Quote:
Sudi Silalahi: Saya Saksi Hidup, Presiden Baru Tahu Harga Elpiji Naik
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi memastikan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahu ada kenaikan harga elpiji nonsubdisi 12 kg setelah harga baru berlaku. Sudi memastikan tidak ada politisasi dari kenaikan harga elpiji itu.
"Saya saksi hidup. Presiden itu baru tahu," kata Sudi di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (7/1/2014).
Sudi mengatakan, setelah tahu harga elpiji 12 kg naik per 1 Januari 2014, ia mencari tahu bagaimana keputusan tersebut diambil. Kenaikan harga itu atas rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) karena ada kerugian Pertamina atas penjualan elpiji 12 kg.
Ia meminta kepada semua pihak untuk tidak menarik kenaikan harga elpiji ke ranah politik.
"Kalau seperti itu (untuk pencitraan), enggaklah. Saya bukan orang partai, tapi janganlah membawa-bawa itu ke politik," kata Sudi.
Seperti diberitakan, berbagai pihak mengkritik kenaikan harga elpiji 12 kg. SBY dituding memanfaatkan masalah tersebut untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokrat menjelang pemilu. Pasalnya, SBY mengaku tidak tahu keputusan kenaikan harga. SBY juga menolak kenaikan harga elpiji 12 kg lantaran berdampak terhadap masyarakat.
Awalnya, harga elpiji tabung 12 kg naik sebesar 68 persen atau Rp 3.959 per kg. Dengan harga itu, kenaikan per tabung elpiji 12 kg menjadi Rp 117.708 per tabung. Sebelum kenaikan, harga per tabung Rp 70.200.
Kemudian, setelah Presiden meminta Pertamina mengkaji kembali, kenaikan harga elpiji 12 kg menjadi Rp 1.000 per kg atau Rp 12.000 per tabung. Harga baru itu mulai berlaku 7 Januari.
Dalam hal ini, kepanjangan tangan pemerintah di Pertamina sebagai pemegang Saham mayoritas adalah Men BUMN, nah kok bisa2nya masalah krusial gini Presiden sampe ga tau menahu.. terus kerjanya Men BUMN itu opo??