- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Modal Minim, Tukang Sol Sepatu Ini Tak Gentar Jadi Caleg
TS
matamui
Modal Minim, Tukang Sol Sepatu Ini Tak Gentar Jadi Caleg
langsuang ajadeh,,,
selamatdatang gan
selamatdatang gan
Ada2 aja ulah partai ini, semua orang dia ajuin
gak tau repost apa salah kamar, kalo keduanya terjadi ane mohon maaf gan,, lakukan apa yang harus anda lakukan mimin / momod
Quote:
VIVAnews - Bagi sebagian orang, menjadi calon legislatif (caleg) tentu saja harus bermodal besar. Di tengah situasi masyarakat yang pragmatis, ongkos politik akan begitu besar. Tapi tidak bagi Hartoyo Jabaruddin.
Pria kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 5 Agustus 1973 ini punya pandangan lain. Bapak dua anak yangberprofesi sebagai tukang sol sepatu ini percaya diri maju menjadi caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2014-2019 meski modal minim.
Bagi Hartoyo, modal dalam pengertian uang, meski tetap diperlukan, adalah nomor dua. Yang terpenting baginya rajutan kekerabatan sosial yang telah lama ia jalin.
"Saya jadi caleg didorong oleh teman-teman PKS. Itu amanah dari Tuhan, dari masyarakat," kata Hartoyo saat ditemui VIVAnews di tempat kerjanya.
Meski harus berhadapan dengan caleg bermodal tebal, Hartoyo tak gentar. Tekadnya sudah bulat. Dia pun maju melalui Dapil Denpasar Timur dengan nomor urut 9.
"Jika awalnya dicalonkan teman-teman, maka selanjutnya nanti saya bersungguh-sungguh, bertanggungjawab kepada masyarakat," ucap dia.
Hartoyo mengaku tak banyak modal. Dalam sehari saja, dia hanya mampu mengumpulkan Rp50 ribu sampai Rp100 ribu, dengan menjual jasa sol sepatu. Tapi, dia mengaku punya modal investasi sosial.
Sejak berkecimpung di PKS 15 tahun silam, Hartoyo sudah banyak berbuat untuk masyarakat. Utamanya basis suara muslim yang ia bidik menjadi kantong suaranya.
"Jika nanti terpilih, artinya saya dipilih oleh Tuhan dan masyarakat. Tinggal menjalaninya sebaik-baiknya. Saya berharap penuh untuk bisa berbuat baik dan bermanfaat untuk masyarakat," kata Hartoyo diplomatis.
Bagi Hartoyo, hidup dan proses pencalegannya berjalan mengalir saja. Meski begitu, Hartoyo tetap berupaya sungguh-sungguh mengejar impian menjadi wakil rakyat.
Dia menyulap nota usahanya menjadi kartu nama. Nota yang diberikan kepada pelanggan, selain sebagai bukti pembayaran, juga tercantum ajakan untuk mencoblosnya pada Pileg April mendatang.
Hartoyo optimistis dapat melenggang dengan mulus menuju DPRD Kota Denpasar. "Saya sudah menjalin hubungan dengan masyarakat, komunitas-komunitas. Tinggal menindaklanjutinya saja, lebih mengintensifkan saja," katanya yakin.
Ia menyandarkan proses pencalegannya kepada masyarakat, Tuhan dan dirinya sendiri. "Itu bekal saya yang paling utama," ucapnya.
Bagi dia, modal sosial yang dimiliki kelak dapat digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat. Jika terpilih, dia tidak akan berbuat sesuatu yang melanggar.
"Kalau jadi pemimpin itu, kalau sudah baik secara lahir batin, kemudahan akan dimunculkan. Kesulitan akan akan dimudahkan. Pasti selalu ada jalan ke luar. Lain halnya kalau sudah tidak baik," kata Hartoyo. (umi)
Pria kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 5 Agustus 1973 ini punya pandangan lain. Bapak dua anak yangberprofesi sebagai tukang sol sepatu ini percaya diri maju menjadi caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2014-2019 meski modal minim.
Bagi Hartoyo, modal dalam pengertian uang, meski tetap diperlukan, adalah nomor dua. Yang terpenting baginya rajutan kekerabatan sosial yang telah lama ia jalin.
"Saya jadi caleg didorong oleh teman-teman PKS. Itu amanah dari Tuhan, dari masyarakat," kata Hartoyo saat ditemui VIVAnews di tempat kerjanya.
Meski harus berhadapan dengan caleg bermodal tebal, Hartoyo tak gentar. Tekadnya sudah bulat. Dia pun maju melalui Dapil Denpasar Timur dengan nomor urut 9.
"Jika awalnya dicalonkan teman-teman, maka selanjutnya nanti saya bersungguh-sungguh, bertanggungjawab kepada masyarakat," ucap dia.
Hartoyo mengaku tak banyak modal. Dalam sehari saja, dia hanya mampu mengumpulkan Rp50 ribu sampai Rp100 ribu, dengan menjual jasa sol sepatu. Tapi, dia mengaku punya modal investasi sosial.
Sejak berkecimpung di PKS 15 tahun silam, Hartoyo sudah banyak berbuat untuk masyarakat. Utamanya basis suara muslim yang ia bidik menjadi kantong suaranya.
"Jika nanti terpilih, artinya saya dipilih oleh Tuhan dan masyarakat. Tinggal menjalaninya sebaik-baiknya. Saya berharap penuh untuk bisa berbuat baik dan bermanfaat untuk masyarakat," kata Hartoyo diplomatis.
Bagi Hartoyo, hidup dan proses pencalegannya berjalan mengalir saja. Meski begitu, Hartoyo tetap berupaya sungguh-sungguh mengejar impian menjadi wakil rakyat.
Dia menyulap nota usahanya menjadi kartu nama. Nota yang diberikan kepada pelanggan, selain sebagai bukti pembayaran, juga tercantum ajakan untuk mencoblosnya pada Pileg April mendatang.
Hartoyo optimistis dapat melenggang dengan mulus menuju DPRD Kota Denpasar. "Saya sudah menjalin hubungan dengan masyarakat, komunitas-komunitas. Tinggal menindaklanjutinya saja, lebih mengintensifkan saja," katanya yakin.
Ia menyandarkan proses pencalegannya kepada masyarakat, Tuhan dan dirinya sendiri. "Itu bekal saya yang paling utama," ucapnya.
Bagi dia, modal sosial yang dimiliki kelak dapat digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat. Jika terpilih, dia tidak akan berbuat sesuatu yang melanggar.
"Kalau jadi pemimpin itu, kalau sudah baik secara lahir batin, kemudahan akan dimunculkan. Kesulitan akan akan dimudahkan. Pasti selalu ada jalan ke luar. Lain halnya kalau sudah tidak baik," kata Hartoyo. (umi)
sebelumnya tukang sofa masuk pks lalu kaya dan masuk penjara
Spoiler for sofa, pks, penjara:
Balada Penikmat Fustun, Dari Servis Sofa Hingga Penjara
"Luthfi sempat jadi tukang servis sofa.
Juga bisnis lainnya tapi selalu gagal.
Setelah sukses berpolitik ia kaya raya.
Namun justru masuk penjara"
Dua sofa berwarna cokelat kehitaman
menjadi saksi sejarah jatuh bangunnya Luthfi Hasan Ishaaq.
Dua sofa itu teronggok di ruang tamu rumah Yusuf Supendi, orang yang pernah dianggap guru oleh mantan
Presiden PKS itu. Dulu, sofa itu hampir hancur karena dimakan
usia. Namun tangan cekatan
Luthfi membereskannya hingga kembali tampak baru. Waktu itu, sekitar awal 1990-an, Luthfi memang
membuka usaha servis jok sofa
untuk menghidupi keluarganya.
“Dia pernah betulin seperangkat kursi tua saya. Itu masih ada kursinya,” ujar Yusuf saat ditemui di rumahnya,
Jalan Lapan V No. 28 RT 12 RW 01 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Zaman susah Luthfi terekam dalam sofa itu. Masa itu Luthfi memang harus melakukan upaya apa pun
untuk menghidupi anak dan istrinya. Kuliahnya di Arab Saudi gagal. Ia pergi ke Universitas Imam Muhammad bin Saud Arab Saudi kisaran tahun 1984. Dua tahun kemudian, ia di drop out (DO) dan terpaksa pulang ke
tanah air. Tanpa ijazah ia pun hidup luntang-lantung tanpa pekerjaan.
Namun bukan Luthfi namanya kalau tidak putar otak. Ia pun mencoba usaha servis jok sofa. Nah, Yusuf adalah salah satu pelanggan Luthfi. Yusuf yang juga menjadi pendiri Partai Keadilan (PK) yang kemudian menjadi PKS, dikenal Luthfi karena sama-sama alumni Timur Tengah. Mereka, Luthfi dan Yusuf tergabung dalam jaringan Ikhwanul Muslimin (IM) bersama Hilmi Aminuddin yang kini menjadi Ketua Majelis Syuro PKS. Awal 1990-an ketiga orang itu sama-sama memulai usaha dari bawah.
Selain servis jok, Luthfi juga menjajal usaha kayu dan bengkel. Ia juga sempat membuka usaha rumah makan di Politeknik UI. Ternyata usaha servis jok sofa Luthfi bangkrut karena kurang laku. Padahal dilihat dari kualitasnya, sofa garapan Luthfi terbilang mulus. Demikian juga usaha lainnya. “Usaha apa saja yang dilakukan Luthfi selalu gagal total,” kata Yusuf.
Tidak berjodoh dengan usaha di tanah air, Luthfi
lantas tertarik menjadi mujahid. Dari tanah air, ia pun pergi lagi ke Afganistan pada tahun 1990-an dengan alasan studi ke Punjab University, Lahore, Pakistan. Mahasiswa universitas ini memiliki keeratan dengan gerakan mujahid di Afganistan.
Luthfi langsung menjabat posisi strategis yakni menjadi sekretaris Abu Sayyaf, salah satu faksi mujahid
di Afganistan yang memiliki jaringan internasional. Perjalanannya di Afganistan cukup panjang.
Tahun 1998, Luthfi kembali ke tanah air. Kedekatannya dengan Hilmi dan Yusuf membuatnya terlibat dalam pendirian Partai Keadilan (PK). Luthfi bergabung dengan kelompok Tarbiyah yang masuk dalam struktur PK.
Luthfi tercatat pernah menjadi bendahara umum dalam kepengurusan Presiden PK Nur Mahmudi Ismail. Peran Luthfi tidak sedikit, ia pernah mendapat mandat sebagai supervisor pengembangan PKS di Eropa. Makanya, ia harus berada di Belanda selama beberapa tahun dalam rentang tahun 2000-an. Namun sebagai partai debut-an di Pemilu 1999, PK hanya meraup 1,4 juta suara atau 1,36 persen. Suara ini hanya mengantar tujuh kader PK untuk duduk di DPR. Luthfi pun tidak tinggal diam. Ia terlibat dalam upaya PK untuk tetap bertahan di parlemen, yakni pendirian Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai ‘partai cadangan’ untuk lolos dalam Pemilu 2004. Pengalamannya meraup jaringan di luar negeri mendudukkan Luthfi sebagai Ketua Badan Hubungan Luar Negeri DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada masa kepemimpinan Presiden PKS Tifatul Sembiring. Namun tampuk kepemimpinan segera beralih karena Tifatul masuk dalam kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hilmi lantas menunjuknya sebagai pengganti Tifatul.
Ia pun lantas duduk berdampingan dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Anis Matta sejak 2009 lalu. Jabatan presiden partai tetap bertahan pada Luthfi yang mengalahkan empat kandidat lainnya pada Munas Juni 2010. Kader PKS menyebut Luthfi terpilih karena ia adalah kader senior yang sejak awal membangun partai.
“Beliau juga orang lapangan, yang tak segan blusukan ke daerah-daerah,” ujar Mahfudz Siddiq, Wakil Sekretaris Jenderal PKS.
Namun suara miring menyatakan Luthfi jadi presiden lebih karena kedekatannya dengan Hilmi. “Ia sangat loyal terhadap Ustaz Hilmi. Pemujaannya terhadap Ustaz Hilmi begitu luar biasa,” tutur Mashadi, kolega Luthfi yang kini telah keluar dari PKS.
Terangnya karier Luthfi di partai politik ternyata juga diikuti dengan peningkatan rezekinya. Yusuf mengaku Luthfi seperti kaya mendadak ketika karier politiknya berangsur-angsur menguat. Tahun 2004, Luthfi sudah
mampu menjelajah jalanan ibu kota menggunakan mobil Toyota Fortuner.
“2004 saya lihat dia pakai mobil mewah, kalau nggak salah (Toyota) Fortuner waktu itu. Dia langsung bilang pinjaman dari kawan. Padahal saya cuma liatin mobil, nggak nanya,” aku Yusuf.
Kekayaan Luthfi, sebagai anggota DPR, yang dilaporkan ke KPK tercatat Rp 381,1 juta pada tahun 2004.
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) atas nama Luthfi tahun 2009 mengalami
kenaikan signifikan, yakni Rp 1 miliar.
Bagi Yusuf yang paham dengan perjalanan ekonomi Luthfi, kekayaan ini janggal mengingat bisnisnya yang selalu menemui kegagalan. Ia curiga dengan asal muasal harta kekayaan Luthfi. “Kalau cuma dari DPR, dan bisnis dia selalu gagal tidak akan kaya mendadak seperti itu,” ujar Yusuf.
Ternyata meski Luthfi gagal dalam banyak bisnis, ia tidaklah kapok berbisnis.
Ia terus membangun usahanya bersama Ahmad Fathanah, teman seangkatannya di Arab Saudi. Keduanya telah menjadi karib. Anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring mengakui kedekatan ini. “Fathanah ini agak
nakal. Orang tuanya titip ke Pak Luthfi waktu Pak Luthfi di Madinah,” kata Tifatul. Data pengadilan tahun 2005 menyebutkan sebuah kasus yang melibatkan Luthfi bersama Fathanah. Kasus itu adalah penjualan pulsa bodong. Luthfi dan Fathanah mendirikan perusahaan bernama PT Atlas Jaringan Satu. Fathanah yang pernah terjerat kasus perdagangan orang itu menjadi direktur utama dan Luthfi jadi komisarisnya.
Karena kasus pulsa bodong ini, Fathanah pun masuk bui selama tiga tahun. Sedangkan Luthfi lolos tanpa jejak. Rupanya selain bisnis pulsa bodong itu, jalinan bisnis Luthfi dan Fathanah masih banyak. Keduanya diduga menggangsir proyek Kementerian Pertanian yang dipimpin kader PKS, Suswono. Fathanah ditangkap KPK pada Selasa, 29 Januari 2013 di sebuah kamar Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat atas kasus dugaan suap impor daging di Kementerian Pertanian. Penangkapan ini menuntun pada peran Luthfi atas suap impor daging yang melibatkan perusahaan importir daging sapi, PT Indonesiauna Utama. Luthfi pun ikut ditangkap di DPP PKS usai menggelar konferensi pers Selasa malam 29 Januari 2013.
Ia dikenai pasal yang sama dengan Fathanah, yakni Pasal 12 Huruf a atau b atau Pasal 5 Ayat (2) atau Pasal 11 UU No. 20/2001 jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP mengenai penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji terkait kewajibannya. KPK mengembangkan kejahatan dengan tindak pidana pencucian uang.
Kekayaan Luthfi terselip di antara istri-istri dan kerabat. KPK terus menelusuri kekayaan ini. KPK pun telah menyita 7 mobil dan 3 rumah Luthfi. KPK terus
menelusuri aliran kekayaan mantan Presiden PKS itu yang mengalir ke office boy sampai gadis Fustun, Darin Mumtazah yang diduga menjadi istri sirinya.sembur
"Luthfi sempat jadi tukang servis sofa.
Juga bisnis lainnya tapi selalu gagal.
Setelah sukses berpolitik ia kaya raya.
Namun justru masuk penjara"
Dua sofa berwarna cokelat kehitaman
menjadi saksi sejarah jatuh bangunnya Luthfi Hasan Ishaaq.
Dua sofa itu teronggok di ruang tamu rumah Yusuf Supendi, orang yang pernah dianggap guru oleh mantan
Presiden PKS itu. Dulu, sofa itu hampir hancur karena dimakan
usia. Namun tangan cekatan
Luthfi membereskannya hingga kembali tampak baru. Waktu itu, sekitar awal 1990-an, Luthfi memang
membuka usaha servis jok sofa
untuk menghidupi keluarganya.
“Dia pernah betulin seperangkat kursi tua saya. Itu masih ada kursinya,” ujar Yusuf saat ditemui di rumahnya,
Jalan Lapan V No. 28 RT 12 RW 01 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Zaman susah Luthfi terekam dalam sofa itu. Masa itu Luthfi memang harus melakukan upaya apa pun
untuk menghidupi anak dan istrinya. Kuliahnya di Arab Saudi gagal. Ia pergi ke Universitas Imam Muhammad bin Saud Arab Saudi kisaran tahun 1984. Dua tahun kemudian, ia di drop out (DO) dan terpaksa pulang ke
tanah air. Tanpa ijazah ia pun hidup luntang-lantung tanpa pekerjaan.
Namun bukan Luthfi namanya kalau tidak putar otak. Ia pun mencoba usaha servis jok sofa. Nah, Yusuf adalah salah satu pelanggan Luthfi. Yusuf yang juga menjadi pendiri Partai Keadilan (PK) yang kemudian menjadi PKS, dikenal Luthfi karena sama-sama alumni Timur Tengah. Mereka, Luthfi dan Yusuf tergabung dalam jaringan Ikhwanul Muslimin (IM) bersama Hilmi Aminuddin yang kini menjadi Ketua Majelis Syuro PKS. Awal 1990-an ketiga orang itu sama-sama memulai usaha dari bawah.
Selain servis jok, Luthfi juga menjajal usaha kayu dan bengkel. Ia juga sempat membuka usaha rumah makan di Politeknik UI. Ternyata usaha servis jok sofa Luthfi bangkrut karena kurang laku. Padahal dilihat dari kualitasnya, sofa garapan Luthfi terbilang mulus. Demikian juga usaha lainnya. “Usaha apa saja yang dilakukan Luthfi selalu gagal total,” kata Yusuf.
Tidak berjodoh dengan usaha di tanah air, Luthfi
lantas tertarik menjadi mujahid. Dari tanah air, ia pun pergi lagi ke Afganistan pada tahun 1990-an dengan alasan studi ke Punjab University, Lahore, Pakistan. Mahasiswa universitas ini memiliki keeratan dengan gerakan mujahid di Afganistan.
Luthfi langsung menjabat posisi strategis yakni menjadi sekretaris Abu Sayyaf, salah satu faksi mujahid
di Afganistan yang memiliki jaringan internasional. Perjalanannya di Afganistan cukup panjang.
Tahun 1998, Luthfi kembali ke tanah air. Kedekatannya dengan Hilmi dan Yusuf membuatnya terlibat dalam pendirian Partai Keadilan (PK). Luthfi bergabung dengan kelompok Tarbiyah yang masuk dalam struktur PK.
Luthfi tercatat pernah menjadi bendahara umum dalam kepengurusan Presiden PK Nur Mahmudi Ismail. Peran Luthfi tidak sedikit, ia pernah mendapat mandat sebagai supervisor pengembangan PKS di Eropa. Makanya, ia harus berada di Belanda selama beberapa tahun dalam rentang tahun 2000-an. Namun sebagai partai debut-an di Pemilu 1999, PK hanya meraup 1,4 juta suara atau 1,36 persen. Suara ini hanya mengantar tujuh kader PK untuk duduk di DPR. Luthfi pun tidak tinggal diam. Ia terlibat dalam upaya PK untuk tetap bertahan di parlemen, yakni pendirian Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai ‘partai cadangan’ untuk lolos dalam Pemilu 2004. Pengalamannya meraup jaringan di luar negeri mendudukkan Luthfi sebagai Ketua Badan Hubungan Luar Negeri DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada masa kepemimpinan Presiden PKS Tifatul Sembiring. Namun tampuk kepemimpinan segera beralih karena Tifatul masuk dalam kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hilmi lantas menunjuknya sebagai pengganti Tifatul.
Ia pun lantas duduk berdampingan dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Anis Matta sejak 2009 lalu. Jabatan presiden partai tetap bertahan pada Luthfi yang mengalahkan empat kandidat lainnya pada Munas Juni 2010. Kader PKS menyebut Luthfi terpilih karena ia adalah kader senior yang sejak awal membangun partai.
“Beliau juga orang lapangan, yang tak segan blusukan ke daerah-daerah,” ujar Mahfudz Siddiq, Wakil Sekretaris Jenderal PKS.
Namun suara miring menyatakan Luthfi jadi presiden lebih karena kedekatannya dengan Hilmi. “Ia sangat loyal terhadap Ustaz Hilmi. Pemujaannya terhadap Ustaz Hilmi begitu luar biasa,” tutur Mashadi, kolega Luthfi yang kini telah keluar dari PKS.
Terangnya karier Luthfi di partai politik ternyata juga diikuti dengan peningkatan rezekinya. Yusuf mengaku Luthfi seperti kaya mendadak ketika karier politiknya berangsur-angsur menguat. Tahun 2004, Luthfi sudah
mampu menjelajah jalanan ibu kota menggunakan mobil Toyota Fortuner.
“2004 saya lihat dia pakai mobil mewah, kalau nggak salah (Toyota) Fortuner waktu itu. Dia langsung bilang pinjaman dari kawan. Padahal saya cuma liatin mobil, nggak nanya,” aku Yusuf.
Kekayaan Luthfi, sebagai anggota DPR, yang dilaporkan ke KPK tercatat Rp 381,1 juta pada tahun 2004.
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) atas nama Luthfi tahun 2009 mengalami
kenaikan signifikan, yakni Rp 1 miliar.
Bagi Yusuf yang paham dengan perjalanan ekonomi Luthfi, kekayaan ini janggal mengingat bisnisnya yang selalu menemui kegagalan. Ia curiga dengan asal muasal harta kekayaan Luthfi. “Kalau cuma dari DPR, dan bisnis dia selalu gagal tidak akan kaya mendadak seperti itu,” ujar Yusuf.
Ternyata meski Luthfi gagal dalam banyak bisnis, ia tidaklah kapok berbisnis.
Ia terus membangun usahanya bersama Ahmad Fathanah, teman seangkatannya di Arab Saudi. Keduanya telah menjadi karib. Anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring mengakui kedekatan ini. “Fathanah ini agak
nakal. Orang tuanya titip ke Pak Luthfi waktu Pak Luthfi di Madinah,” kata Tifatul. Data pengadilan tahun 2005 menyebutkan sebuah kasus yang melibatkan Luthfi bersama Fathanah. Kasus itu adalah penjualan pulsa bodong. Luthfi dan Fathanah mendirikan perusahaan bernama PT Atlas Jaringan Satu. Fathanah yang pernah terjerat kasus perdagangan orang itu menjadi direktur utama dan Luthfi jadi komisarisnya.
Karena kasus pulsa bodong ini, Fathanah pun masuk bui selama tiga tahun. Sedangkan Luthfi lolos tanpa jejak. Rupanya selain bisnis pulsa bodong itu, jalinan bisnis Luthfi dan Fathanah masih banyak. Keduanya diduga menggangsir proyek Kementerian Pertanian yang dipimpin kader PKS, Suswono. Fathanah ditangkap KPK pada Selasa, 29 Januari 2013 di sebuah kamar Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat atas kasus dugaan suap impor daging di Kementerian Pertanian. Penangkapan ini menuntun pada peran Luthfi atas suap impor daging yang melibatkan perusahaan importir daging sapi, PT Indonesiauna Utama. Luthfi pun ikut ditangkap di DPP PKS usai menggelar konferensi pers Selasa malam 29 Januari 2013.
Ia dikenai pasal yang sama dengan Fathanah, yakni Pasal 12 Huruf a atau b atau Pasal 5 Ayat (2) atau Pasal 11 UU No. 20/2001 jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP mengenai penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji terkait kewajibannya. KPK mengembangkan kejahatan dengan tindak pidana pencucian uang.
Kekayaan Luthfi terselip di antara istri-istri dan kerabat. KPK terus menelusuri kekayaan ini. KPK pun telah menyita 7 mobil dan 3 rumah Luthfi. KPK terus
menelusuri aliran kekayaan mantan Presiden PKS itu yang mengalir ke office boy sampai gadis Fustun, Darin Mumtazah yang diduga menjadi istri sirinya.sembur
Quote:
pendapatane
menurut ane buat agan2 didaerah bersangkutan kayak ane, jangan dipilih gan soalnya kenapa??? jadi gini gan, tukang sol sepatu kan berpendidikan rendah kan ya gan maaf gak menyinggung loh gan, tapi secara otomatis kalau pendidikan rendah pasti dia gak tau apa2 soal politik bisa disebut bodoh.(bodoh politik) nah karena dia bodoh maka dari itu jika terpilih orang ini hanya akan disetir oleh kepentingan partainya, padahal tahu kan partai ini partai korupsi sapi("pks") yang elektabilitasnya menurun karena banyak yang korupsi?? partai ini pintar(licik) mereka tahu bahwa masyarakat udah bosan dengan dpr yang aneh2 kelakuannya , maka parTAI ini mendatangkan dari kalangan lain dengan dalih memperjuangkan persamaan hak (hak untuk korupsi maksut lo???) sebagai calegnya supaya masyarakat memilihnya, yaitu kalangan orang yang gak punya dan gak tau apa2. masyarakat mungkin berpikir orang ini benar2 memperjuangkan amanahnya, padahal orang ini benar2 akan disetir oleh kepentingan parTAI "pks" yang haus akan uang,, sebagai catatan bahwa menjadi politikus adalah susah untuk tidak korupsi karena tekanan2 dari oknum2, pintarlah dalam memilih Indonesia
menurut ane buat agan2 didaerah bersangkutan kayak ane, jangan dipilih gan soalnya kenapa??? jadi gini gan, tukang sol sepatu kan berpendidikan rendah kan ya gan maaf gak menyinggung loh gan, tapi secara otomatis kalau pendidikan rendah pasti dia gak tau apa2 soal politik bisa disebut bodoh.(bodoh politik) nah karena dia bodoh maka dari itu jika terpilih orang ini hanya akan disetir oleh kepentingan partainya, padahal tahu kan partai ini partai korupsi sapi("pks") yang elektabilitasnya menurun karena banyak yang korupsi?? partai ini pintar(licik) mereka tahu bahwa masyarakat udah bosan dengan dpr yang aneh2 kelakuannya , maka parTAI ini mendatangkan dari kalangan lain dengan dalih memperjuangkan persamaan hak (hak untuk korupsi maksut lo???) sebagai calegnya supaya masyarakat memilihnya, yaitu kalangan orang yang gak punya dan gak tau apa2. masyarakat mungkin berpikir orang ini benar2 memperjuangkan amanahnya, padahal orang ini benar2 akan disetir oleh kepentingan parTAI "pks" yang haus akan uang,, sebagai catatan bahwa menjadi politikus adalah susah untuk tidak korupsi karena tekanan2 dari oknum2, pintarlah dalam memilih Indonesia
sembur : vivanews
gak butuh bata gan, yang ane butuh pengertiannya,,,
gak perlu ngasih gan soalnya gak akan ada yang mau ngasih
gak perlu ngasih gan soalnya gak akan ada yang mau ngasih
Spoiler for bonus:
mohon rate gan, yang gak komeng punya istri transgender amin.
Diubah oleh matamui 09-01-2014 12:40
0
3.7K
Kutip
38
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan