Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

funriseAvatar border
TS
funrise
Australia Lebih Pilih Jokowi Dibandingkan Gita Wirjawan.


TEMPO.CO , Canberra - Kontroversi seputar Gita Wirjawan sebagai salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat ternyata tidak hanya datang dari dalam negeri. Dari luar negeri, yakni Australia juga muncul kontroversi seputar kiprah politik Gita yang secara resmi mengundurkan diri sebagai Menteri Perdagangan akhir Januari lalu.

Pakar Indonesia dari Australian National University, Profesor Greg Fealy mengatakan Gita tidaklah populer dan sulit menang dalam kancah persaingan kandidat presiden Indonesia. »Artinya kondisi itu kabar bagus bagi perdagangan Australia,” ujarnya seperti dilansir media Australia, ABC, dikutip 4 Februari 2014. (Baca juga : Gita Wirjawan: Beras Vietnam Dipolitisasi)

Fealy mengatakan jika Gita terpilih sebagai presiden maka akan berdampak negatif bagi Australia. Pernyataan itu mempertimbangkan beberapa rekam jejak kebijakan Gita selama menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI. Terutama terkait kebijakan perdagangan dengan Australia. Di antaranya suspensi impor daging sapi yang menuai kontroversi dan membuat hubungan RI-Australia memanas tahun lalu.

»Kebijakan itu telah menjadi bahan perbincangan publik selama berminggu-minggu. Terutama soal bagaimana Australia apakah bisa diandalkan sebagai mitra dagang Indonesia,” ujarnya. (Lihat juga : Gita Wirjawan Pamitan?)

Menurut Fealy, jika Gita menyatakan keseriusannya untuk menjadi kandidat calon presiden, maka sektor perdagangan Australia akan sangat khawatir soal itu.

Fealy mengatakan sesorang yang berpeluang besar menjadi calon presiden Indonesia adalah Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) yang minim sekali pertentangannya dengan kebijakan Australia. »Dia seorang pengusaha, dia bisa menghargai keuntungan yang dihasilkan dari bisnis. Dia seorang pragmatis juga nasionalis, dan dinominasikan oleh sebuah partai nasionalis,” ujarnya. (Berita terkait : Gita Mundur Berdampak Negatif Bagi Ekonomi?)

Menurut Fealy, Jokowi memiliki masalah lebih sedikit dibandingkan Gita. Sebab Gita, dikenal sebagai orang yang sangat vokal menanggapi isu-isu terkait dengan Australia dan Amerika Serikat. »Jokowi tidak akan menjadi orang yang anti perdagangan, jika produk-produk Australia mendapatkan pasar bagus di Indonesia dan dijual dengan harga bagus pula, dia akan senang melihat sektor perdagangan juga maju,” ungkapnya.

Pakar Indonesia dari Monash University, Profesor Greg Barton juga sepakat Jokowi adalah paling unggul sebagai calon presiden Indonesia. »Dia seorang yang kompeten dan pemimpin yang cukup inspiratif. Jika dia dapat restu dari Megawati Soekarnoputri, dia akan mampu memenangkan Pemilu presiden,” ujarnya. (Berita lain : Mundur, Gita Wirjawan Tinggalkan Banyak PR)

Menurut dia, Australia mulai khawatir bahwa beberapa tokoh politik Indonesia membawa isu nasionalisme dan proteksionisme untuk membuat perdagangan dengan mitranya menjadi tidak sehat, demi kepentingan politik yang ingin dicapai. »Jokowi tidak tampak seperti terikat dengan isu nasionalisme,” ujar Barton.

Dia menambahkan Jokowi tampak sebagai figur yang memiliki integritas dan visi. Barton menilai Jokowi tidak khawatir dalam menjalankan kekuasaannya.


Sumber


Gak didalam negeri gak yang diluar negeri banyak orang2 pada kepo jagoin Pak Jokowi padahal belum tentu juga nyapres Pak Jokowi.... emoticon-Ngakak
Diubah oleh funrise 05-02-2014 12:31
0
7.1K
109
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan