ramdhanhakimAvatar border
TS
ramdhanhakim
JAWA dan SUNDA, berselisihkah?
Terkadang saya sangat tergelitik jika harus membaca thread yang kayak judul diatas. Mungkin kalian sangat sensitif jika kata Jawa disandingkan dengan Sunda. Lebih banyak mikir negatifnya gan daripada positifnya. Hahaha. Newbie nih agan agan. Cuma mau berbagi ilmu yg ane dapetin di bangku perkuliahan. Mata kuliah Sejarah Sunda sih, mungkin ada yang kurang berkenan tinggal cuap-cuap aja deh gan. Ane jga sekalian mau ngasih beberapa fakta sedikit tentang beberapa hal yang menyinggung Jawa dan Sunda. Ane buat simple biar agan-agan yang ga suka sejarah bisa paham. Hehe

Kekerabatan Sunda-Majapahit
Disebutkan di kerajaan Sunda saat itu Prabu Darmakusuma memperistri Ratna Wisesa dan berputra beberapa orang, seorang diantaranya Darmasiksa yang selanjutnya beliau akan menggantikan ayahnya dengan nama nobat Prabu Guru Darmasiksa. Beliau mmiliki tiga orang orang istri yang salah satunya adalah puteri dari Swarnabhumi atau Sumatera yang bernama Dewi Suprabha Wijayatunggadewi, keturunan Sanggramawijayattunggawarman, dan berputra Rahiyang Jayagiri atau Rahiyang Jayadarma.

Rahiyang Jayadarma beristrikan Dewi Naramurtti yang bergelar Dyah Lembu Tal puteri Mahisa Campaka dari Jawa bagian Timur, berputera Sang Nararya Sanggramawijaya atau Rakeyan Wijaya yang juga dikenal Raden Wijaya. Ketika sang suami meninggal, Dyah Lembu Tal memohon ke mertuanya untuk pulang dan kembali ke Tumapel. Disitulah titik awal kejayaan Raden Wijaya. Dimulai dari menjadi Senapati di Kerajaan Singasari di bawah pemerintahan Prabu Kretanegara, lalu dinobatkan menjadi penguasa Singasari-Kediri. Hingga pada tanggal 10 bagian gelap bulan Asuji tahun 1225Saka nama kerajaan diubah menjadi Majapahit atau Wilwatikta.

Hawya ta sira kedo athawamerep ngalindih Bhumi Sunda mapan wus kinaliliran ring ki sanak ira dlaha yan ngku wus angemasi. Hetunya nagaramu wus agheng jaya santosa wruh ngwang kottaman ri puyut katisayan mwang jayaçatrumu, ngke pinaka mahaprabhu. Ika hana ta daksina sakeng Hyang Tunggal mwang dumadi sarataya.
Ikang sayogyanya rajya Jawa lawan rajya Sunda paraspark pasarpana atunrunan tangan silih asih pantara ning padudulur. Yatanyan tan pratibandeng nyakrawartti rajya sowangsowang. Yatanyan sidsha hitasukha. Yan rajya Sunda dukhantara, Wilwatikta sakopayanya maweh çarana; mangkana juga rajya Sunda ring Wilwatikta

Terjemahannya
Jangan hendaknya anda mengganggu, menyerang, dan merebut Bumi Sunda karena telah diwariskan kepada saudaramu, bila kelak aku telah tiada. Sekali pun negaramu telah menjadi besar dan jaya serta sentosa, aku maklum akan keutamaan, keluarbiasaan, dan keperkasaanmu kelak sebagai raja besar. Ini adalah anugerah dari Yang Maha Esa dan menjadi suratan-Nya.
Sudah selayaknya Kerajaan Jawa dan Kerajaan Sunda saling membantu, bekerja sama dan saling mengasihi antara anggota keluarga. Karena itu janganlah berselisih dalam memerintah kerajaan masing-masing. Bila demikian akan mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang sempurna. Bila Kerajaan Sunda mendapat kesusahan, Majapahit hendaknya berupaya sungguh-sungguh memberikan bantuan; demikian pula halnya Kerajaan Sunda kepada Majapahit. (Danasasmita, 1983:23
)

Nah, sudah tahu kan kekerabatan antara Jawa dan Sunda, gak ada alasan buat berselisihpaham. Dan ane mau nambahin data mengenai hal-hal yang sering ditanyain.

1. Orang Jawa dilarang menikah dengan Orang Sunda. Dalam Sunda ada yang disebut Larangan istri ti luaran. Tiga hal yang setidaknya menjadi larangan yaitu a) Gadis yang sudah dipinang dan bertunangan dan dari mulut gadis itu sudah terucap kata iya menerima pinangan. b) menikahi ibu tiri atau juga mantan istri bapak sendiri. c) menikahi orang Jawa, terkait dari peristiwa Perang Bubat. Untuk alasan terakhir ane sendiri bersikap netral antar ada atau engga. Karena ane ga hidup di jaman itu dan fakta sejarah tanpa bukti bisa dimanipulasi. Jadi ane ga akan yakin banget perang bubat ga ada dan juga ga akan yakin banget kalau perang bubat ada. Biasa aja lah. Tapi buat ane logikanya ya dari kekerabatan itu. Mungkin merasa sedarah satu turunan dan lagipula ada sejarah dimana beberapa raja di wilayah Sunda tidak dipercaya rakyat karena menikahi Istri ti Luaran, yang pertama peristiwa di Galuh, Dewa Niskala menikah dengan seorang Gadis dari Kerajaan Majapahit yang sebenarnya gadia itu sudah bertunangan dan suaminya belum meninggal. Itulah yang menjadi kemurkaan warga Sunda. Juga kejadian Prabu Geusan Ulun yang membawa Putri Harisbaya yang notabene adalah puteri Madura dari Panembahan Ratu Cirebon.

2. Kenapa Jawa Barat mau ganti nama? Sebenarnya pasti banyak yang menganggap pergantian itu hal yang terlalu berlebihan tapi kalau dipikir dalam logika adalah, nama Jawa dalam penamaan Provinsi mengacu pada daerah yang berada di Pulau Jawa. Dan Jawa Barat berarti bagian pulau jawa sebelah barat. Tapi tahukah kalian kalau ternyata disebelah barat jawa barat ada DKI Jakarta dan Banten yang masih di Pulau Jawa? Setidaknya ketika masih memiliki Banten, masih di maklumi pemakaian Jawa Barat namun sekarang sudah berubah letak geografisnya.

3. Jawa dan Sunda berbeda? Jelas BERBEDA! Tapi perbedaannya bukan dari keunggulan atau kelemahan ya. Disini kita lihatnya dari bahasa, sastra, seni dan budaya. Tahukah agan kalau ternyata bahasa Sunda yang agan kira sama itu karena pengaruh Mataram yang dipengaruhi juga oleh hubungan dengan Belanda. Bahasa halus sedang kasar, pupuh atau macapat itu merupakan kesamaan dari dua suku ini. Namun Sunda sendiri sebenarnya memiliki seni suara sendiri yaitu seni pantun, dan bahasa Sunda asli sering dipertuturkan oleh orang Bogor. Karena daerah Bogor dipercaya dan diprediksi tidak terkena pengaruh Mataramisasi dan Sultan Agungisasi sehingga untuk pupuh dan bahasa tingkatan itu kurang dipahami oleh orang Bogor.

4. Menyambung ke point 3. Cirebon adanya dimana? Tentu di tatar Sunda. Masyarakat sendiri tidak akan menyalahkan jika Cirebon tidak mau disebut Sunda, yang perlu dipahami yang pasti Subanglarang adalah Istri Prabu Siliwangi yang berasal dari Kasepuhan Cirebon. Mau tidak mau merupakan bagian dari Sunda itu sendiri. Dalam perda Jawa Barat menyebutkan bahwa bahasa daerah di Jawa Barat yaitu Melayu Betawi, Sunda, dan Cirebon. Suku nya pun demikian, Betawi, Sunda, dan Cirebon. Jadi sebenarnya tidak ada perbedaan historis di tubuh Jawa Barat. Karena sampai abad ke-15 Cirebon masih dibawah penguasaan Kerajaan Galuh. Jadi masihkah menganggap tidak ada kesamaan historis?

Apalagi ya? Ane udh mentok sama penjelasan ane, soalnya banyak pertanyaan yang mau ane jawab langsung mendadak lupa. Hahaha. Kalau inget nanti dilanjit lagi. Maaf yaaaa kalau kurang berkenan hanya sekedar meluruskan. Maklum Newbie.
"Bhinneka Tunggal Ika"
emoticon-I Love Indonesia
1
30.6K
88
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan