Tokichi2012Avatar border
TS
Tokichi2012
Modal Nekat, Dani Sukses Usaha Warung Halal di Jepang
Siapa bilang kaum muda Indonesia tidak bisa mengukir prestasi di negara orang? Dani Hamdani barangkali bisa jadi salah satu contoh.

Pemuda asal Kampung Bojongsari RT 02/11 Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya itu kini jadi pengusaha sukses di Jepang.

Di Jepang, Dani Hamdani lebih dikenal dengan nama Dany Yuan atau Nagata Dani. Nama terakhir itu diambil dari marga istrinya yang warga Jepang. Dany adalah seorang distributor utama warung halal food di Negeri Sakura itu.

Aneka makanan halal khas Indonesia dijualnya, mulai dari makanan instan merk Indonesia hingga jenis Jengkol dan petai. Omzetnya per bulan rata-rata Rp300 Juta bahkan lebih dari itu.

"Saya di sini (Jepang) berusaha menciptakan lapangan kerja, juga ingin membantu rekan-rekan yang ada ditanah air," kata Dani, seperti dikutip INILAH KORAN.

Awalnya, Dani yang pernah magang di Jepang pada 1998 ingin kembali mengadu nasib di Jepang. Tahun itu juga, dia nekat berangkat atas undangan seorang warga Jepang. Di sana, Dani bekerja di sebuah restoran.

"Perjalanan sebagai pekerja di sini (Jepang) telah mengantarkan saya pada jodoh orang Jepang," ujarnya.

Pada 2006, dia pun menikah dengan wanita Jepang. Tantangan rumah tangga pertama membuka ide kreatifnya. Pada 2007, Jepang yang juga terkena imbas krisis ekonomi Amerika membuat Dani kehilangan pekerjaan.

"Imbas krisis moneter itu membuat saya pulang ke kampung istri, di Propinsi Jivu, Nagoya. Tahun itu, banyak orang Indonesia dipulangkan ke tanah air. Saya hanya tinggal di kampung halaman istri, dan nganggur selama 2 bulan disana," bebernya.

Dalam kondisi menganggur, Dani dia bertemu distributor indofood, yang memasarkan produknya di Jepang. Dia pun ikut bekerja selama 2,5 tahun.

"Tapi lama-lama saya berpikir, kenapa harus bergantung digaji orang, saya lantas nekat membuka distributor sendiri," ujarnya.

Dani lantas merintis usaha distributor itu sendirian. Dia membuka label 'Warung Kita', yang menjual semua makanan Indonesia, termasuk petai dan jengkol.

"Merintis ini tidaklah mudah, saya harus tahan dengan badai salju selama sehari semalam, tidur di mana saja, bahkan sering terjebak badai selama melakukan penjualan direct selling," ujarnya.

Jerih payah Dani yang juga membuka sistem online itu tak sia-sia. Dia mampu berusaha mandiri, bahkan membuka lapangan kerja bagi warga Indonesia di Jepang.

Sumber
0
4.7K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan