Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cdoubleclothAvatar border
TS
cdoublecloth
Menara Miring Jakarta
Menara Miring Jakarta (Menara Syahbandar)

Dibangun sekitar tahun 1839 Menara Syahbandar populer disebut menara miring Jakarta yang berfungsi sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk Kota Batavia lewat jalur laut serta berfungsi kantor "pabean" yakni mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa.

Spoiler for gambar:


Menara ini dulunya menempati bekas bastion (kubu) Culemborg yang dibangun sekitar 1645, seiring pembuatan tembok keliling kota di tepi barat. Sebelum dibangun Menara Syahbandar, fungsi menara pemantau sudah dibangun di dekat bastion Culemborg dengan bentuk "tiang menara", di atasnya terdapat "pos" bagi petugas.

terdapat pintu besi di bawah Menara Syahbandar yang berupa jalan masuk ke dalam lorong bawah tanah menuju Benteng Frederik Hendrik (sekarang Masjid Istiqlal). Sesudah masa kemerdekaan, beberapa bangunan di dekatnya dirobohkan untuk perluasan jalan Pakin. Bangunan di tengah antara menara dan gedung administrasi, diganti dengan Prasasti di tugu yang ditandatangani Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin tahun 1977 sebagai penanda Kilometer 0 .

Spoiler for gambar:


Bertambahnya usia bangunan hingga saat ini kurang lebih 168 tahun, membuat bangunan setinggi 12 meter dengan ukuran 4x8 meter ini, secara perlahan menjadi miring inilah awal mula disebut "Menara Miring".
Dengan kemiringan yang kini sudah mencapai 5 derajat, getaran kendaraan berat seperti truk trailer dan sejenisnya dikhawatirkan semakin merusak pondasi bangunan cagar budaya tersebut. Terlebih, saat ini belum diberlakukan sterilisasi kendaraan di kawasan yang tahun depan bakal mendapat sertifikat world heritage dari UNESCO itu.

Posisinya yang persis di sisi jalan raya Pakin, di mana setiap hari padat oleh kendaraan dan tak jarang jenis kendaraan berat seperti truk kontainer, menambah beban getar di sisi selatan menara. Menara ini juga disebut "Menara Goyang" karena menara ini terasa bergoyang ketika mobil melewati sekitarnya.

Pada awal April 2007, telah dilakukan perbaikan oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai realisasi Program Revitalisasi Kota Tua yang dicanangkan sejak tahun 2006.
Menaiki tangga menara, menelusuri ruang-ruangnya, serta mencapai puncak dan memandang kapal- kapal aneka rupa di Pelabuhan Sunda Kelapa adalah daya tarik menara ini.
Sebagai bekas benteng, di lantai bawah masih terdapat ruang bawah tanah untuk perlindungan dan pintu terowongan bisa tembus hingga Fatahillah (Museum Fatahillah, dulu Stadhuis) bahkan kemungkinan hingga Masjid Istiqlal karena dulu pernah ada Benteng Frederik Hendrik. Saat ini pintu menuju terowongan sudah ditutup,

sumber :lokasilokasi.blogspot.com

memang permukaan tanah jakarta terus mengalami penurunan pertahun 5cm-9cm lebih itu juga mungkin penyebab miring,,selain bagunan sdh tua dan kendaraan besar yg lalu lalang disekitar menara (air tanah dalam disedot besar-besaran)

emoticon-I Love Indonesia (S)

emoticon-I Love Indonesia (S)
Diubah oleh cdoublecloth 16-12-2013 19:15
0
5.4K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan