Kasus korupsi Indonesia menjadi sangat familiar di telinga rakyat Indonesia. Tidak cuma program berita di televisi yang menyiarkan informasi mengenai kasus korupsi, tapi juga di media cetak bahkan lebih familiar bagi para pengguna social media. Kasus korupsi biasanya akan bertingkah seperti rantai setan yang sulit untuk diputuskan.
Dalam pemberitaan media, minimal selama satu bulan berturut-turut. Setelah itu beritanya akan hilang bagai ditelan bumi lalu diganti dengan kasus lain. Satu kasus belum tuntas, eh udah muncul lagi kasus lain. Bahkan mungkin terbesit dipikiran, kasus tertentu muncul karena ada kepentingan untuk menutup kasus yang lain.
Untuk bulan Desember saja, sudah cukup banyak pemberitaan mengenai kasus korupsi :
Itu baru Desember doang, gimana dengan kasus korupsi sepanjang 2013?
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Nama mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan kasus skandal proyek Hambalang merajai pemberitaan terkait kasus korupsi sepanjang 2013. Pemberitaan pernyataan Anas hanya dikalahkan berita dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selama rentang 1 Januari 2013 sampai 9 Desember 2013 petang, pemberitaan di media massa tentang kasus korupsi pun melejit dibandingkan pada 2012. Pemberitaan topik ini, antara lain dipantau oleh Indonesia Indicator.
"Sepanjang 2013, pemberitaan setiap bulan tak pernah sepi dari kasus korupsi, rata-rata ada 12.656 berita per bulan," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, dalam laporan hasil surveinya, Selasa (10/12/2013).
Pemonitoran yang dilakukan lembaga ini terhadap semua media massa di Indonesia mendapatkan pada 1 Januari 2013 sampai 9 Desember 2013 terdapat 8,14 persen dari 1.872.234 berita terkait kasus korupsi.
Jumlah berita terkait korupsi pada 2013 tercatat 152.346 pemberitaan. Angka ini jauh melampaui pemberitaan korupsi sepanjang 2012, yang mencatatkan 107.936 berita dengan rata-rata berita per bulan 8.995 berita.
Pengumpulan berita oleh Indonesia Indicator, kata Rustika, memanfaatkan tekonologi informasi yang secara real time dan otomatis melacak semua pemberitaan yang diunggah melalui internet, termasuk media sosial dan media cetak yang memiliki versi koran elektronik, dengan pengecualian berita infotainment.
Anas dan Akil
Sepuluh nama yang menempati peringkat kemunculan tertinggi di pemberitaan terkait korupsi pada 2013 adalah Anas Urbaningrum, Johan Budi, Luthfi Hasan Ishaaq, Susilo Bambang Yudhoyono, Abraham Samad, Ahmad Fathanah, Akil Mochtar, Djoko Susilo, Priharsa Nugraha, dan Rudi Rubiandini.
Masuknya nama Akil, kata Rustika, menarik dicermati. Sebelum KPK menangkap tangan Akil terkait dugaan suap dalam penanganan sengketa pemilu kepala daerah, nama Akil nyaris tak pernah muncul dalam berita bertopik korupsi. "Hanya dalam waktu satu bulan, nama Akil langsung masuk 10 besar," ujar dia.
Dari sepuluh nama di atas, Indonesia Indicator menempatkan Juru Bicara KPK Johan Budi, Ketua KPK Abraham Samad, dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sebagai tiga besar pemberi pengaruh dalam berita terkait korupsi.
Namun, sorotan lebih tajam diarahkan kepada Anas dan M Nazaruddin yang ternyata berada pada peringkat keempat dan kelima yang dinilai berpengaruh terhadap pemberitaan.
Anas dan Nazaruddin bahkan melampaui pegiat antikorupsi seperti Emerson Yuntho dan Abdullah Dahlan dari Indonesia Corruption Watch. Sepanjang 2013, Anas tercatat dikutip dalam 10.613 berita, dan Nazaruddin dalam 5.663 pernyataan sekalipun sudah berada di balik jeruji.
Sementara itu, Emerson tercatat dikutip dalam 1.346 berita dan Dahlan di 1.139 berita. "Elemen masyarakat sipil belum cukup kuat mewarnai ruang publik dalam memberikan tekanan atau membangun opini terkait topik korupsi," ujar Rustika.
Hambalang, kuota impor sapi, dan suap sengketa pilkada
[img]C:\Users\Sidik\Pictures\korupsi.JPG[/img] Dari sisi kasus, skandal proyek Hambalang merajai berita terkait korupsi, dengan mewarnai 14 persen pemberitaan topik itu. Menyusul kemudian adalah kasus dugaan suap dalam penetapan kuota impor sapi yang menjerat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq (10 persen).
Berikutnya, kasus suap di Mahkamah Konstitusi terkait penanganan sengketa pemilu kepala daerah (9 persen). Skandal Bank Century dan korupsi pengadaan simulator SIM di Korlantas Polri hanya mewarnai 6 persen pemberitaan topik korupsi sepanjang 2013.
Kasus yang menjerat Akil, mantan Ketua MK, kembali menjadi hal menarik berdasarkan pemantauan media ini karena langsung melejit merajai semua pemberitaan terkait korupsi. Sepanjang Oktober 2013 saja, kasus Akil dimuat dalam 20.393 berita.
Jumlah pemberitaan terkait kasus Akil bahkan melampaui pemberitaan terkait korupsi pada Februari 2013 yang tercatat mencapai 17.729 berita. Pada Februari, berita topik korupsi mencakup penetapan Anas menjadi tersangka kasus Hambalang dan penangkapan Luthfi untuk kasus dugaan suap penetapan kuota impor sapi pada akhir Januari 2013.
Kasus Hambalang tercatat juga paling masif menjadi topik berita terkait korupsi. Skandal ini diangkat di 258 media massa sepanjang 2013. Indonesia Indicator memperkirakan kasus ini masih akan terus bergulir bahkan hingga 2014.
Kasus terkait PKS yang juga berperingkat tinggi di pemberitaan sepanjang 2013 diperkirakan akan menyurut pada 2014. Justru skandal Bank Century yang diperkirakan akan tetap beresonansi keras hingga 2014.
Menggunakan penyaring partai politik sebagai indikator, Partai Demokrat, PKS, dan Partai Golkar menjadi partai yang paling banyak disebut dalam berita terkait topik korupsi sepanjang 2013. Demokrat diberitakan terkait topik korupsi dalam 74.813 berita (29,12 persen), PKS di 47.839 berita (28,47 persen), dan Golkar di 50.374 berita (19,14 persen).
Quote:
Original Posted By snape.severus►oh itu sudah pasti gan.
ngga cuma pejabat, bahkan rakyat licik eh cilik juga korupsi.
contohnya:
1. bnyk kejadian supir meminta bon fiktif dari karyawan spbu, jumlah & tgl diisi sendiri sesuka hati. pengalaman ane sbg akuntan menemukan hal2 yg spt itu.
2. mahasiswa & anak sekolah minta duit ke ortu bilangnya buat beli buku & fotocopy pdhal dibuat nyabu, ngerokok, jajan, traktir pacar, jalan2, dll.
3. pembantu rumah tangga belanja bilang ama majikan habisnya 50,000 pdhal dia cuma belanja sebesar 42,500.
4. PNS pergi ke luar kota/luar negeri utk perjalanan dinas lantas memasukkan bon2 fiktif yg nilainya juga fiktif ato bon yang nilainya rekayasa saat mengklaim reimburse-an.
5. karyawan pulang lambat modusnya lembur pdhal cuma main internet-an. perush ngebayarin lemburan fiktifnya dia.
6. pedagang mengurangi timbangan yang 2.75 kilo dibilang 3 kilo. timbangannya dicurangi. pembeli bayar 3 kilo.
7. pedagang mencampur2-kan jualannya yg kualitas bagus dgn yg buruk tp dia bilang barang itu barang bagus & menjual dgn hrg barang yg bagus (pdhal barang kualitas buruk sdh tercampur disitu). misalnya mencampur buah yg bagus dgn yg busuk, beras kualitas no.1 dgn yg kualitas no.3
8. yg sdh jadi rahasia umum : PNS korupsi waktu. datang telat, di kantor ngobrol, ngerokok, leha2, ngedagang baju, eh pulangnya cepet pulak.
9. SPG/sales/kasir korupsi duit hasil penjualan, nggunain utk kepentingan pribadi. utk kasus yg ini ane sdh tangkap tangan 5 orang pelaku korupsi di kantor.
bukannya ane bermaksud menyudutkan para rakyat biasa/rakyat kecil (ane pun trmasuk masyarakat biasa). namun pd kenyataannya memang mereka juga melakukan hal-hal tsb. disatu sisi mereka mencerca pejabat/pemimpin yg melakukan korupsi akan tetapi di sisi lain mereka malah tdk sadar bahwa mereka-pun sebenarnya melakukan hal tsb. sungguh ironi sekali!
kalo ada yg bilang tapi kan nilai yg mereka korupsi ngga seberapa dibanding pejabat. ane cuma mau bilang: ini bukan soal besar kecilnya uang yg dikorupsi tp soal bobroknya mental masyarakat yg menganggap remeh perbuatan korupsi. logikanya begini: jadi rakyat kecil aja sdh berani berlaku korupsi, apatah nanti klo dia ditakdirkan menjadi pejabat/pemimpin/pemegang posisi penting kenegaraan.
dan satu hal yg mesti kita buru2 sadari bahwa mungkinkah keadaan negara kita ini yg selalu dirundung masalah korupsi para pemimpinnya mencerminkan 1 hal, & 1 hal tsb adl berlakukunya sebuah sunatullah bahwa : PEMIMPIN MENCERMINKAN MASYARAKAT-NYA. PEMIMPIN YANG ZALIM BERASAL DARI MASYARAKAT YANG ZALIM.
naudzubillah tsumma naudzubillah. marilah kita sama2 beristighfar atas perilaku qta yg telah menggiring diri qta sendiri utk memilih pemimpin yg JUSTRU mencerminkan SIAPA diri kita, yaitu: koruptor.
Ane harap, ini bisa membuka mata kita sebagai generasi muda untuk bisa memperbaiki Indonesia di masa yang akan datang.