Joko Widodi (Jokowi) bukanlah seorang Gubernur DKI Jakarta tapi sang tukang bakso keliling ini sangat perduli pada Jakarta. Dia mengaku tidak pernah membuang sampah sembarangan dan dia selalu berjualan keliling dan tidak pernah mangkal di kaki lima. Gerobak baksonya juga di buat sangat menarik sehingga ketika dia berkeliling ibukota untuk berdagang, gerobak baksonya menambah warna di jalanan dan menarik perhatian. Joko Widodi juga memilih ngontrak di rumah susun daripada harus ikut tinggal di pinggir kali atau waduk seperti teman - temannya yang lain.

Hari ini Joko WIdodi harus berhenti berdagang karena banjir yang melanda ibukota. Entah karena kesal karena tidak bisa berdagang beberapa hari ini atau karena sedang banyak pikiran, Joko Widodi ketika ditanya pendapatnya mengenai banjir memberi tanggapannya dengan berapi - api dan sangat marah.

Joko Widodi mengatakan bahwa dia sangat kecewa dengan Pemerintah DKI Jakarta yang terkesan sangat memanjakan warga jakarta yang bodoh, keras kepala, muka tembok yang punya prinsip hidup "Emang Gua Pikirin (EGP)" dan "Masbulo (masalah buat loo!!)". Mereka tanpa otak membangun di pinggir kali, menguasai waduk, membuang sampah sembarangan dan berdagang seenak udel nya di pinggir jalanan jakarta.

"Seharusnya tuh Pemerintah menurunkan Pasukan Bersenjata lengkap dengan tank dan bila perlu pesawat tempur untuk mengusir manusia - manusia tolol yang keras kepala itu dari tempat - tempat yang mereka kuasai. Kasih waktu 2 x 24 jam untuk meninggalkan lokasi mereka lalu ratakan pemukiman liar mereka pakai tank atau Pesawat pengebom. Persetan dengan HAM. Hak azasi itu hanya untuk manusia yang juga mau menghormati hak manusia lain. Jika mereka tidak menghormati hak manusia lain untuk bisa hidup tenang tanpa harus kebanjiran maka bagi mereka itu tak perlu HAM! Kalau perlu itu Aktivis HAM yang membela bela mereka di culik dan di buang ke laut aja sekalian!.

Buat orang - orang yang suka membuang sampah sembarangn itu apa lagi! Bila perlu buat mereka yang kedapatan membuang sampah dan limbah ke Kali gak perlu di hukum denda, tapi langsung hukum tembak di tempat karena orang - orang seperti itu telah membuat jutaan warga jakarta harus mengalami banjir seperti ini.

Itu anggota DPRD yang kerjaannya cuma kritik dan suka telat mengesahkan anggaran pemerintah dengan alasan gak jelas dengan maksud minta uang pelicin langsung di brondong aja kantornya pakai senjata arteleri berat. Bila perlu seperti di korea di empani ke anjing lapar.

Manusia indonesia itu mesti punya diktator yang di takuti. Karena semua emang sok pintar, sok benar dan sok tahu. Mereka harus dipimpin oleh diktator dengan kekuatan penuh yang berani, tegas dan berwibawa demi kemajuan bangsa dan negara. Yang penting niatnya adalah memajukan bangsa dengan tulus tanpa niat dan kepentingan pribadi. Tak pandang bulu mau kaya mau miskin kalau ngeyel dan keras kepala langsung di tembak aja palanya pakai senapan mesin. Lihat mana yang lebih keras, kepalanya apa pelornya! Ane udah benar - bener sepet liat kelaukan manusia di Indonesia khususnya jakarta! Taunya nyalahin orang melulu, sendirinya BEGO! BODOH! IDIOT! KERAS KEPALA! SEMAUNYA! SUSAH DI ATUR! BRENGSEK! Gara - gara mereka ane jadi gak bisa dagang dah tuh!

" Demikian komentar Joko Widodi Pedagang Bakso yang sangat kesal dengan keadaan Jakarta yang acak - acakan