Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ekoalkautsarAvatar border
TS
ekoalkautsar
Toleransi Beragama Nyata Bukan Toleransi Sekedar Kata-kata

Lubuklinggau - Entah apa yang kata-kata yang pas untuk menyatakan apa yang saya lakukan hari ini. Senin (23/12) sekitar pukul 09:00 pagi saya dan rombongan berangkat menuju ke perkumpulan suku anak dalam di daerah Muara Kati Kecamatan Karang Jaya Kab. Musi Rawas. Ibu Aminah ketua rombongan yang mengajak saya dalam kegiatan ini. Beliau punya program untuk membantu suku anak dalam. Kali ini saya tertegung melihat melihat apa yang terjadi dihadapan saya.



Kunjungan kali ini ke daerah suku dalam dimana penduduknya mayoritas beragama kristen. Baru pertama kali saya mengadakan kegiatan di dalam gereja, duduk bersibup layaknya acara pengajian. Ada sekitar 50 orang yang hadir, namun lebih banyak anak-anak.



Kami rombongan 7 orang, 3 laki-laki dan 4 perempuan (semua berjilbab). Saat acara dimulai mereka dipimpin oleh salah satu pemuka agamanya untuk berdoa menurut kepercayaan mereka, dengan jelas kalimat-kalimat kerohanian itu tergiang di telinga saya.

Selesai sambutan dari pemuka Agama, kini dilanjutkan sambutan oleh Ibu Aminah selaku ketua rombonga kami, agak cangung awalnya karena binggung bagaimana pembukaan, yang biasanya dalam Islam selalu mengucapakan salam, namun tidak diruangan itu.

Inikah yang dinamakan “toleransi” ?

saya sering bingung dan heran saat jadi perdebatan tentang pengucapan selamat natal ?

bukankah itu sudah jelas bagi kita yang beragama Islam ?

“Lakum diinukum waliyadin…

Ini tentang aqidah, keyakinan…

Jika Anda muslim tapi masih belum mengerti tentang HARAM nya mengucapkan natal, maka Anda pelajari lagi tentang aqidah islam.

Lanjut cerita tadi…

Akhirnya kegitan kami selesai meyerahkan bantuan ATK dan Permainan Anak Edukatif. Dalam perjalan pulang saya tanya kepada Ibu..

Mereka kristen semua bu ya ?

Iya, memang disana semua kristen, ibu sudah 3 kali kesana. Kita kan bukan pada kristenya, tapi pada kemanusiannya.

Subhanallah…

Mungkin ini yang dinamakan “tolerasi” tanpa menyalahin Aqidah.

***

Ada kisah lain dari seorang teman. Beliau Islam Ayahnya kristen dan Ibunya Islam.

saya tanya tentang pengucapan natal. Anda tahu apa jawaban teman saya tadi ?

Meskipun itu ayah saya HARAM hukumnya mengucapkan “natal” meskipun itu Ayah kandung sendiri.

Nah Anda ? punya komentar lain ?

Agamamu untukmu, Agamaku untukku.. jelaskan ?
Dalam bermuamala bantu membantu sesama manusia kita diwajibkan selalu tolong menolong. Tapi tidak dalam soal keyakinan.

Teman saya tadi betul-betul paham akan hal itu, walaupun Ayah kandungnya sendiri beliau tetap kukuh atas pendirian dan akidahnya (keyakinan).

Makna toleransi itu harus nyata BUKAN sekedar kata-kata.
Tidak mengucapkan "natal" tidak akan merusak hubungan kekerabatan dan tidak pula merugikan mereka. Tapi benar-benar membantu sesama manusia seperti yang dilakukan Ibu Aminah.

Subhanallah luar biasa bukan ?


Diubah oleh ekoalkautsar 24-12-2013 01:14
0
2.6K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan