Sehabis delanda ujan abu,, tadi jam 12 an, jogja dilanda ujan sehingga mengakibatkan banjir lumpur..
Jogja sejak 14 februari hingga sekarang mirip kota mati atau reruntuhan nekropolis.. siang seperti malam , malam terasa mencengkam..
Kondisi seperti inilah harusnya menjadi tantangan pemimpin2 jogja baik dari pemerintah maupun partai politik. Namun kenyataannya,, nol besar,, sejak tanggal 14 februari kemarin tidak ada satupun gerakan yang nyata dan masif membersihkan debu2 vulkanik di jogja.padahal ini lebih parah ketimbang hujan abu pas waktu merapi.
Bupati gunung kidul sudah menginstruksikan bahwa hari senin besok adalah hari bersih2,, semua pns disemua kalangan diwajibkan membersihkan debu2 vulkanik dan menyiapkan beberapa truk tangki.
Sementara di kota jogja yang dahulunya adalah kota ternyaman di indonesia,, walikotanya seperti ninja,, ngilang terusss.. hingga sekarang tak ada arahan yang jelas . Banyak warga jogja menyesalkan walikota ini,, bukan menambah kenyamanan jogja, si wali ini malah semakin mempersempit kota jogja dengan pembangunan hotel yang masif, menghapuskan instruksi bersepeda pns, menggantungkan nasib klub kebanggaan kota jogja, dan menelantarkan pohon2 dan tanaman disepanjang jalan. Bahkan 3 bulan yang lalu, dia blusukan ke rumah sakit dan bersalaman dengan pasien rumah sakit, malah ditanya oleh pasiennya "jenengan niku sinten?"(anda ini siapa). Hal itu lumrah ,karena pak wali itu geje terus program2nya
Tanyalah kepada warga jogja? Apakah mereka bangga punya walikota yang kek gini