Ni terjadi klo ga salah ingat sekitar tahun 2009. Waktu itu ane masih doyan pergi2 bawa motor (karena ga ada kendaraan lain ). Ane pake motor untuk kerja, kuliah dan kegiatan lainnya sehari-hari dah. Motor yg ane pake juga motor standar saja, Yamaha Vega R warna biru, benar2 standar dan g ada modif apapun (karena ane ga doyang otomotif).

Skip, suatu malam sepulang kerja di salah satu perusahaan di Bekasi, ane bermaksud mau ngisi bensin, karena bensin motor ane waktu itu sudah di garis merah. Karena jarak POM bensin dari PT ane cukup jauh, maka supaya motor ane ga mogok di jalan, ane jalan slow, kisaran hanya 20-30 km/jam sama. Jalanan saat itu juga ga ramai, karena sudah malam hari, dan PT ane berada di kawasan Industri, sehingga volume kendaraan yang lalu lalang juga tidak sebanyak dengan di jalan raya. Ane jalan santai menikmati malam, jalannya pun mepet ke kiri, karena ane nyadar ane bawa motor lagi slow.

Nah, pas lagi enak2 nya bawa motor, tiba2 ane dikejutkan dengan suara “brakk”…Kejadiannya cepet banget, dan sepersekian detik ane belum sadar apa yang terjadi, sampe kemudian ane tau kalau ane sudah terpental jatuh dari motor. Posisi ane jatuh miring ke kiri,ane tahan dengan tangan kiri dan tubuh ane agak menyamping. Sementara motor ane juga dalam posisi jatuh miring ke kiri, ada sekitar 1 mtr didepan badan ane. Ane langsung berusaha bangkit, dan mendirikan motor ane kembali yang masih dalam kondisi idup. Belum terlalu sadar dengan apa yang terjadi waktu itu, ane kemudian liat ada seorang bocah bertubuh gemuk dan kepala botak (bocah sialan-red) tergeletak dan menangis, tertindih sebuah motor matic berwarna putih. Orang-orang langsung berdatangan, gotong bocah itu ke pinggir jalan dan juga membawa motor tu bocah ke pinggir.

Ane masih belum sadar dengan apa yang terjadi, sampai kemudian seorang pria dari keramaian manggil ane. Saat itu ane sadar, ane terlibat kecelakaan dengan seorang bocah. Beberapa orang dari kerumunan kemudian menanyakan sama ane, apa yang terjadi. Ane jawab apa adanya, ane lagi jalan santai dan tiba2 terjadilah, ane terpental dan kemudian ada bocah itu. Terus dari kerumunan orang itu, ada salah seorang yang bilang “gw kenal anak ini, dia anaknya !@$#^!# (bapak sialan-red), rumahnya deket sini..”. Ga lama setelah orang yang mengaku kenal bocah itu bilang gitu, dia segera pergi. Tujuannya adalah untuk memberi tahu orang tua bocah itu bahwa anaknya baru saja terlibat kecelakaan.

Sampai saat itu, ane kemudian mencoba berpikir jernih dan mulai mengira-ngira apa yang akan terjadi kemudian. Dalam hati ane berkata,..”ya, gw akan dijadikan sasaran kesalahan, gw akan diminta tanggung jawab, gw akan diperas”. Ane kemudian mencoba berpikir apa yang harus ane lakukan jika kemudian ane diperlakukan seperti itu. Ane mencoba mencari bukti jika ane tidak bersalah. Pertama yang ane sadari adalah, posisi badan ane saat jatuh adalah berada di belakang motor ane, sehingga ane meski ga melihat kecelakaan itu (karena saking cepatnya), ane tau jika ane ditabrak dari belakang dengan kencang sehingga mengakibatkan motor ane yang saat itu berjalan pelan maju sedikit karena terdorong oleh tabrakan (tiba2 ane merasa jago Fisika). Selain itu, ane liat motor, dan ternyata bukti lain itu ada. Jadi, sayap sebelah kanan motor ane pecah, padahal sebelumnya baik-baik saja. Ini indikasi jika motor ane ditabrak dari samping kanan. Sementara motor ane terjatuh posisinya miring ke kiri. Dari situ, ane yakin akan menggunakan argument itu jika ada orang2 yang akan memeras ane. Dalam pergumulan itu, ane belum sadar kalau lengan jaket kiri ane berlumuran darah (ane sadar ane pendarahan waktu ane di RS).

Ga berapa lama, pria yang tadi pergi dari kerumunan kembali dengan membonceng seorang bapak, usianya sekitar 40 an tahun,yang hanya mengenakan kutang, dan celana pendek putih (sumpah, ane masih inget banget sama sosok itu). Sementara bocah yang sejak kecelakaan tadi menangis, saat bapaknya datang, entah mengapa tangisannnya menjadi semakin keras. Bapak itu melihat2 kondisi anaknya, dan bertanya beberapa pertanyaan. Terus kemudian dia tanya sama salah seorang diantara mereka, “mana yang nabraknya?”.. Dalam hati ane bilang “what???,.. ok, gw udah siap ber argument”.

Bapak itu kemudian mendekati ane dan langsung bertanya, Kira2 ada percakapan seperti ini antara ane dengan bapaknya bocah sialan itu..

BBS : “mas, jadi gimana ini kelanjutannya???!!”.
A : kelanjutan apa?
BBS : anak saya ini, yang mas tabrak??
A : ditabrak?enak aja, saya aja jalannya pelan banget, karena bensin mau abis!!, gimana mau nabrak??
BBS : ini anak saya liat!! Sampe ga bisa berdiri begitu!!
A : bukan salah saya pak!!, saya ga nabrak dia, malah saya yang ditabrak!.
BBS : tapi lihat anak saya sekarang!, mas punya hati ga sih??!!
A : saya lihat anak bapak, tapi ya bukan salah saya!
BBS : udah mas, kita beresin aja sekarang disini urusannya biar cepet kelar!!
A : beresin gimana maksudnya pak?!!
BBS : mas bayarin biaya anak saya berobat!!gimana sih, gitu aja ga ngerti??!!
A : ga salah tuh??masak saya disuruh bayarin??yang salah siapa??ada juga saya yang seharusnya minta ganti rugi sama bapak!!
BBS : DASAR kamu!!!

Bapak itu deketin ane, dan dia sudah dalam posisi mau mukul ane. Tapi sebelum sempat mukul ane, orang2 disekitar nahan bapak itu.

BBS : Mas ini ga punya perasaan ya??!!!liat anak saya sampai nangis begitu, ga bisa berdiri, kalau cacat gimana??
A : lah kalau itu salah saya, saya tanggung jawab. Tapi kan ini bukan kesalahan saya!!

Dan karena ga ada yang mau mengalah satu diantara kita, maka seorang dari kumpulan orang2 bergerumul tadi kemudian berkata,.. “udah mas, slesaikan disini saja sekarang, daripada ntar dibawa ke polisi..”. Denger itu, ane langsung jawab, “ya udah, bawa aja ke polisi, kita buktikan disana siapa yang salah.!”

BBS : KAMU GA PUNYA PERASAAN YA!, MASAK BOCAH LAGI KECELAKAAN DISURUH KE POLISI!!!

Bapak itu kemudian berusaha mukul ane lagi, dan tetap orang2 disitu menahannya.

BBS : Lu jangan macam2 sama gw ya! Orang mana lu??!gw anaknya haji #sensor kampung sini!!.

Beberapa orang lain kemudian mulai lebih vocal dan berusaha berkomentar, tapi komentar2 yang keluar dari mulut mereka ternyata menyudutkan ane. Entah karena mereka orang kampung sekitar yang kemudian menyadari bahwa bapak ini adalah anak tokoh tertentu di kampung, atau alasan apa. Tapi malam yang buruk itu, benar-benar menjadi salah satu malam terburuk bagi ane. Karena ga ada seorang pun diantara mereka yang mau bantu ane. Dan dalam pergumulan debat panas itu, ane benar-benar tersudutkan dan terintimidasi dan seolah tak mampu lagi melawan.

Akhirnya, ane keluar uang 500 ribu untuk membayar biaya pengobatan. Saat itu bapak bocah sialan itu meminta SIM atau KTP ane untuk pegangan. Katanya dia masih akan butuh uang buat memperbaiki motor (WTF????). Tapi ane rasa ane sudah bayar biaya pengobatan, ga perlu lagi urusan macam2. Dan saat itu sempat terjadi lagi debat, dan ane masih berusaha bangkit dan melawan. Bapak itu disertai beberapa orang yang “mendukung” (menjilat-red) nya. Tapi ane bersyukur, ane terselamatkan dari debat kedua kalinya itu. Karena saat itu kita sudah ada di RS,dan ada pihak keamanan Rumah Sakit yang menengahi. Rupanya, ada orang yang masih berpikir jernih dan netral.

Malam itu juga, tidak pamit, dan masih menyimpan kekesalan, ane langsung pergi dari RS. Sampai rumah, ane benar2 masih kesal dan rasanya belum percaya akan kejadian yang baru ane alami. Ane bertanya2 dalam hati, kenapa kejadian macam ini menimpa ane??apa salah ane??ane yang ditabrak, tapi kenapa ane yang disuruh bayar??kenapa orang kampung asli begitu arogan terhadap pendatang??kenapa ane diperlakukan ga adil??ane terus mendumel, mengeluh, dan ane nyatakan tidak ikhlas ane ngasih uang 500rb sama mereka (ane bukan orang kaya, dan uang 500rb sangat berharga buat ane). Ane mandi, dan kemudian Sholat. Bahkan dalam doa setelah sholat, ane berkata sama Allah, jika ane benar2 tidak Ikhlas mengeluarkan uang 500 rb, ane berteriak dalam hati tidak ikhlas, tidak ikhlas, tidak ikhlas!!...

Malamnya ane bermimpi,….

Saat tidur di malam setelah kecelakaan itu, ane mimpi ketemu cewek cantik banget, tinggi semampai, payudara seksi, kulit mulus, rambut panjang setengah pinggang terurai, dan selanjutnya nte ngerti donk apa yg terjadi di mimpi ane itu? ..Intermezzo dikit ditengah stress ane waktu itu

Ok, pagi hari ane terbangun, ane baru ngerasain efek kecelakaan ane semalam. Selain celana ane yg basah , pagi itu ane menyadari badan ane sakit2, dan beberapa anggota tubuh ane bengkak dan memar. Meski sakit sedikit, ane tetap pergi kerja. Di tempat kerja, ane cerita2 dah sama sohib ane mengenai apa yang terjadi semalam. Dan mereka semua merasa simpati dan turut berduka . Rasanya bisa mengurangi sedikit beban dengan berbagi meski hanya lewat cerita.  Tapi ada seorang temen ane yang ternyata adalah warga kampung asli di sekitar kawasan. Temen ane bilang ke ane, kenapa ane ga kontak dia malam itu, dia mungkin bisa bantu sesuatu. Tapi ane jawab, ane ga ada pulsa (beneran ga ada pulsa). Sbenarnya karena kondisi ane yg tertekan, kaget, dan terintimidasi waktu itu, ane juga rada susah untuk berpikir cara2 efektif keluar dari masalah.

Trus temen ane yang warga kampung asli itu kemudian ngajakin ane sehabis kerja buat nyari rumah ntu bocah dan keluarganya. Disamperin, dan kasih perhitungan katanya. Ane bilang, “apa mungkin?, kayaknya tu bapak anak tokoh kampung itu??”. Ane sedikit ragu, tapi temen ane bilang jika dia ga peduli mau anak siapa kek, yang salah tetep salah, ga bisa ditoleransi. Apalagi ini udah pemerasan, katanya. Temen ane nambahin, katanya justru akan bagus kalau ternyata bocah itu cucu tokoh kampung. Klo bikin onar, akan merusak nama baik kakeknya. Kita datangin kakeknya bila perlu, dan liat apa dia bisa berlaku adil sebagai tokoh?! #semangatmembara

Temen ane ini emang rada Bengal gan, terus terang aja. Dia asli warga kampung situ, temen2 nya banyakan preman, dan di tempat kerja juga kadang dia suka males2 an. Tapi dia orangnya baik, ga prnah macem-macam atau jahatin orang. Dan sama temen juga suka membantu. Well, karena ajakan itu akhirnya ane mau dah nyari rumah tu bocah dan kasi perhitungan.

Sepulang kerja, ane dibonceng ma temen ane pake motor ane yg semalam kecelakaan, buat barang bukti katanya. Nyari rumah ntu bocah ternyata cukup gampang. Ane tinggal sebutin nama haji #sensor yang semalam disebut bapaknya, orang langsung tau dimana rumahnya.

Sampe kemudian ane didepan sebuah rumah dengan cat putih, plus ada toko kecil. Yang diyakini, itu adalah rumah ntu bocah. Kita turun dari motor dan ketok pintu, karena di toko ga keliatan ada orang. Yang buka pintu itu seorang ibu, dan keheranan tanya sama ane dan temen ane, kita siapa, dan mau apa. Sebelumnya ane tanya, apakah rumah itu benar adalah rumah bapak #sensor, dan ibu itu menjawab ia benar. Ibu itu mempersilahkan ane masuk, dan kemudian ane ceritakan siapa ane. Ane katakan sama ibu itu, apa yang menimpa ane semalam dan terjadi sama anaknya, plus kronologisnya yang benar, versi ane. Ibu itu bilang, jika dia ga tau pasti apa yang terjadi sama anaknya malam itu, yang dia tau hanya anaknya kecelakaan (katanya) karena diserempet orang. Dalam hati ane bilang,.. “somprettttt bener, sampe orang yang ga ada di TKP aja mengira ane yang salah!!”. Ibu itu juga bilang, jika anaknya lagi tidur, dan bapaknya lagi pergi keluar.

Ane waktu itu Cuma cerita doank, tapi mgkn karena temen ane yg sedari tadi ane minta diem rada kesel, dia kemudian ikut nimbrung pembicaraan. Dia kemudian bilang sama ibu itu, jika ane sudah diperlakukan dengan ga adil oleh suaminya, bahkan dimintai duit buat bayar pengobatan!. Ibu itu jawab dengan rada takut, dia ga tau apa-apa, kalau mau ngurusi yang begini sama bapaknya aja entar. Temen ane kemudian minta ibu itu nelpon suaminya buat segera pulang dan beresin masalah. Temen ane emosinya rada terpancing, dan nada bicaranya agak tinggi. Ane coba tenangin dan berbisik sama temen ane, “lu jangan ribut dimari, dia ga tau apa-apa juga..”. Trus ibu itu angkat HP nya dan kemudian nelpon suaminya. Tapi ibu itu bilang jika HP nya ga bisa dihubungi.

Temen ane kemudian jadi tambah kesel, dia mengira jika ibu itu berusaha mengulur waktu dan melindungi suaminya. Temen ane kemudian minta nomor HP suaminya biar dia yang hubungi sendiri. Ternyata temen ane telepon bisa, nyambung dan diangkat. Temen ane langsung ngelirik tajam ke arah ibu itu, dan ibu itu tertunduk. Di telepon, temen ane bilang apa adanya sama bapak itu, dia adalah temen orang yang semalam terlibat kecelakaan sama anaknya, sekarang lagi dirumah bapaknya, dan minta bapaknya segera pulang buat beresin urusan. Telpon ditutup, dan temen ane bilang bapaknya bakal segera datang. Ibu itu kemudian pamit bentar mau ngeliat kondisi anaknya. Kita kemudian ditinggal di ruang tamu gitu aja, dan kita pun berinisiatif duduk2 diluar (teras-red), mencari udara segar sambil memikirkan langkah selanjutnya.

Beberapa menit kemudian, tampak dari jauh ada motor mengarah ke rumah ini. Melihat bentuknya, motor matic berwarna putih, dan pengendaranya, seorang bapak2 paruh baya pakai kutang putih. Meski malam hari dan gelap, tapi ane tau kalau yang datang itu bapak ntu bocah. Tapi semakin dekat ke arah rumah, ane menyadari jika bapak itu ga sendirian. Pertama, dia membonceng seorang pria, dan dari belakang keliatan ada 2 motor ngikutin, dan setiap motor yang ngikutin bapak itu berboncengan. Sampai di rumah, benar dugaan ane, bapak itu bawa “bantuan”. Totalnya berarti ada 6 orang pria dewasa di pihak bapak itu, dan 2 orang saja di pihak ane.