Izinkan kami tidak membiarkan revolusi ini gagal. Mari kita lakukan dengan nalar dan kekuatan! Mari kita lakukan demi setiap dusun kecil yang dihancurkan drone, untuk anak-anak yang tewas akibat uranium, untuk ' Kuba 5 , untuk mereka yang wafat akibat horor imperialisme modern di Kongo, Angola, Vietnam, Laos, Indonesia, Irak, Libya, Chile, dan puluhan negara hancur lainnya.

Mari kita bela Venezuela demi kemanusiaan... Kali ini, mari kita pastikan bahwa kekuatan fasis tidak akan dibiarkan seenaknya melenggang! (IT/CP/rj)

sumur : islamtimes.org

yang berkenan minta cendolnya dong gansemoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)

komen agans
Spoiler for komen agans:
Diubah oleh saintzack 24-02-2014 12:02
0
9.3K
84
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan