- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[lupakan masalah caci maki] Info seputar banjir Jakarta
TS
masterReady
[lupakan masalah caci maki] Info seputar banjir Jakarta
Spoiler for Hot Tread:
Banjir Melanda, Ini Penyakit yang Harus Diwaspadai
TEMPO.CO, Jakarta -Curah hujan yang tinggi sejak hari Sabtu dan Minggu membuat beberapa wkawasan di Jakarta dilanda banjir. Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Yoga Tjandra Aditama, ada beberapa penyakit yang harus diwaspadai akiat banjir tersebut.
Di antaranya adalah diare. "Penyekait ini sangat erat kaitanya dengan kebersihan individu," ujarnya, dalam surat elektronik, Senin, 13 Januari 2014. Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi maka potensi banjir meningkat. Nah, pada saat banjir, maka sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Disamping itu pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian di mana fasilitas dan sarana serba terbatas, termasuk ketersediaan air bersih.
Kemudian penyakit leptospirosis yang disebabkan bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan atau binatang. Di Indonesia, hewan penular yang utama adalah tikus, melalui kotoran dan air kencingnya.
"Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut," ujar Tjandra.
Jika ada seseorang terluka, kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut potensi terinfeksi dan akan jatuh sakit.
Ancaman berikutnya adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Penyebab ISPA dapat berupa bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam. Kalau berat, mungkin disertai sesak napas dan nyeri dada.
Penyakit lainnya, penyakit kulit, yang dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain. Kalau musim banjir, masalah utama adalah kebersihan yang tidak terjaga baik.
Kemudian juga penyakit saluran pencernaan karena masalah makanan.
Ancaman lainnya, demam berdarah. Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti atau nyamuk penular penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan, banyak sampah misalnya kaleng bekas, ban bekas, serta tempat-tempat tertentu yang terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu.
Pada genangan air ini yang akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.
Tjandra menuturkan, masyarakat harus ikut berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3M yaitu mengubur sampah-sampah yang menampung air, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
"Selain itu agar masyarakat segera membawa keluarganya ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi yang tidak jelas sebabnya yang disertai adanya tanda-tanda perdarahan," kata Tjandra.
HADRIANI P
---------
---------
Tarif Seberangi Banjir di Kedoya Rp 50 Ribu
TEMPO.CO, Jakarta -Banjir di sepanjang Jalan Puri Kembangan, Kedoya, Jakarta Barat, dijadikan peluang untuk mengeruk keuntungan oleh sebagian warga setempat. Mereka membuka jasa penyeberangan dengan menggunakan gerobak sampah. Tarifnya mencapai Rp 50 ribu sekali menyeberang.
Satu di antara warga itu adalah Jejen, 38 tahun, warga RT 12/RW 03, Kedoya, Jakarta Barat. Ia mengaku mulai menyediakan jasa penyeberangan hari ini, Senin, 13 Januari 2014. "Kalau kemarin enggak," katanya.
Untuk sekali menyeberang, Jejen mengaku memasang tarif dari Rp 30-40 ribu. Namun, tarif itu masih bisa turun. "Bisa juga bayar Rp 20 ribu, tergantung orangnya," ujar Jejen.
Saat ditemui Senin siang, Jejen menyatakan sudah menyeberangkan dua penumpang bersama dengan sepeda motornya. Total Rp 90 ribu yang sudah masuk ke dalam sakunya. "Sekarang mulai sepi karena airnya sudah surut," ujar Jejen.
Selain Jejen, Deni, 20 tahun, juga menyediakan jasa penyeberangan. Tarif yang ditawarkan pun tidak berbeda jauh dengan milik Jejen. "Sekitar Rp 35 ribu. Itu masih bisa kurang daripada enggak ada lagi yang ditarik," ujar Deni.
Seorang perempuan yang menolak menyebutkan namanya mengatakan, dia sudah dua kali menggunakan jasa gerobak sepanjang Senin. "Tadi pagi menyeberang bayar Rp 50 ribu. Kali ini juga sama," ujar pemilik motor Honda Beat itu.
Berdasarkan pantauan, puluhan motor dan mobil langsung memutar arah ketika mengetahui banjir menggenangi Jalan Raya Puri Kembangan. Namun, ada beberapa mobil yang tetap mencoba melewati banjir setinggi satu meter itu.
SINGGIH SOARES
------
------
Dua Korban Banjir Kampung Pulo Berenang Cari Makan
TEMPO.CO, Jakarta - Dua warga Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, nekat berenang menyusuri banjir yang menggenangi permukimannya untuk mencari makanan. Mereka adalah Edi Anwari, 45 tahun, dan Adi ,46 tahun.
Keduanya memilih bertahan di dalam rumah karena menduga air akan cepat surut. Namun, hingga Senin siang, air belum juga surut. Bantuan makanan tak ada yang singgah ke rumahnya. "Kami nungguin perahu evakuasi tapi lama. Ngantri sama warga lain," kata Adi di Kampung Pulo, Senin, 13 Januari 2013.
Kemudian keduanya memutuskan berenang melewati banjir untuk mencari makanan. Di tengah perjalanan, Edi mengeluh sakit. Edi hampir terbawa arus, karena tubuhnya tak dapat digerakkan. "Saya berusaha pegangin dia dan minta tolong," ujar Adi.
Beruntung, tim evakuasi mendengar teriakan Adi. Tim evakuasi pun membawa Edi ke Rumah Sakit Hermina, Jatinegara, untuk mendapat pertolongan.
Sebelumnya, Ahmad, 52 tahun, warga RT 08 RW 02, Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, meninggal Ahad malam, 12 Januari 2013. Ahmad meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih, Jakarta Timur.
Lurah Kampung Melayu, Bambang Pangestu, mengatakan Ahmad telah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih sejak Ahad siang. "Dibawa ke RS Budhi Asih, kemarin jam 11, karena mengeluh sesak," kata Bambang kepada Tempo di Kampung Pulo.(Baca : Kampung Pulo Terendam Banjir Dua Meter)
Menurut Bambang, Ahmad terserang penyakit asma. "Malamnya sekitar pukul 19.00, dia meninggal di rumah sakit," ujarnya. Kemudian, Ahad malam itu juga, Ahmad disemayamkan di musala RT 08. "Karena rumahnya banjir, disemayamkan di musala. Jadi bukan pengungsi di musala yang meninggal," kata Bambang.
Hujan yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak Ahad, 12 Januari 2014, hingga Senin, 13 Januari 2014, membuat permukiman warga di bantaran Kali Ciliwung terendam banjir. Di Kampung Pulo, banjir merendam rumah warga di delapan RW.
Ketinggian air di 81 RT ini mencapai 30 sentimeter hingga 4 meter. Diperkirakan, sebanyak 16.000 jiwa menjadi korban banjir. Namun, hingga Senin siang, baru sekitar 1.700 jiwa yang dievakuasi ke pengungsian. Petugas dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur masih mengevakuasi warga menggunakan perahu karet.
AFRILIA SURYANIS
-----
-----
Atasi Banjir, 300 Anggota TNI Perbaiki Kali Laya
TEMPO.CO, Depok - Sekitar 300 personel TNI dari Kodim 0508 Depok dan Kodam Jaya turun ke lokasi tanggul Kali Laya yang jebol di Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok, untuk membendung air yang meluap ke perumahan warga, Senin, 12 Januari 2014. Mereka akan memasang beronjong di lokasi tanggul yang jebol yang panjangnya delapan meter dengan ketinggian lima meter.
"Personel ada tiga satuan setingkat kompi yang kami kerahkan," kata Dandim 0508 Depok Letnan Kolonel Infanteri Mohammad Zamroni di lokasi pemasangan beronjong, Senin, 13 Januari 2014.
Selain TNI, Mako Brimob Kelapa Dua juga menurunkan puluhan pasukan Pelopor untuk bekerja bersama TNI. Petugas terlihat kesulitan dalam memasang beronjong karena air yang deras. Beronjong yang baru dipasang beberapa tumpuk terpaksa ditarik kembali. "Semalam sudah berhasil mengevakuasi warga. Sekarang kita membendung air," katanya.
Karena itu, pasukan TNI yang dibantu beberapa anggota polisi itu membawa pipa untuk membendung air. Namun, lokasi tanggul yang jebol cukup jauh dari truk yang membawa pipa. Mereka tampak terengah-engah mengangkut lima pipa berukuran jumbo itu. "Harus membawa pipa untuk membendung air, beratnya 500 kilogram," katanya.
Pengerjaan dimulai sekitar pukul 9.00. Sementara tiga dari lima pipa baru bisa dinaikkan ke atas tanggul pada sekitar pukul 12.00. Pipa itu akan dipasang secara horizontal untuk menyalurkan air ke kali yang terpotong. Dengan demikian, air yang akan mengalir ke perumahan bisa berkurang. "Fokus kita saat ini mengurangi air yang mengalir ke perumahan dulu. Setelah itu, kita pasang batu dan beronjong," katanya.
Menurut dia, seluruh personel akan disiagakan hingga tujuh hari mendatang. Selain menurunkan ratusan personel, pihaknya juga memberikan bantuan berupa dua perahu karet yang digunakan untuk proses evakuasi. "Evakuasi semalam sampai pukul 00.00 WIB," katanya.
Ketua RT 04 RW 01, Keluarahan Tugu, Muhammad Tohir Baraba, mengatakan hingga saat ini masih ada ratusan rumah yang terendam banjir. Banjir tidak akan berhenti sampai air yang mengalir dari Kali Laya itu dibendung. "Makanya untuk mengurangi debit air akan dipasang lima pipa, setelah itu akan dibuatkan beronjong," katanya.
ILHAM TIRTA
Quote:
UPDATE
Quote:
UPDATE
Quote:
Diubah oleh Kaskus Support 03 09-06-2015 06:27
0
83.5K
816
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan