Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zizizaaAvatar border
TS
zizizaa
ternyata orang jepang keturunan yahudi gan
Israel Datang ke Jepang
Oleh: Arimasa Kubo

Upacara tradisional di Jepang bisa jadi merupakan jejak bahwa Yahudi dan 10 Suku Hilang Israel datang ke Jepang kuno.

Quote:


Quote:


Festival di Jepang yang Mengilustrasikan Kisah Ishaq
Di prefektur Nagano, Jepang, terdapat sebuah kuil besar Shinto bernama “Suwa-Taisha” (Shinto adalah agama tradisional khas Jepang). Setiap tanggal 15 April, di Suwa-Taisha diadakan festival tradisional bernama “Ontohsai”. Festival ini mengilustrasikan kisah Ishaq dalam bab 22 Genesis, Bibel, yaitu, kisah mengenai Ibrahim yang hendak mengorbankan putranya sendiri, Ishaq. Festival “Ontohsai” diselenggarakan sejak zaman dahulu kala dan dianggap sebagai festival terpenting di “Suwa-Taisha”.

Quote:


Di sebelah kuil “Suwa-Taisha”, ada sebuah gunung bernama Gunung Moriya (dalam bahasa Jepang disebut “Moriya-san”). Penduduk di area Suwa memanggil dewa Gunung Moriya dengan sebutan “Moriya no kami”, yang berarti “dewa Moriya”. Pada festival tersebut, seorang anak laki-laki diikatkan dengan tali pada sebuah pilar kayu, lalu ditempatkan di atas tikar bambu. Seorang pendeta Shinto menghampiri sang anak sambil menyiapkan sebilah pisau, namun kemudian seorang pembawa pesan/messenger (pendeta lainnya) datang, dan anak laki-laki tersebut dibebaskan. Ini mengingatkan kita pada kisah ketika Ishaq dibebaskan setelah malaikat datang pada Ibrahim.

Quote:


Pada festival ini, pengorbanan binatang juga dilakukan. Sebanyak 75 ekor rusa dikorbankan, tapi di antara jumlah tersebut diyakini bahwa ada seekor rusa yang kupingnya cacat. Rusa ini dipercaya telah dipersiapkan oleh tuhan. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan biri-biri jantan yang dipersiapkan tuhan dan kemudian dikorbankan setelah Ishaq bebas. Namun di zaman dahulu, penduduk berpikir bahwa kebiasaan pengorbanan rusa ini adalah hal yang aneh, sebab pengorbanan binatang bukanlah sebuah tradisi Shinto.

Quote:


Penduduk menyebut festival ini sebagai “festival untuk dewa Misakuchi”. “Misakuchi” mungkin berasal dari “mi-isaku-chi”. “Mi” berarti “besar”, “isaku” mungkin saja “Ishaq” (dalam bahasa Hebrew adalah “Yitzhak”), dan “chi” adalah sesuatu (semacam partikel-pen) yang dipakai untuk akhir suatu kata. Tampaknya penduduk Suwa menjadikan Ishaq sebagai dewa, mungkin karena pengaruh dari para penyembah berhala.
Kini upacara pengorbanan anak laki-laki dan pembebasannya tersebut tak lagi dipraktekkan, tapi kita masih bisa melihat pilar kayu yang disebut “oniye-basira” yang berarti “pilar pengorbanan” (sacrifice-pillar).

Quote:


Kini penduduk menggunakan binatang tiruan (stuffed animal/binatang sumpalan) sebagai pengganti bintang asli dalam melaksanakan pengorbanan. Bagi rakyat di zaman Meiji (sekitar 100 tahun lalu), mengikat seorang anak laki-laki yang diikuti dengan pengorbanan binatang dianggap sebagai perbuatan biadab, dan kebiasaan tersebut dihentikan. Tapi festival itu sendiri hingga hari itu masih berlangsung.

Upacara pengorbanan anak laki-laki tersebut dipertahankan hingga permulaan zaman Meiji. Masumi Sugae, seorang terpelajar Jepang dan pencatat perjalanan yang hidup di zaman Edo (sekitar 200 tahun lalu), menuliskan catatan perjalanannya dan mencatat apa yang ia lihat di Suwa. Catatan ini memperlihatkan keterangan detail mengenai “Ontohsai”. Catatan ini mengatakan bahwa upacara pengorbanan anak laki-laki dan pembebasannya tersebut, serta pengorbanan binatang, masih berlangsung pada zaman Sugae. Catatan Sugae ini tersimpan di museum dekat Suwa-Taisha.

Festival “Ontohsai” dipertahankan oleh keluarga Moriya sejak zaman dahulu kala. Keluarga Moriya berpikir bahwa “Moriya-no-kami” (dewa Moriya) adalah dewa leluhur mereka. Dan mereka berpikir bahwa “Gunung Moriya” adalah tempat suci mereka. Nama “Moriya” mungkin berasal dari “Moriah” (dalam bahasa Hebrew adalah “Moriyyah”) dalam Genesis 22:2.
Keluarga Moriya menyelenggarakan festival tersebut selama 78 generasi. Festival Ontohsai pasti telah ada sejak zaman dahulu.

Saya tidak mengetahui negara lain, selain Jepang, yang memiliki sebuah festival yang mengilustrasikan kisah Ishaq. Saya yakin tradisi ini menjadi bukti kuat bahwa Israel pernah datang ke Jepang di zaman dahulu.

Hiasan pada bagian atas Imperial House of Japan sama dengan yang ditemukan pada Gerbang Yerusalem
Hiasan yang terdapat pada bagian atas Imperial House of Japan adalah berupa lambang bundar (round mark) berbentuk bunga dengan 16 daun bunga (foto kanan). Bentuknya di masa kini terlihat seperti bunga serunai/chrysanthemum (mum), tapi para ilmuwan mengatakan bahwa di zaman kuno, bentuk tersebut lebih terlihat seperti bunga matahari. Ini benar-benar bentuk yang sama dengan lambang pada gerbang Herod di Yerusalem. Hiasan pada gerbang Herod juga memiliki 16 daun bunga (foto kiri).

Quote:


Quote:

Simbol Bintang David juga digunakan di Ise-jingu, kuil Shinto untuk Imperial House of Japan
Ise-jingu di prefektur Mie, Jepang, merupakan sebuah kuil Shinto yang dibangun untuk Imperial House of Japan. Pada kedua sisi jalan menuju kuil tersebut terdapat lampu-lampu yang terbuat dari batu. Anda juga dapat melihat Bintang David kaum Yahudi terukir di setiap lampu, dekat bagian puncaknya.

Quote:


Hiasan (crest) yang digunakan di bagian dalam kuil (Izawa-no-miya) di Ise-jingu juga adalah Bintang David. Ini telah ada sejak zaman kuno.

Di prefektur Kyoto, ada sebuah kuil bernama “Manai-Jinja” yang merupakan Kuil Ise-jingu asli. Hiasan di “Manai-Jinja” juga adalah Bintang David. Jadi, ini telah digunakan sejak zaman dahulu kala.

Quote:


Saya pernah mendengar bahwa Bintang David ditemukan di sebuah sinagog Yahudi pada abad ke-3 di Eropa.

Para pemimpin keagamaan Jepang, “Yamabushi”, meletakkan sebuah kotak hitam pada dahi mereka, serupa dengan kaum Yahudi yang meletakkan Phylactery (kotak kecil berbahan kulit yang memuat teks-teks Hebrew-pen) di dahi.
“Yamabushi” adalah pemimpin keagamaan yang sedang dalam masa latihan dan hanya ada di Jepang. Kini, mereka dianggap sebagai bagian dari Budhisme Jepang. Namun, Budhisme di Cina, Korea, atau India, tidak memiliki kebiasaan ini. Kebiasaan “Yamabushi” telah ada di Jepang sebelum Budhisme masuk ke Jepang pada abad ke-7.

Pakaian yang dikenakan “Yamabushi” pada dasarnya berwarna putih. Di dahinya, mereka meletakkan sebuah boks kecil berwarna hitam yang disebut “tokin”, yang diikatkan ke kepalanya dengan tali hitam. Mereka benar-benar menyerupai Yahudi yang meletakkan phylactery (kotak hitam) di dahi dengan menggunakan tali hitam. Ukuran “tokin” ini hampir sama dengan ukuran phylactery milik kaum Yahudi. Tapi “tokin” berbentuk bundar dan terlihat seperti bunga.

Quote:


Sepertinya, phylactery Yahudi yang diletakkan di dahi semula berasal dari “pelat” dahi yang diletakkan pada dahi pendeta tertinggi, Aaron, dengan menggunakan tali (Exodus 28:36-38). Menurut cerita/dongeng, ukurannya sekitar 4 cm (1,6 inchi), dan beberapa ilmuwan mengatakan bahwa ini berbentuk bunga. Jika demikian, maka pelat tersebut sangat mirip dengan bentuk “tokin” di Jepang yang dikenakan oleh “Yamabushi”.

Quote:


Setahu saya, hanya ada dua negara di dunia ini yang mengenakan sebuah boks di dahi, yaitu Israel dan Jepang,

Selain itu, “Yamabushi” mengenakan kerang laut berukuran besar sebagai tanduk. Ini sangat mirip dengan kaum Yahudi yang meniup shofar, atau tanduk biri-biri jantan. Ketika ditiup, suara yang keluar dari tanduk “Yamabushi” benar-benar seperti suara shofar. Di Jepang tak ada biri-biri, “Yamabushi” harus menggunakan tanduk dari kerang laut, bukan tanduk biri-biri jantan.

“Yamabushi” adalah orang-orang yang menganggap pegunungan sebagai tempat suci mereka untuk latihan keagamaan. Orang-orang Israel juga menganggap pegunungan sebagai tempat suci. Ten Commandments Torah diturunkan di Gunung Sinai. Yerusalem adalah kota yang berada di atas gunung. Yesus (Yeshua) terbiasa mendaki gunung tersebut untuk berdoa di sana. Perubahan rupa Yesus juga terjadi di atas gunung.

Di Jepang terdapat legenda mengenai “tengu”, yang tinggal di sebuah gunung dan memiliki bentuk tubuh yang sama dengan “Yamabushi”. Ia memiliki hidung yang jelas serta kemampuan supernatural. “Ninja”, agen atau mata-mata di zaman kuno yang bekerja untuk tuannya, sering mendatangi “tengu” di gunung untuk mendapatkan kemampuan supernatural darinya. Setelah memberikan kekuatan, “Tengu” memberi “Ninja” sebuah “tora-no-maki” (gulungan “tora”). “Gulungan tora” ini dianggap sebagai buku/kitab terpenting yang berguna dalam setiap masalah. Kami, orang Jepang, kadang-kadang menggunakan buku ini dalam kehidupan sehari-hari kami, bahkan hingga hari ini.

Kami tidak mengetahui bahwa gulungan Torah Yahudi yang asli pernah ditemukan di lokasi-lokasi bersejarah di Jepang. Saya hanya dapat menduga bahwa “gulungan tora” menggunakan kitab suci bernama “Torah”, yang digunakan oleh kaum Yahudi hingga hari ini.

“Omikoshi” di Jepang menyerupai Ark of the Covenant (Tabut Perjanjian)
Dalam Bibel, Kejadian Pertama chapter 15, tertulis bahwa David membawa tabut perjanjian dari Tuhan ke Yerusalem.

“David dan para sesepuh Israel serta para komandan unit yang berjumlah ribuan pergi membawa tabut perjanjian TUHAN dari rumah Obed-Edom, dengan penuh kegembiraan. …Lalu David berpakaian jubah yang terbuat dari linan halus, begitu pula para Levites yang sedang membawa tabut, serta para penyanyi, dan Keniah, yang bertugas menyanyikan paduan suara. David juga mengenakan ephod dari linan. Jadi semua Israel membawa tabut perjanjian TUHAN sambil bersorak-sorai, dengan membunyikan tanduk biri-biri jantan dan terompet, dan simbal, serta memainkan lyre (instrumen bersenar yang berbentuk U, digunakan di zaman kuno-pen) dan harpa.” (15: 25-28)

Setahu saya, hanya ada dua negara di dunia ini yang mengenakan sebuah boks di dahi, yaitu Israel dan Jepang,

Selain itu, “Yamabushi” mengenakan kerang laut berukuran besar sebagai tanduk. Ini sangat mirip dengan kaum Yahudi yang meniup shofar, atau tanduk biri-biri jantan. Ketika ditiup, suara yang keluar dari tanduk “Yamabushi” benar-benar seperti suara shofar. Di Jepang tak ada biri-biri, “Yamabushi” harus menggunakan tanduk dari kerang laut, bukan tanduk biri-biri jantan.

“Yamabushi” adalah orang-orang yang menganggap pegunungan sebagai tempat suci mereka untuk latihan keagamaan. Orang-orang Israel juga menganggap pegunungan sebagai tempat suci. Ten Commandments Torah diturunkan di Gunung Sinai. Yerusalem adalah kota yang berada di atas gunung. Yesus (Yeshua) terbiasa mendaki gunung tersebut untuk berdoa di sana. Perubahan rupa Yesus juga terjadi di atas gunung.

Di Jepang terdapat legenda mengenai “tengu”, yang tinggal di sebuah gunung dan memiliki bentuk tubuh yang sama dengan “Yamabushi”. Ia memiliki hidung yang jelas serta kemampuan supernatural. “Ninja”, agen atau mata-mata di zaman kuno yang bekerja untuk tuannya, sering mendatangi “tengu” di gunung untuk mendapatkan kemampuan supernatural darinya. Setelah memberikan kekuatan, “Tengu” memberi “Ninja” sebuah “tora-no-maki” (gulungan “tora”). “Gulungan tora” ini dianggap sebagai buku/kitab terpenting yang berguna dalam setiap masalah. Kami, orang Jepang, kadang-kadang menggunakan buku ini dalam kehidupan sehari-hari kami, bahkan hingga hari ini.

Kami tidak mengetahui bahwa gulungan Torah Yahudi yang asli pernah ditemukan di lokasi-lokasi bersejarah di Jepang. Saya hanya dapat menduga bahwa “gulungan tora” menggunakan kitab suci bernama “Torah”, yang digunakan oleh kaum Yahudi hingga hari ini.

“Omikoshi” di Jepang menyerupai Ark of the Covenant (Tabut Perjanjian)
Dalam Bibel, Kejadian Pertama chapter 15, tertulis bahwa David membawa tabut perjanjian dari Tuhan ke Yerusalem.

“David dan para sesepuh Israel serta para komandan unit yang berjumlah ribuan pergi membawa tabut perjanjian TUHAN dari rumah Obed-Edom, dengan penuh kegembiraan. …Lalu David berpakaian jubah yang terbuat dari linan halus, begitu pula para Levites yang sedang membawa tabut, serta para penyanyi, dan Keniah, yang bertugas menyanyikan paduan suara. David juga mengenakan ephod dari linan. Jadi semua Israel membawa tabut perjanjian TUHAN sambil bersorak-sorai, dengan membunyikan tanduk biri-biri jantan dan terompet, dan simbal, serta memainkan lyre (instrumen bersenar yang berbentuk U, digunakan di zaman kuno-pen) dan harpa.” (15: 25-28)

Setahu saya, hanya ada dua negara di dunia ini yang mengenakan sebuah boks di dahi, yaitu Israel dan Jepang,

Selain itu, “Yamabushi” mengenakan kerang laut berukuran besar sebagai tanduk. Ini sangat mirip dengan kaum Yahudi yang meniup shofar, atau tanduk biri-biri jantan. Ketika ditiup, suara yang keluar dari tanduk “Yamabushi” benar-benar seperti suara shofar. Di Jepang tak ada biri-biri, “Yamabushi” harus menggunakan tanduk dari kerang laut, bukan tanduk biri-biri jantan.

“Yamabushi” adalah orang-orang yang menganggap pegunungan sebagai tempat suci mereka untuk latihan keagamaan. Orang-orang Israel juga menganggap pegunungan sebagai tempat suci. Ten Commandments Torah diturunkan di Gunung Sinai. Yerusalem adalah kota yang berada di atas gunung. Yesus (Yeshua) terbiasa mendaki gunung tersebut untuk berdoa di sana. Perubahan rupa Yesus juga terjadi di atas gunung.

Di Jepang terdapat legenda mengenai “tengu”, yang tinggal di sebuah gunung dan memiliki bentuk tubuh yang sama dengan “Yamabushi”. Ia memiliki hidung yang jelas serta kemampuan supernatural. “Ninja”, agen atau mata-mata di zaman kuno yang bekerja untuk tuannya, sering mendatangi “tengu” di gunung untuk mendapatkan kemampuan supernatural darinya. Setelah memberikan kekuatan, “Tengu” memberi “Ninja” sebuah “tora-no-maki” (gulungan “tora”). “Gulungan tora” ini dianggap sebagai buku/kitab terpenting yang berguna dalam setiap masalah. Kami, orang Jepang, kadang-kadang menggunakan buku ini dalam kehidupan sehari-hari kami, bahkan hingga hari ini.

Kami tidak mengetahui bahwa gulungan Torah Yahudi yang asli pernah ditemukan di lokasi-lokasi bersejarah di Jepang. Saya hanya dapat menduga bahwa “gulungan tora” menggunakan kitab suci bernama “Torah”, yang digunakan oleh kaum Yahudi hingga hari ini.

“Omikoshi” di Jepang menyerupai Ark of the Covenant (Tabut Perjanjian)
Dalam Bibel, Kejadian Pertama chapter 15, tertulis bahwa David membawa tabut perjanjian dari Tuhan ke Yerusalem.

“David dan para sesepuh Israel serta para komandan unit yang berjumlah ribuan pergi membawa tabut perjanjian TUHAN dari rumah Obed-Edom, dengan penuh kegembiraan. …Lalu David berpakaian jubah yang terbuat dari linan halus, begitu pula para Levites yang sedang membawa tabut, serta para penyanyi, dan Keniah, yang bertugas menyanyikan paduan suara. David juga mengenakan ephod dari linan. Jadi semua Israel membawa tabut perjanjian TUHAN sambil bersorak-sorai, dengan membunyikan tanduk biri-biri jantan dan terompet, dan simbal, serta memainkan lyre (instrumen bersenar yang berbentuk U, digunakan di zaman kuno-pen) dan harpa.” (15: 25-28)

Quote:


Ketika membaca paragraf tersebut, saya berpikir; “Betapa miripnya ini dengan pemandangan ketika orang-orang Jepang mengangkut ‘Omikoshi’ kami saat festival? Bentuk ‘Omikoshi’ Jepang benar-benar terlihat seperti tabut perjanjian. Orang-orang Jepang bernyanyi dan menari di depannya sambil bersorak-sorai, dan memainkan instrumen musik. Semua hal ini sangat mirip dengan kebiasaan Israel kuno.”

Quote:


Orang-orang Jepang mengangkut “Omikoshi” di atas pundak mereka dengan tiang – biasanya 2 tiang. Begitu pula halnya dengan Israel kuno:

“Para Levites mengangkut tabut Tuhan dengan tiang di pundak mereka, seperti yang diperintahkan Musa berdasarkan firman TUHAN.” (Kejadian 1 15:15)

Tabut perjanjian Israel memiliki 2 tiang (Eksodus 25: 10-15). Beberapa model tabut yang diperbaiki, seperti bayangan kita, menggunakan 2 tiang di bagian atas tabut. Namun Bibel mengatakan bahwa tiang-tiang tersebut diikatkan pada tabut oleh 4 cincin “pada keempat kakinya” (Eksodus 25:12). Jadi tiang-tiang tersebut pasti dilekatkan pada dasar tabut. Ini serupa dengan “Omikoshi” Jepang.

Tabut Israel memiliki 2 patung cherubim (malaikat urutan kedua pada hirarki surga-pen) berbahan emas pada bagian puncaknya. Cherubim adalah sejenis malaikat, mahluk surga yang misterius. Mereka memiliki sayap seperti burung. “Omikoshi Jepang” juga memiliki burung emas, yang disebut “Ho-oh”, pada bagian puncaknya, yang merupakan burung khayalan dan makhluk surga yang misterius. Secara keseluruhan, tabut Israel dilapisi emas. “Omikoshi” Jepang juga hampir seluruhnya dilapisi emas. Ukuran “Omikoshi” hampir sama dengan tabut Israel. “Omikoshi” Jepang mungkin merupakan sisa-sisa tabut Israel kuno.

bersambungemoticon-Ngakak

sumber

[URL="http://www5.ocn.ne.jp/~magi9/isracame.htm"]sumber (bahasa inggris)[/URL]

video




Diubah oleh zizizaa 02-10-2013 03:47
0
11.9K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan