- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gimana Caranya Masuk Harvard? Ya mendaftar!
TS
aditya27
Gimana Caranya Masuk Harvard? Ya mendaftar!
Quote:
Harvard University? Siapa sih yang gak mau kuliah disana? Bisa mengunjungi tempatnya saja sudah menjadi sebuah kebanggaan, apalagi bisa menjadi mahasiswa disana. Donny Eryastha, salah satu warga negara Indonesia yang berhasil mengenyam pendidikan disana. Ia pun dikenal khalayak luas karena menjadi alumnus Harvard University. Mau tau bagaimana bisa seorang pemuda asli Indonesia duduk di bangku universitas terbaik di dunia? Yuk, kita simak interview kampus update bersama beliau di #Kuchat beberapa waktu lalu.
Menurut Mas Donny, untuk bisa masuk Harvard University ya mendaftar. Mudah kan? seperti hendak masuk ke kampus lain di Indonesia pada umumnya, ikut alur pendaftaran dan lengkapi berkas untuk seleksi masuknya. Tak usah pedulikan mitos-mitos yang tak mendukung dan fokus pada hal-hal yang perlu disiapkan. Seperti nilai TOEFL, keahlian menulis esai, membuat rekomendasi, CV, dan lain sebagainya. Untuk mendaftar di universitas luar negri, coba lakukan survei kecil-kecilan. Kampus seperti apa yang menjadi target kita, program studi dan keahlian kita. Telusuri bagaimana sistem penilaian dan seleksi masuk universitas idamanmu. Kita bisa coba mendaftar ke beberapa universitas yang ternama sekelas Harvard University sebagai strateginya. Coba cari tahu universitas mana yang juga memiliki keunggulan serupa. Menurut beliau, ada beberapa universitas yang setara atau bahkan lebih baik dari Harvard. “Kalau hanya daftar ke Harvard dan tidak keterima, itu wajar. Kalau daftar ke 8 universitas, kemungkinan ada yg diterima”.
Mas Donny sendiri awalnya tak menyangka akan meneruskan S2 di harvard University. Sebab setelah ia lulus S1, ia sempat bekerja dulu beberapa lama. Kemudian memutuskan untuk kuliah lagi karena ingin pindah jalur dari sektor swasta ke publik. Persiapannya hanya tiga bulan dan menurut beliau ini tidak ideal. Ia sempat diburu-buru waktu untuk mengumpulkan banyak esai dan data-data penilaian lainnya seperti GRE dan TOEFL. Belajar secara mandiri, mencari info dan rekomendasi dari dosen dan bos hingga melakukan riset mengenai program yang diinginkan melalui forum dan website. Semua keputusan untuk melanjutkan sekolah dilakukan sendiri atas pertimbangan saran orang lain. Ia berpesan “bukan hanya karena banyak teman yg melamar ke satu sekolah atau satu negara, maka kita ikut melamar ke sana”. Wah bener juga nih, sering kali kita ikut-ikutan temen jadinya malah sengsara karena gak benar-benar paham. Hal yang paling penting adalah cocokkan profil universitas dengan kemampuan yang kita miliki, kalau masih kurang, berarti harus ada yang diperbaiki dan bukan menyerah.
Lalu bagaimana sih rasanya kuliah di Harvard? Apa bedanya dengan di Indonesia? Kata Mas Donny sih etos kerja dan inisiatif. Hal yang sebenarnya sangat sederhana bukan? Mahasiswa disana aktif belajar kelompok, asistensi dengan dosen, pergi ke perpustakaan, dan semua dilakukan tanpa komando. Semua mahasiswa disana sangat giat dan profesional. Harvard juga memiliki fasilitas yang sangat berkualitas dan membantu proses belajar para mahasiswanya. Mahasiwa tak akan kehabisan sumber belajar karena fasilitas disini sangat lengkap.
Mas Donny cukup prihatin karena masih sedikit sekali orang Indonesia berkuliah di Harvard University. Padahal menurutnya, Harvard akan menaruh perhatian lebih ke Indonesia sehubungan dibukanya Indonesia Program. Apalagi seringkali ketika belajar di kelas dulu, Indonesia disebut-sebut dalam kaitannya dengan ekonomi pembangunan dan lain sebagainya. Indonesia sering menjadi contoh kasus dan sudah seharusnya banyak warga Indonesia mewakili negara ini untuk speak up lebih banyak tentang kondisi negara kita.
Seringkali kita takut mendaftar di Harvard University karena biaya yang mahal dan sulit mencari beasiswa. Nah, Mas Donny pun mencoba meluruskan statement ini. Menurutnya, kuliah tidak harus di kampus Harvard, bisa disesuaikan dengan profil kita. Coba daftar dibeberapa tempat, karena waktu pendaftaran kampus di luar negri biasanya berdekatan. Ini akan lebih menghemat waktu dan tenaga. Masalah biaya pun tidak perlu dirisaukan. Harvard University menerima mahasiswa tidak berdasarkan kemampuan finansial. Diumumkan dulu kelulusan seleksi masuknya, lalu diberitahu berapa biaya yang harus ditanggung. Mas Donny pun saat itu tidak merasa mampu untuk membayar biaya tersebut, dan Harvard University yang kemudian mengalokasikan dana beasiswa kepadanya. Hebat kan?
Kini Mas Donny bekerja sebagai Private Sector Development Specialist di World Bank, Jakarta dan mengembangkan program @IndoMengglobal yang mengajak para pemuda Indonesia untuk memiliki prestasi tingkat internasional. Pesan beliau cuma satu, action! Jangan cuma mimpi mau kuliah di Harvard atau kampus lain. Jangan mudah goyah hanya karena sedikit halangan. Buktikan dengan usaha sungguh-sungguh. Jadi, siapa yang sudah siap daftar ke Harvard University?
Source: Kampus Update
Diubah oleh aditya27 19-01-2014 12:08
0
7.5K
Kutip
10
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan