- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kecelakaan maut di Pasa Usang, Padang Pariaman, Sumatera Barat, 8 orang tewas
TS
cubaigokiel
Kecelakaan maut di Pasa Usang, Padang Pariaman, Sumatera Barat, 8 orang tewas
Padang, Padek—Kecelakaan maut terjadi di ruas jalan Padang-Bukittinggi, KM 25, tepatnya di Jalan Pasar Usang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, kemarin pagi. Mobil travel jurusan Padangsidempuan-Padang yang membawa 12 penumpang menabrak angkutan kota jurusan Duku-Pasar Lubukalung berpenumpang 15 orang. Delapan penumpang angkot tewas, dan 17 orang menderita luka berat serta ringan.
Seluruh penumpang angkot adalah para pelajar dan guru. Adapun korban tewas di tempat adalah Citra Wulandari (pelajar SMAN 1 Batang Anai), Laura Sintia (pelajar SMPN 1 Pasar Usang), Samsurizal (sopir angkot Kopaba), Fauzi Agustian (pelajar SMAN 1 Lubukalung), Yunisa Afridisma (pelajar SMAN 1 Batang Anai), Jalimar (guru SMAN 1 Batang Anai).
Sedangkan Magistra (pelajar SMAN 1 Batang Anai), meninggal di Rumah Sakit Siti Rahmah, Bypass, Padang. Kemudian Reza Silvia Ningsih (pelajar SMAN 1 Batang Anai) meninggal pukul 19.20, setelah sempat menjalani operasi di RSUP M Djamil Padang. Sementara korban luka-luka, sebanyak 17 orang dirawat di RSUP M Djamil dan dua orang di RS Siti Rahmah.
Informasi yang dihimpun Padang Ekspres di tempat kejadian peristiwa (TKP), pagi itu, sekitar pukul 07.15, minibus travel Taxi Kita Bersama (TKB) bernopol BB 1130 FB melaju kencang dari arah Padangpariaman menuju Padang. Sesampai di lokasi kejadian, sopir travel diduga mengambil jalur terlalu ke kanan. Bersamaan dengan itu, dari arah berlawanan melaju angkot Kopaba warna putih BA 2829 EE dengan kecepatan cukup tinggi. Tak ayal, kecelakaan pun tak terelakkan. Saking kerasnya tabrakan, warga kesulitan mengevakuasi korban karena kedua kendaraan lengket. Kondisi kedua kendaraan remuk.
Menurut para saksi mata, dua penumpang angkot sempat terlempar ke luar kendaraan. M Nizar, saksi mata sekaligus penumpang travel, membenarkan mobil yang ditumpanginya melaju kencang. Namun dia mengaku tak tahu persis bagaimana kronologi kecelakaan terjadi, karena sedang tertidur. Dia baru terbangun setelah dievakuasi masyarakat keluar minibus. “Saya tidak tahu persis kejadiannya. Saya baru sadar setelah dievakuasi, dan saat itu orang sudah ramai di lokasi kejadian,” ucapnya.
Yanti, 37, warga setempat, melihat dua penumpang angkot berseragam sekolah terlempar ke selokan. “Hanya itu yang saya lihat. Para penumpang yang tewas dikumpulkan warga di bawah pohon. Setelah itu, barulah dibawa ke Puskesmas Pasar Usang,” ungkapnya.
Mengharu Biru
Suasana haru menyelimuti Puskesmas Pasar Usang. Para keluarga korban kecelakaan memadati puskesmas. Sekitar pukul 10.00, satu jenazah masih berada di puskesmas, yakni jasad Syamsurizal, sopir angkot Kopaba. Tim medis terlihat menyambungkan kaki korban yang tak utuh dan menjahit kepala warga Kabun Pasar Usang itu.
Suasana duka juga terlihat di SMAN 1 Batang Anai. “Kegiatan belajar mengajar diliburkan dan bendera setengah tiang dipasang selama 3 hari untuk mengenang para pelajar dan guru SMAN 1 Batang Anai yang menjadi korban dalam kecelakaan maut tersebut,” ujar Wakil Kepala SMAN 1 Batang Anai, Irwan Arnes.
Tidak jauh berbeda di SMPN 1 Pasar Usang. Aktivitas belajar mengajar juga diliburkan setelah salah seorang siswanya tewas dalam kecelakaan itu. “Kami memasang bendera setengah tiang sampai tiga hari ke depan,” kata Kepala SMPN 1 Pasar Usang, Zal Aidi.
Kelalaian Sopir
Kapolres Padangpariaman AKBP Amirjan menyebutkan, peristiwa nahas itu terjadi akibat kedua sopir mengemudikan kendaraan terlalu kencang. “Ada kelalaian sopir, apalagi mengangkut penumpang cukup banyak. Kopaba mengangkut 15 penumpang, sedangkan travel 12 penumpang. Mereka juga membawa kendaraan dengan kecepatan tinggi,” kata Amirjan kepada Padang Ekspres.
Kapolres belum dapat memastikan penyebab kecelakaan karena masih melakukan penyelidikan. “Lagi pula sopir travel kondisinya luka parah, sedangkan sopir angkot tewas di tempat. Kondisi penumpang juga belum bisa dimintai keterangan karena luka berat,” jelasnya.
Di rumah duka Laura Sintia, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni terlihat meneteskan air mata. Selain menjenguk rumah Laura Sintia, Ali Mukhni juga mendatangi rumah Jalimar, guru SMAN 1 Batang Anai.
Usut Kecelakaan
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyikapi serius kecelakaan maut tersebut. Ketika membesuk korban di RSUP M Djamil, Gubernur meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus kecelakaan tersebut. Gubernur menyorot nomor polisi mobil travel yang menggunakan pelat hitam.
“Angkutan umum tidak dibolehkan berpelat hitam. Itu jelas sudah menyalahi aturan, karena angkutan umum harus menggunakan pelat kuning,” kata Gubernur. “Setelah kasus kecelakaan diselesaikan pihak kepolisian, baru kita akan urus masalah santunan untuk korban kecelakaan,” tambahnya didampingi Kepada Dinas Perhubungan Sumbar, Mudrika.
Hingga pukul 21.00, sebanyak 16 orang korban kecelakaan masih dirawat di RSUP M Djamil. Seorang di antaranya dibolehkan pulang karena hanya mengalami luka lecet di tangan, yaitu M Nizar, mahasiswa Unand.
”Dari ke-16 pasien yang dirawat di M Djamil, satu orang mengalami luka cukup serius dan harus mendapatkan penanganan intensif,” ujar pejabat pemberi informasi RSUP M Djamil Gustafianof kepada Padang Ekspres.
Lima korban dirawat di ruangan Trauma Center (TC), yakni Riski Gusdi dan Fani A asal Padang, Masyu, Elmi dan M Reza Rahman asal Padangsidempuan. Selebihnya, pasien kecelakaan dirawat di IGD.
Berikut ini adalah pic perisitwa kecelakaan maut tersebut gan
dan ini ane dapat gambar jenazahnya gan sebelum di evakuasi. Kalau tidak sanggup liatnya jangan dibuka gan
UPDATE gambar korban tewas gan !!!
Semoga keluarga dari korban kecelakaan ini diberikan ketabahan oleh Allah SWT serta almarhum korban diterima di sisi-Nya amal kebaikannya Aminnnnnnn
SUMBER
SUMBER
Seluruh penumpang angkot adalah para pelajar dan guru. Adapun korban tewas di tempat adalah Citra Wulandari (pelajar SMAN 1 Batang Anai), Laura Sintia (pelajar SMPN 1 Pasar Usang), Samsurizal (sopir angkot Kopaba), Fauzi Agustian (pelajar SMAN 1 Lubukalung), Yunisa Afridisma (pelajar SMAN 1 Batang Anai), Jalimar (guru SMAN 1 Batang Anai).
Sedangkan Magistra (pelajar SMAN 1 Batang Anai), meninggal di Rumah Sakit Siti Rahmah, Bypass, Padang. Kemudian Reza Silvia Ningsih (pelajar SMAN 1 Batang Anai) meninggal pukul 19.20, setelah sempat menjalani operasi di RSUP M Djamil Padang. Sementara korban luka-luka, sebanyak 17 orang dirawat di RSUP M Djamil dan dua orang di RS Siti Rahmah.
Informasi yang dihimpun Padang Ekspres di tempat kejadian peristiwa (TKP), pagi itu, sekitar pukul 07.15, minibus travel Taxi Kita Bersama (TKB) bernopol BB 1130 FB melaju kencang dari arah Padangpariaman menuju Padang. Sesampai di lokasi kejadian, sopir travel diduga mengambil jalur terlalu ke kanan. Bersamaan dengan itu, dari arah berlawanan melaju angkot Kopaba warna putih BA 2829 EE dengan kecepatan cukup tinggi. Tak ayal, kecelakaan pun tak terelakkan. Saking kerasnya tabrakan, warga kesulitan mengevakuasi korban karena kedua kendaraan lengket. Kondisi kedua kendaraan remuk.
Menurut para saksi mata, dua penumpang angkot sempat terlempar ke luar kendaraan. M Nizar, saksi mata sekaligus penumpang travel, membenarkan mobil yang ditumpanginya melaju kencang. Namun dia mengaku tak tahu persis bagaimana kronologi kecelakaan terjadi, karena sedang tertidur. Dia baru terbangun setelah dievakuasi masyarakat keluar minibus. “Saya tidak tahu persis kejadiannya. Saya baru sadar setelah dievakuasi, dan saat itu orang sudah ramai di lokasi kejadian,” ucapnya.
Yanti, 37, warga setempat, melihat dua penumpang angkot berseragam sekolah terlempar ke selokan. “Hanya itu yang saya lihat. Para penumpang yang tewas dikumpulkan warga di bawah pohon. Setelah itu, barulah dibawa ke Puskesmas Pasar Usang,” ungkapnya.
Mengharu Biru
Suasana haru menyelimuti Puskesmas Pasar Usang. Para keluarga korban kecelakaan memadati puskesmas. Sekitar pukul 10.00, satu jenazah masih berada di puskesmas, yakni jasad Syamsurizal, sopir angkot Kopaba. Tim medis terlihat menyambungkan kaki korban yang tak utuh dan menjahit kepala warga Kabun Pasar Usang itu.
Suasana duka juga terlihat di SMAN 1 Batang Anai. “Kegiatan belajar mengajar diliburkan dan bendera setengah tiang dipasang selama 3 hari untuk mengenang para pelajar dan guru SMAN 1 Batang Anai yang menjadi korban dalam kecelakaan maut tersebut,” ujar Wakil Kepala SMAN 1 Batang Anai, Irwan Arnes.
Tidak jauh berbeda di SMPN 1 Pasar Usang. Aktivitas belajar mengajar juga diliburkan setelah salah seorang siswanya tewas dalam kecelakaan itu. “Kami memasang bendera setengah tiang sampai tiga hari ke depan,” kata Kepala SMPN 1 Pasar Usang, Zal Aidi.
Kelalaian Sopir
Kapolres Padangpariaman AKBP Amirjan menyebutkan, peristiwa nahas itu terjadi akibat kedua sopir mengemudikan kendaraan terlalu kencang. “Ada kelalaian sopir, apalagi mengangkut penumpang cukup banyak. Kopaba mengangkut 15 penumpang, sedangkan travel 12 penumpang. Mereka juga membawa kendaraan dengan kecepatan tinggi,” kata Amirjan kepada Padang Ekspres.
Kapolres belum dapat memastikan penyebab kecelakaan karena masih melakukan penyelidikan. “Lagi pula sopir travel kondisinya luka parah, sedangkan sopir angkot tewas di tempat. Kondisi penumpang juga belum bisa dimintai keterangan karena luka berat,” jelasnya.
Di rumah duka Laura Sintia, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni terlihat meneteskan air mata. Selain menjenguk rumah Laura Sintia, Ali Mukhni juga mendatangi rumah Jalimar, guru SMAN 1 Batang Anai.
Usut Kecelakaan
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyikapi serius kecelakaan maut tersebut. Ketika membesuk korban di RSUP M Djamil, Gubernur meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus kecelakaan tersebut. Gubernur menyorot nomor polisi mobil travel yang menggunakan pelat hitam.
“Angkutan umum tidak dibolehkan berpelat hitam. Itu jelas sudah menyalahi aturan, karena angkutan umum harus menggunakan pelat kuning,” kata Gubernur. “Setelah kasus kecelakaan diselesaikan pihak kepolisian, baru kita akan urus masalah santunan untuk korban kecelakaan,” tambahnya didampingi Kepada Dinas Perhubungan Sumbar, Mudrika.
Hingga pukul 21.00, sebanyak 16 orang korban kecelakaan masih dirawat di RSUP M Djamil. Seorang di antaranya dibolehkan pulang karena hanya mengalami luka lecet di tangan, yaitu M Nizar, mahasiswa Unand.
”Dari ke-16 pasien yang dirawat di M Djamil, satu orang mengalami luka cukup serius dan harus mendapatkan penanganan intensif,” ujar pejabat pemberi informasi RSUP M Djamil Gustafianof kepada Padang Ekspres.
Lima korban dirawat di ruangan Trauma Center (TC), yakni Riski Gusdi dan Fani A asal Padang, Masyu, Elmi dan M Reza Rahman asal Padangsidempuan. Selebihnya, pasien kecelakaan dirawat di IGD.
Berikut ini adalah pic perisitwa kecelakaan maut tersebut gan
Spoiler for kecelakaan1:
Spoiler for kecelakaan2:
Spoiler for kecelakaan3:
Spoiler for kecelakaan4:
dan ini ane dapat gambar jenazahnya gan sebelum di evakuasi. Kalau tidak sanggup liatnya jangan dibuka gan
Spoiler for jangan dibuka gan:
UPDATE gambar korban tewas gan !!!
Spoiler for korban anak smp:
Spoiler for korban cowok SMA:
Semoga keluarga dari korban kecelakaan ini diberikan ketabahan oleh Allah SWT serta almarhum korban diterima di sisi-Nya amal kebaikannya Aminnnnnnn
SUMBER
SUMBER
Diubah oleh cubaigokiel 21-01-2013 03:44
0
11.4K
15
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan