asalbacotAvatar border
TS
asalbacot
Di Kuta, Bule Adalah Raja
detikTravel Community -
Pantai-pantai di Indonesia tidak hanya dipenuhi turis domestik, tapi juga turis mancanegara. Pantai paling ikonik di Bali yakni Kuta selalu dipenuhi turis asing yang diperlakukan bak raja.

Pantai, dalam bayangan saya selalu terkait dengan berenang. Ketika menyebut pantai di Bali, maka bayangan saya bertambah dengan berjemur di bawah matahari, selancar dan bule alias turis asing.

Namun ternyata saya salah. Masing-masing pantai memiliki keunikannya sendiri.

Antara berenang, berjemur, dan berselancar, saya merasakan suasana yang berbeda dari 3 pantai di Bali: Pantai Kuta/ Legian, Pantai Nusa Dua, dan Pantai Padang Padang. Untuk kali ini, saya ingin berbagi pengalaman berkunjung ke Pantai Kuta/ Legian.

Pantai Kuta bagi saya merupakan pantai paling populer di Bali. Pantai ini terkenal karena banyaknya wisatawan asing, khususnya ras Kaukasoid atau bule, yang suka berjemur. Bayangan saya sedikit meleset pada kunjungan pertama. Jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke Pantai Kuta hampir sama dengan bule.

Bahkan cenderung lebih banyak wisatawan lokal. Saya menjumpai bule di Pantai Legian setelah menyusuri pantai ke arah utara. Menjelang sore, pantai makin ramai khususnya oleh wisatawan lokal. Belakangan, saya baru sadar bahwa wisatawan lokal baru banyak turun ke pantai setelah matahari tidak terlalu menyengat, sekitar pukul 17.00 WITA.

Sebelumnya, bule lebih banyak mendominasi pantai untuk berjemur ataupun berselancar. Suatu kali saya berkunjung ke Pantai Legian sekitar pukul 13.00 WITA, panasnya bukan main! Namun pada waktu sepanas itu, banyak bule berjemur dengan santainya. Sesekali juga saya melihat mereka belajar surfing dari anak-anak pantai.

Ombak Pantai Kuta memang cocok untuk peselancar pemula. Ombaknya cenderung kecil namun bisa untuk berselancar. Pantai ini juga memiliki kelandaian yang panjang sehingga area untuk berendam sepinggang atau sedada cukup luas. Meski cenderung aman untuk berendam di pantai, namun kita harus berhati-hati terhadap arus balik, apalagi jika tidak bisa berenang.

Biasanya menjelang sunset, arus balik ombak sangat kuat sehingga agak sulit mencapai pantai meskipun kedalaman laut yang dimasuki hanya sepinggang. Kelandaian pantai dan kedekatan lokasi dengan bandara yang menjadikan pantai ini menjadi sangat populer di kalangan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara.

Tidak heran jika Pantai Kuta merupakan tempat pertama yang dikunjungi wisatawan, terutama yang baru pertama kali berkunjung ke Bali. Namun, saya merasa wisatawan asing lebih dimanja di Bali.

Saya pernah mendapat pengalaman tidak menyenangkan ketika hendak menyewa sepeda motor. Pengelola mengatakan tidak pernah menyewakan untuk orang lokal, melainkan hanya kepada bule.

Saya tanya, "Apa bedanya bule dengan lokal bu? Kan sama-sama bayar?". Dia bilang, "Suka ada aja, kalo lokal, yang menjual, ngegadaikan, dan lain-lain. Dalam hati saya membatin, ibu itu tidak pernah menyewakan kepada orang lokal tapi bisa berkata demikian.

Sebuah prasangka. Datang dari anak bangsa terhadap anak bangsa. Prasangka yang menyiaratkan perasaan inferior, bahwa bule lebih baik daripada bangsa sendiri membuat saya geram dan sedih.

Perasaan ini membuat saya bertanya kepada diri sendiri, apa yang dapat saya lakukan agar bangsa ini bangga terhadap dirinya sendiri dan membuang perasaan inferior terhadap bangsa asing, khususnya bule?

http://m.detik..com/travel/read/2014/01/04/113500/2414422/1025/di-kuta-bule-adalah-raja

komenk : ya dulu gw pernah juga taun 1999 ke bali, malam2 mau masuk resto gitu di bilang penuh, giliran bule silahkan masuk, kunjungan selanjutnya ke bali gak ada masalah tuhhh lagi sial aja ketemu yg prilaku nya gituan emoticon-Big Grin
kaiharis
emineminna
emineminna dan kaiharis memberi reputasi
3
43.6K
431
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan