- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sederet Mall Baru Siap Berdiri, Yogyakarta dalam Masalah
TS
pocongterhormat
Sederet Mall Baru Siap Berdiri, Yogyakarta dalam Masalah
Bagaimana kalau menurut agan semua,khususnya Agan-Agan yang Domisili di Jogja??
Sederet Mall Baru Siap Berdiri, Yogyakarta dalam Masalah
Yogyakarta mungkin sedang bertaruh untuk bertahan dalam idealisme luhurnya sebagai kota budaya yang selalu dan tetap bersahaja. Perkembangan kota, aktivitas penduduk dan dinamika masyarakatnya telah membawa Yogyakarta melesat menjadi calon kota metropolitan baru di Indonesia. Wajah urban semakin kuat ditatap di berbagai sudut kota ini. Yogyakarta mungkin akan menjadi kota dengan lesatan jumlah Mall dan hunian modern terbesar selama 1 dekade mendatang. Indikasinya sudah bisa dibaca dalam 1 dekade terakhir dengan berdirinya sejumlah hotel baru di kawasan yang sebelumnya dikenal cukup bersahaya seperti Gejayan. Lalu berdirinya 2 mall besar yakni Ambarukmo Plaza dan Saphir Square yang membuat kawasan timur Jogja tumbuh sebagai pusat urban baru melengkapi Galeria Mall dan Malioboro Mall yang lebih dulu eksis sebagai pusat kehidupan urban di jantung kota Jogja.
Yogyakarta memang belum kehilangan rupa dan wajahnya saat ini. Tapi kota Yogyakarta boleh jadi sedang bergerak ke arah yang akan mendatangkan masalah. Setelah 1 dekade terakhir sejumlah hotel dan mall menghadirkan letupan gaya hidup urban yang luar biasa terasa, kini sejumlah mall dan kawasan urban baru siap hadir menyesakkan Yogyakarta.
Jogja Town Square (JTOS) menjadi sebuah nama yang sudah ramai diperbincangkan siap berdiri di kota Jogja. Mengambil tempat di Jalan Laksda Adisucipto, JTOS akan menjadi bagian dari pusat urban Malioboro City. Bersama-sama dengan JTOS, Malioboro City akan diisi dengan apartemen mewah dan hotel berbintang. Sesuai deskripsinya, JTOS akan mengusung konsep entertainment yang dipadu dengan one stop culinary.
Mall berikutnya yang siap mengisi ruang kota Yogyakarta adalah Sahid Lifestyle Mall. Tak tanggung-tanggung, seperti diberitakan di halaman tempo.co, kawasan timur kota Jogja ini akan dikembangkan sebagai pusat hunian modern dengan Mall, Convention Center, Hotel dan Apartemen yang secara keseluruhan bernama Sahid Jogja Lifestyle City yang sebagian wajahnya sudah bisa ditatap saat ini.
Setelah jantung kota Jogja semakin sesak dan tak menyisakan ruang, sisi timur kota ini rupanya menjadi incaran baru para pengembang bisnis Mall dan hunian modern. Tak cukup Ambarukmo Plaza, JTOS dan Sahid Lifestyle, di kawasan timur ini akan semakin gemerlap dengan rencana hadirnya Hartono Lifestyle Mall Jogja. Rencana ini terungkap dalam harianjogja.comtentang ekspansi yang akan dilakukan oleh sebuah pengembang yang baru saja berhasil membangun sebuah mall di Solo.
Tak hanya di kawasan timur, kota Jogja akan terkepung dari segala arah oleh pusat bisnis dan hiburan karena di kawasan utara juga akan dibangun Mataram City dengan Mall, Citywalk dan hunian modern. Jika terealisasi, Mataram City boleh jadi akan membuat kawasan utara Jogja berkembang menjadi pusat kehidupan urban yang baru. Sebelumnya kawasan utara kota Jogja dikenal sebagai kawasan yang tidak terlalu ramai kecuali keberadaan Grand Hyatt Hotel dan sebuah pengembang perumahan modern. Kawasan utara Jogja yang berhawa sejuk lebih dikenal sebagai kawasan tepi dengan beberapa desa wisata.
Namun apakah “hanya” 4 mall baru dan kawasan modern itu yang akan mengisi kota Jogja nantinya ?. Ternyata tidak, beberapa tahun mendatang sejumlah mall lain rupanya sudah mengambil ancang-ancang untuk berdiri di kota Jogja. Tercatat nama Sun Premiera dan Grup JW. Marriot sudah bersiap-siap meramaikan kehidupan urban Yogyakarta yang sedang tumbuh pesat saat ini. Saphir Square yang sudah berhenti beroperasi juga dikabarkan akan reborn dengan nama baru.
Berdirinya sejumlah mall dan hotel-hotel kekar baru di Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir ini dan rencana tumbuhnya sejumlah mall serta pusat bisnis dan lifestyle di atas tentu akan membawa dampak dan konsekuensi besar bagi kota Jogja. Berkembangnya mall-mall dan pusat hiburan tersebut akan membahagiakan para pegiat gaya hidup urban yang membutuhkan sarana dan media aktualiasasi serta eksistensi diri. Namun rasanya Jogja perlu menimbang dan membaca lagi nasibnya di masa mendatang jika trend modernisasi ini tak dikendalikan, Yogyakarta akan menghadapi masalah yang tak ringan di masa mendatang.
Tak dipungkiri hadirnya sejumlah mall dan pusat gaya hidup adalah sebuah keniscayaan bagi sebuah kota besar yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai kota dan negara seperti Yogyakarta. Tapi siapapun yang melihat kondisi Yogyakarta dalam 1 dekade terakhir ini pasti akan melipat dahinya jika diminta membayangkan kota ini 10 tahun ke depan.
Masalah itu lebih dari sekedar potensi persaingan bisnis yang tak sehat. Hilangnya sejumlah kawasan hijau dan resapan air membuat beberapa tempat dan jalanan di Jogja seperti Jalan Kaliurang, Jalan Adisucipto dan Ringroad Utara berubah sangat parah dengan genangan air jika hujan turun 1 jam saja. “Baru” berdiri Ambarukmo Plaza dan Saphir Square saja, kemacetan di Jalan Adisucipto atau Jalan Solo sudah tak tertahan. Maka tak terbayangkan lagi bagaimana kemacetan dan masalah lingkungan akan semakin runyam menghimpit kawasan-kawasan utama Yogyakarta jika mall-mall dan kawasan modern itu sudah berdiri nantinya.
Wajah Yogyakarta yang eksotik penuh nuansa budaya dan sejarah boleh jadi akan semakin redup dan digantikan wajah-wajah urban yang serba seragam dan membosankan jika gedung-gedung kekar itu memenuhi kota ini. Pergeseran nilai sosial dan berubahnya kearifan lokal masyarakat Yogyakarta serta generasi mudanya juga dipastikan terancam secara perlahan jika kota ini terlena dengan arus modernisasi dan rayuan gaya hidur urban yang tak tertahankan.
Semoga Yogyakarta segera menyadari wajahnya yang sedang sayu saat ini dan tak memilih untuk membuang wajah sahajanya meski modernisasi adalah sebuah keniscayaan. Yogyakarta tak pernah akan bisa digantikan dengan Malioboro City atau diwakili oleh Mataram City.
Tugu Jogja
Ini Gan Nasi Kucing Terbesar
Pantai Parangtritis
Tempat Nongkrong TS
Pasar Bringharjo
Ini Gan Diajeng dari Jogja
Spoiler for Tak Ada Repost:
Quote:
Sederet Mall Baru Siap Berdiri, Yogyakarta dalam Masalah
Yogyakarta mungkin sedang bertaruh untuk bertahan dalam idealisme luhurnya sebagai kota budaya yang selalu dan tetap bersahaja. Perkembangan kota, aktivitas penduduk dan dinamika masyarakatnya telah membawa Yogyakarta melesat menjadi calon kota metropolitan baru di Indonesia. Wajah urban semakin kuat ditatap di berbagai sudut kota ini. Yogyakarta mungkin akan menjadi kota dengan lesatan jumlah Mall dan hunian modern terbesar selama 1 dekade mendatang. Indikasinya sudah bisa dibaca dalam 1 dekade terakhir dengan berdirinya sejumlah hotel baru di kawasan yang sebelumnya dikenal cukup bersahaya seperti Gejayan. Lalu berdirinya 2 mall besar yakni Ambarukmo Plaza dan Saphir Square yang membuat kawasan timur Jogja tumbuh sebagai pusat urban baru melengkapi Galeria Mall dan Malioboro Mall yang lebih dulu eksis sebagai pusat kehidupan urban di jantung kota Jogja.
Yogyakarta memang belum kehilangan rupa dan wajahnya saat ini. Tapi kota Yogyakarta boleh jadi sedang bergerak ke arah yang akan mendatangkan masalah. Setelah 1 dekade terakhir sejumlah hotel dan mall menghadirkan letupan gaya hidup urban yang luar biasa terasa, kini sejumlah mall dan kawasan urban baru siap hadir menyesakkan Yogyakarta.
Jogja Town Square (JTOS) menjadi sebuah nama yang sudah ramai diperbincangkan siap berdiri di kota Jogja. Mengambil tempat di Jalan Laksda Adisucipto, JTOS akan menjadi bagian dari pusat urban Malioboro City. Bersama-sama dengan JTOS, Malioboro City akan diisi dengan apartemen mewah dan hotel berbintang. Sesuai deskripsinya, JTOS akan mengusung konsep entertainment yang dipadu dengan one stop culinary.
Mall berikutnya yang siap mengisi ruang kota Yogyakarta adalah Sahid Lifestyle Mall. Tak tanggung-tanggung, seperti diberitakan di halaman tempo.co, kawasan timur kota Jogja ini akan dikembangkan sebagai pusat hunian modern dengan Mall, Convention Center, Hotel dan Apartemen yang secara keseluruhan bernama Sahid Jogja Lifestyle City yang sebagian wajahnya sudah bisa ditatap saat ini.
Setelah jantung kota Jogja semakin sesak dan tak menyisakan ruang, sisi timur kota ini rupanya menjadi incaran baru para pengembang bisnis Mall dan hunian modern. Tak cukup Ambarukmo Plaza, JTOS dan Sahid Lifestyle, di kawasan timur ini akan semakin gemerlap dengan rencana hadirnya Hartono Lifestyle Mall Jogja. Rencana ini terungkap dalam harianjogja.comtentang ekspansi yang akan dilakukan oleh sebuah pengembang yang baru saja berhasil membangun sebuah mall di Solo.
Tak hanya di kawasan timur, kota Jogja akan terkepung dari segala arah oleh pusat bisnis dan hiburan karena di kawasan utara juga akan dibangun Mataram City dengan Mall, Citywalk dan hunian modern. Jika terealisasi, Mataram City boleh jadi akan membuat kawasan utara Jogja berkembang menjadi pusat kehidupan urban yang baru. Sebelumnya kawasan utara kota Jogja dikenal sebagai kawasan yang tidak terlalu ramai kecuali keberadaan Grand Hyatt Hotel dan sebuah pengembang perumahan modern. Kawasan utara Jogja yang berhawa sejuk lebih dikenal sebagai kawasan tepi dengan beberapa desa wisata.
Namun apakah “hanya” 4 mall baru dan kawasan modern itu yang akan mengisi kota Jogja nantinya ?. Ternyata tidak, beberapa tahun mendatang sejumlah mall lain rupanya sudah mengambil ancang-ancang untuk berdiri di kota Jogja. Tercatat nama Sun Premiera dan Grup JW. Marriot sudah bersiap-siap meramaikan kehidupan urban Yogyakarta yang sedang tumbuh pesat saat ini. Saphir Square yang sudah berhenti beroperasi juga dikabarkan akan reborn dengan nama baru.
Berdirinya sejumlah mall dan hotel-hotel kekar baru di Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir ini dan rencana tumbuhnya sejumlah mall serta pusat bisnis dan lifestyle di atas tentu akan membawa dampak dan konsekuensi besar bagi kota Jogja. Berkembangnya mall-mall dan pusat hiburan tersebut akan membahagiakan para pegiat gaya hidup urban yang membutuhkan sarana dan media aktualiasasi serta eksistensi diri. Namun rasanya Jogja perlu menimbang dan membaca lagi nasibnya di masa mendatang jika trend modernisasi ini tak dikendalikan, Yogyakarta akan menghadapi masalah yang tak ringan di masa mendatang.
Tak dipungkiri hadirnya sejumlah mall dan pusat gaya hidup adalah sebuah keniscayaan bagi sebuah kota besar yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai kota dan negara seperti Yogyakarta. Tapi siapapun yang melihat kondisi Yogyakarta dalam 1 dekade terakhir ini pasti akan melipat dahinya jika diminta membayangkan kota ini 10 tahun ke depan.
Masalah itu lebih dari sekedar potensi persaingan bisnis yang tak sehat. Hilangnya sejumlah kawasan hijau dan resapan air membuat beberapa tempat dan jalanan di Jogja seperti Jalan Kaliurang, Jalan Adisucipto dan Ringroad Utara berubah sangat parah dengan genangan air jika hujan turun 1 jam saja. “Baru” berdiri Ambarukmo Plaza dan Saphir Square saja, kemacetan di Jalan Adisucipto atau Jalan Solo sudah tak tertahan. Maka tak terbayangkan lagi bagaimana kemacetan dan masalah lingkungan akan semakin runyam menghimpit kawasan-kawasan utama Yogyakarta jika mall-mall dan kawasan modern itu sudah berdiri nantinya.
Wajah Yogyakarta yang eksotik penuh nuansa budaya dan sejarah boleh jadi akan semakin redup dan digantikan wajah-wajah urban yang serba seragam dan membosankan jika gedung-gedung kekar itu memenuhi kota ini. Pergeseran nilai sosial dan berubahnya kearifan lokal masyarakat Yogyakarta serta generasi mudanya juga dipastikan terancam secara perlahan jika kota ini terlena dengan arus modernisasi dan rayuan gaya hidur urban yang tak tertahankan.
Semoga Yogyakarta segera menyadari wajahnya yang sedang sayu saat ini dan tak memilih untuk membuang wajah sahajanya meski modernisasi adalah sebuah keniscayaan. Yogyakarta tak pernah akan bisa digantikan dengan Malioboro City atau diwakili oleh Mataram City.
Spoiler for Bonus dari TS:
Spoiler for Komen dari Agan :
Quote:
Quote:
Original Posted By kiterunner►
Sama agan, ane orang jogja asli..masih dalam keraton malah..
Skr juga lagi kerja di luar pulau..kemarin ane pulang beberapa bulan lalu..semakin terasa ada yang hilang di Jogja..
Soal Mall, kalo mau dibangun di pinggiran ( luar ring road ) sih monggo monggo aja, tapi kalau bisa daerah kota Yogyakarta nya mbok tetap dipelihara kebersihan dan kesederhanaannya...
Kasihan para pelaku bisnis tradisional kalau jogja begitu cepat berubah jadi metropolitan..
Ane harap masih bisa ngeliat wajah pak becak yang sumringah...senyum ramah mbok mbok penjual jajan pasar..dan sejuta keramahan lain dalam berbagai bentuk di Yogyakarta..
YOGYAKARTA TETAP ISTIMEWA
Sama agan, ane orang jogja asli..masih dalam keraton malah..
Skr juga lagi kerja di luar pulau..kemarin ane pulang beberapa bulan lalu..semakin terasa ada yang hilang di Jogja..
Soal Mall, kalo mau dibangun di pinggiran ( luar ring road ) sih monggo monggo aja, tapi kalau bisa daerah kota Yogyakarta nya mbok tetap dipelihara kebersihan dan kesederhanaannya...
Kasihan para pelaku bisnis tradisional kalau jogja begitu cepat berubah jadi metropolitan..
Ane harap masih bisa ngeliat wajah pak becak yang sumringah...senyum ramah mbok mbok penjual jajan pasar..dan sejuta keramahan lain dalam berbagai bentuk di Yogyakarta..
YOGYAKARTA TETAP ISTIMEWA
Quote:
Original Posted By prajurit5►Tak ada lagi yang dirindukan apabila Mall, gedung tinggi banyak berdiri disana..
Ngayogyakarta kotane aman berhati nyaman, kota seniman kota pelajar, lan kabudayan..
Semoga pemkot Jogja lebih arif dan bijak.
Ngayogyakarta kotane aman berhati nyaman, kota seniman kota pelajar, lan kabudayan..
Semoga pemkot Jogja lebih arif dan bijak.
Quote:
Original Posted By felifa►iya bener gan,...kl mall udah ngejamur pasti akan ada perubahan, tapi kalo ini mmg akan terjadi, maka masy jogja harus segera bersiap menyambut dan hidup berdampingan dengannya, tp tenang selama masy jogja ttp giat dan setia dgn budaya dan kebiasaan tata cara hidupnya sekarang maka apapun yg datang hanya akan mewarnai, dan tidak akan menenggelamkan yg sudah ada..
Quote:
Original Posted By tisugulung►apa jogja mau di JAKARTA kan kah?
jogja itu sudah terkenal dengan segalanya yang MURAH..
dengan masuknya gaya hidup yang seperti itu, apakah kata MURAH masih dapat dipegang lagi?
bapak ibu ane asli jogja semua..
tapi ane kelahiran luar jawa..
ane sempat tinggal selama 5 tahun pas kuliah di jogja..
sudah cukuplah dengan amplas, gale, malioboro mall
yang lain hanya akan merusak pemandangan, kultur, bahkan harga sekalipun
jogja itu sudah terkenal dengan segalanya yang MURAH..
dengan masuknya gaya hidup yang seperti itu, apakah kata MURAH masih dapat dipegang lagi?
bapak ibu ane asli jogja semua..
tapi ane kelahiran luar jawa..
ane sempat tinggal selama 5 tahun pas kuliah di jogja..
sudah cukuplah dengan amplas, gale, malioboro mall
yang lain hanya akan merusak pemandangan, kultur, bahkan harga sekalipun
Quote:
Original Posted By dogwestern►
Suasana Jogja yang sangat tentram dan nyaman
sekarang tiba - tiba berubah jadi padat dan panas
Ane ngerasain sendiri perubahannya, di awal - awal tahun 2000-an
Becak masih menguasai pasar, kondisi lingkungan masih sangat sederhana
rumah - rumah tingkat pun jarang dilihat.
Sekarang rumah udah pada tingkat 2 + Minimarket Alfa dan Indo menjamur, banyak Mal - Mal yang dipaksakan keberadaannya
dan di deket rumah nenek ane di baru aja jadi Hotel baru.
Gara - gara mall dan hotel
Suasana Jogja yang sangat tentram dan nyaman
sekarang tiba - tiba berubah jadi padat dan panas
Ane ngerasain sendiri perubahannya, di awal - awal tahun 2000-an
Becak masih menguasai pasar, kondisi lingkungan masih sangat sederhana
rumah - rumah tingkat pun jarang dilihat.
Sekarang rumah udah pada tingkat 2 + Minimarket Alfa dan Indo menjamur, banyak Mal - Mal yang dipaksakan keberadaannya
dan di deket rumah nenek ane di baru aja jadi Hotel baru.
Quote:
Original Posted By Bhred►Pembangunan memang ngga mungkin di tolak gan, jujur aja ane mahasiswa di jogja dan ya ga boong kalo Jogja emang sesek di mall mall-nya, kenapa? karena sekarang pemerintah aja ngga care sama perawatan dan kenyamanan di pasar pasar tradisional, usaha usaha penggalakan untuk cinta produk Indonesia juga cuma sekadar slogan ompong, kosong, tanpa usaha usaha peningkatan kualitas baik dari produk, maupun dari segi hospitality - nya, entah itu dari sistem pelayanan toko, maupun segi toko-nya sendiri. Ngga usah jauh jauh ke mall, ketika agan dihadapkan dua pilihan, berbelanja di minimarket franchise yang ada huruf K - dan sejenisnya, atau disuruh berbelanja ke warung tradisional agan pilih yang mana? ane sih ngga muna, ane bakal pilih ke minimarket yang jelas, orang jelas mau nyari apa keliatan terang, harga jelas, dan kualitas (harusnya) dijaga.
Selain itu, kalau orang ramai ngomongin soal mall, berarti itu one stop shopping centre dimana emang semua ada, entah itu restorannya, entah itu department store nya, ntah itu tempat jualan bukunya, ya macem macemlah, restoran pun ga cuma satu, berjejer macem macem makanan, ya ane keturunan jawa, ane suka makan dari yang namanya nasi kucing, gudeg sampe geprek, cuma kalo tiap hari makannya itu kan ya bosen juga, terkadang perlu lah refreshing makan yang agak "barat barat" sedikit, dimana nyarinya? ya yang banyak di mall.
Dari segi teknis, banjir lah sampah lah, perlu diketahui bahwa Indonesia udah bikin banyak aturan soal itu, mulai dari UU tentang lingkungan, AMDAL dan lai lain, dimana kalau aturan itu kalau HARUSNYA DITAATI permasalahan permasalahan di atas bisa diminimalisasi. Lawong negara lain bisa kok kita ngga?
Ane bukannya mau jahatin Jogja, ane sayang sama Jogja, orang seminggu aja ga di jogja rasanya udah kangen, cuma kita ngga bisa menahan gelombang perubahan untuk datang ke jogja, ditambah fakta banyak pemuda pemudi pendatang tiap tahunnya datang ke jogja. Masa daerah lain berkembang, Jogja ngga berkembang? Masa daerah lain punya puluhan direct flight pesawat mancanegara masa Jogja ngga? gelombang kemajuan itu pasti punya sisi baik dan buruk, sekarang tugas kita lah meminimalisasi sisi buruknya, entah lebih sering ke hal hal yang tradisional lah (makan kek, jalan jalan kek), bantu kampanye produk cinta Indonesia lah, dan masih banyak hal lainnya. Saran ane jangan lah ujug ujug anti perubahan, karena kita ngga mungkin terhindar dari perubahan itu.
Selain itu, kalau orang ramai ngomongin soal mall, berarti itu one stop shopping centre dimana emang semua ada, entah itu restorannya, entah itu department store nya, ntah itu tempat jualan bukunya, ya macem macemlah, restoran pun ga cuma satu, berjejer macem macem makanan, ya ane keturunan jawa, ane suka makan dari yang namanya nasi kucing, gudeg sampe geprek, cuma kalo tiap hari makannya itu kan ya bosen juga, terkadang perlu lah refreshing makan yang agak "barat barat" sedikit, dimana nyarinya? ya yang banyak di mall.
Dari segi teknis, banjir lah sampah lah, perlu diketahui bahwa Indonesia udah bikin banyak aturan soal itu, mulai dari UU tentang lingkungan, AMDAL dan lai lain, dimana kalau aturan itu kalau HARUSNYA DITAATI permasalahan permasalahan di atas bisa diminimalisasi. Lawong negara lain bisa kok kita ngga?
Ane bukannya mau jahatin Jogja, ane sayang sama Jogja, orang seminggu aja ga di jogja rasanya udah kangen, cuma kita ngga bisa menahan gelombang perubahan untuk datang ke jogja, ditambah fakta banyak pemuda pemudi pendatang tiap tahunnya datang ke jogja. Masa daerah lain berkembang, Jogja ngga berkembang? Masa daerah lain punya puluhan direct flight pesawat mancanegara masa Jogja ngga? gelombang kemajuan itu pasti punya sisi baik dan buruk, sekarang tugas kita lah meminimalisasi sisi buruknya, entah lebih sering ke hal hal yang tradisional lah (makan kek, jalan jalan kek), bantu kampanye produk cinta Indonesia lah, dan masih banyak hal lainnya. Saran ane jangan lah ujug ujug anti perubahan, karena kita ngga mungkin terhindar dari perubahan itu.
Quote:
Original Posted By pamz►Buat orang jogja asli, atau yg kuliah di jogja tahun 2006 an aja, sekarang suasananya sudah beda banget.
Rumah ortu di jalan palagan, 5 tahun lalu masih ademmm banyak kebon deket rumah. Sekarang panas, kalo siang kadang mesti pake AC karena panas.
Dengan dibangunnya mall dan hotel2 besar (maupun sedang) semacam mataram city, swiss bell, mungkin bener sih ekonomi berjalan. Tapi terus apa uniknya jogja kalau isinya hanya mall??? Dan apakah ini mendatangkan keuntungan langsung buat orang jogja asli?
Sekarang pun harga properti di sleman gila-gilaan, nggak kalah dari jakarta. Coba aja cari di jakal, palagan (yg 5 tahun lalu sepi), sekarang properti harga milyaran sudah biasa. Hanya saja menurut kabar, pembelinya sudah bisa ditebak: segelintir orang jogja yg itu-itu juga, atau orang luar kota yg investasi.
Jangan sampai nih jogja seperti jakarta, padat macet dan penduduk aslinya tersingkirkan di rumah sendiri. Sekarang pun sudah gejala. Dulu pas masih kecil (tahun 90-95 an) saya tinggal di jl gajah mada (dekat hotel jambuluwuk). Sekarang setahu saya penduduk asli di beberapa tempat daerah situ (ga semua loh ya) "digusur", rumah/tanahnya dibeli untuk dibangun hotel. Harganya setahu saya cukup lumayan, tapi mengingat harga properti yogya sekarang juga luar biasa, saya ga yakin bisa kebeli rumah di kodya atau sleman kota. Cmiiw.
Halo pemerintah jogja???
Rumah ortu di jalan palagan, 5 tahun lalu masih ademmm banyak kebon deket rumah. Sekarang panas, kalo siang kadang mesti pake AC karena panas.
Dengan dibangunnya mall dan hotel2 besar (maupun sedang) semacam mataram city, swiss bell, mungkin bener sih ekonomi berjalan. Tapi terus apa uniknya jogja kalau isinya hanya mall??? Dan apakah ini mendatangkan keuntungan langsung buat orang jogja asli?
Sekarang pun harga properti di sleman gila-gilaan, nggak kalah dari jakarta. Coba aja cari di jakal, palagan (yg 5 tahun lalu sepi), sekarang properti harga milyaran sudah biasa. Hanya saja menurut kabar, pembelinya sudah bisa ditebak: segelintir orang jogja yg itu-itu juga, atau orang luar kota yg investasi.
Jangan sampai nih jogja seperti jakarta, padat macet dan penduduk aslinya tersingkirkan di rumah sendiri. Sekarang pun sudah gejala. Dulu pas masih kecil (tahun 90-95 an) saya tinggal di jl gajah mada (dekat hotel jambuluwuk). Sekarang setahu saya penduduk asli di beberapa tempat daerah situ (ga semua loh ya) "digusur", rumah/tanahnya dibeli untuk dibangun hotel. Harganya setahu saya cukup lumayan, tapi mengingat harga properti yogya sekarang juga luar biasa, saya ga yakin bisa kebeli rumah di kodya atau sleman kota. Cmiiw.
Halo pemerintah jogja???
Spoiler for Buat yang kangen Jogja:
Tugu Jogja
Ini Gan Nasi Kucing Terbesar
Pantai Parangtritis
Tempat Nongkrong TS
Pasar Bringharjo
Ini Gan Diajeng dari Jogja
Diubah oleh pocongterhormat 13-10-2013 04:30
tien212700 memberi reputasi
1
19.7K
Kutip
196
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan