yogiemirzaAvatar border
TS
yogiemirza
Runtuhnya Harga Diri karena Jejaring Sosial


Kali ini ane ingin mengulas permasalahan sosial yang terjadi di sekitar kita, bagaimana jejaring sosial meruntuhkan harga diri seseorang, mungkin ini sudah sering dibahas, tetapi ane punya pandangan lain. Ada dua situs jejaring sosial kini yang sangat digemari dan mungkin semua orang sudah menjadikannya sebagai bagian dari hidupnya (kebutuhan), dan menjadi fokus ane, Facebook dan Twitter.

Kedua jejaring sosial ini banyak memiliki kesamaan, salah satunya, sama-sama tempat untuk berinteraksi sesama penggunanya, baik keluarga, teman, hingga rekan kerja/bisnis. Setelah lama bergelut didalamnya (sambil mengamati), ane dapat simpulkan bahwa pengguna kedua jejaring sosial ini, secara tidak sadar telah menjatuhkan harga diri mereka sendiri. Ada beberapa faktor jatuhnya harga diri seseorang di jejaring sosial.

1. Lupa akan fungsi dari jejaring sosial

Banyak sekali pengguna dari jejaring sosial tidak memahami untuk apa jejaring sosial tersebut dibangun, sehingga banyak dari mereka melakukan hal merendahkan diri mereka sendiri, yang sering terjadi adalah menjadikannya sebagai tempat untuk membuang kemarahan, keluh kesah, umpatan, dll. Dengan demikian, para pengguna lainnya, akan melihat orang tersebut dengan sebelah mata, dan mungkin tak lagi menarik bagi lawan jenisnya.

2. Tidak bisa menentukan mana yang privasi

Semua orang pasti punya hal-hal yang tidak ingin orang mengetahuinya, sayangnya banyak para pengguna jejaring sosial tidak bisa memilahnya, banyak dari mereka sengaja membiarkan diri mereka “telanjang” di depan khalayak online. Tentu ini akan berdampak buruk bagi orang tersebut, misalnya aib buruknya telah diketahui pengguna lain.

3. Lupa kalau jejaring sosial digunakan oleh berbagai generasi

Dari anak-anak hingga kakek-kakek telah menggunakannya, banyak orang dewasa yang mengabaikan hal tersebut, dengan tidak peduli mereka memposting hal-hal yang senonoh atau tidak pantas, yang sebenarnya mereka adalah contoh baik, malah menjadi bahan “gelengan” bagi generasi dibawahnya.

Ketiga faktor di atas hanya buah pemikiran dan pengamatan ane, mungkin masih ada faktor lain yang bisa ditambahkan. Jadi, kita sebagai pengguna dan penikmat teknologi baiknya kita yang menguasainya, jangan sampai menjadi budaknya. Kenyataan sekarang, teknologi yang memanjakan tersebut telah menghalangi kita menjadi lebih dewasa.
Diubah oleh yogiemirza 08-01-2014 07:03
0
5K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan