Sebelumnya kalo berkenan :

WORKING SMARTER, NOT HARDER ~ Matt Mickiewicz

1. Aodhan Cullen - StatCounter

Ketika internet sudah menjadi gaya hidup, data statistik terkait lalu lintas pengunjung ke blog dan situs menjadi sangat penting. Apalagi untuk situs atau blog yang digunakan sebagai wahana untuk mendapatkan uang. Dengan mengetahui data statistik yang akurat, berbagai langkah pengembangan bisa dilakukan. Itulah yang mendasari pembentukan StatCounter oleh Aodhan Cullen.

2. Noah Everett - Twitpic

Noah yang bekerja sebagai web developer ingin mengirimkan fotonya ke twitter. Sayang saat itu belum ada fasilitas yang memungkinkan untuk membagi foto ke Twitter. Karena Twitter pada dasarnya adalah layanan teks. Kebetulan saat itu Noah punya website yang dimaksudkan untuk berbagi foto, yakni EchoPic.com. Namun websitenya tak berkembang. Iseng-iseng dia kemudaian mengubah kodenya. Website itu diubah formatnya agar bisa kompatibel dengan Twitter. Noah bekerja sejak Jumat hingga Sabtu.
Dan lahirlah Twitpic.

3. David Karp - Tumblr

Ide membentuk Tumblr muncul ketika Karp merasa ada kekosongan saat ngeblog di Blogger (Blogspot), Wordpress, dan Type Pad. Karp merasa tidak berhasil menciptakan identitas online seperti yang diinginkan. Suatu ketika, di tahun 2005 dia menemukan sebuah Tumbleblog yang disebut Projectionist. Projectionist adalah platform yang memungkinkan pengguna menggabungkan berbagai media dalam sebuah blog. Karp menilai Projectionist sebagai solusi yang tidak dia temukan di Wordpress, karena bisa menggabungkan beragam media seperti video dan gambar dalam theme yang cantik. Kendati apa yang ditemui sangat menarik, Karp kemudian menyadari bahwa konsep Projectionist tidak dikembangkan. Karp sengaja mengendapkan ide itu selama satu setengah tahun. Setelah melihat tidak ada pihak yang berniat mengembangkan, dia kemudian memutuskan untuk memulai. Bersama rekannya, Marco Arment, Karp kemudian mendisain versi awal Tumblr.

4. Aaron Levie - box.net

Dunia internet yang berkembang pesat memunculkan berbagai konsekuensi. Seperti kebutuhan untuk menyimpan dan berbagi data penting yang lumayan besar. Layanan penyimpanan online pun menjadi alternatif. Bahkan dengan berlalunya waktu, media penyimpanan online yang kapasitasnya besar dan aman, sudah menjadi kebutuhan. Peluang ini yang ditangkap Aaron Levie dan rekannya Dylan Smith ketika mendirikan box.net, layanan penyimpanan dan berbagi file di dunia maya.

5. Blake Ross - Mozilla Firefox

Browser Mozilla Firefox digagas oleh Blake Ross. Alasannya sederhana yaitu Ingin membantu ibunya. Sang ibu, Abby Ross, kerap kali mengeluh karena browser yang dia gunakan, Yakni Internet Explorer, kinerjanya mengecewakan. Sang ibu kesal karena tak bisa membuat bookmark, dan tak bisa menyingkirkan iklan yang muncul dibagian atas browser (pop up ads). Sang ibu juga tak tahu bagaimana menghadapi virus yang kerap membobol IE

6. Matt Mullenweg - Wordpress

Kisah Mullenweg dengan Wordpress berawal ketika sebagai remaja dia mencoba untuk ngeblog. Saat itu ada beberapa platform ngeblog yang tersedia, yakni Blogger, MovableType dan b2. Dari semua platform ngeblog itu hanya b2 yang open source. Sayang pengembangan b2 terhenti. Mullenweg memutuskan untuk ngeblog menggunakan platform b2. Suatu ketika ada orang yang berkomentar di blognya dan berkata, "Jika Anda tertarik untuk mengembangkan b2, mari kita lakukan bersama-sama". Yang mengajak itu bernama Mike Little, yang menetap di Inggris, dan kemudian bersama-sama Mullenweg mengembangkan apa yang belakangan dikenal sebagai Wordpress.

7. Mark Zuckeberg - Facebook

Cikal bakal Facebook memang lahir di sela-sela kegiatan perkuliahan di Havard. Istilah Facebook sendiri terinspirasi oleh Exeter Face Book, sebuah buku berisi informasi tentang para murid yang belajar di sekolah menengah Phillips Exeter Academy, tempat Zuckeberg menuntut ilmu. Exeter Facebook aslinya benar-benar berupa buku hasil cetakan. Zuckeberg kemudian membawa konsep ini ke dunia online.

8. Andrew Darwis - Kaskus

Awal mula pria yang lahir 20 Juli 1979 ini menjadi seorang pengusaha sukses yakni ketika ia mendidirkan Kaskus di tahun 1999, waktu itu ia mendapat tugas dari dosennya untuk membuat sebuah program dari free software, dari situlah kemudian muncul ide membuat website dengan nama Kaskus. Pada waktu itu ia masih tercatat sebagai mahasiswa di sebuah universitas terkemuka di Amerika. Setelah lulus dari Universitas Bina Nusantara jakarta tahun 1998 ia memang melanjutkan studi ke negeri Paman Sam mengambil ujurusan Multimedia & Web Design di Art Institute of Seattle (1999-2003) dan dilanjutkan mengenyam pendidikan di Seattle University tahun 2004-2006 dengan konsentrasi sebagai mahasiswa jurusan Master of Compter Science. Kaskus yang merupakan kependekkan dari Kasak-Kusuk dibuat dengan modal awal 3 US$ (atau sekitar Rp.30.000,-), dengn dibantu dua rekannya Budi dan Ronald, tiga anak muda ini memilih untuk membuat portal yang berisi informasi juga berita-berita seputar Indonesia, ini sengaja dibuat untuk memuaskan rindu akan kampung halaman bagi mereka yang merantau ke negeri orang untuk menuntut ilmu jauh dari keluarga. Tidak dapat dipungkiri, Andrew saat itu memang jeli memandang pasar dan kemungkinan untung yang bisa didapat dari bisnis online yang pada masa itu mulai menggeliat, ia memandang bahwa bisnis online memiliki potensi besar khususnya demi perkembangan Kaskus.

Sumber : "Menjadi Jutawan Internet Sebelum Usia 25" Oleh Fary SJ Oroh

Mampir di thread ane yang lain gan :
10 Nama Jenis Efek Ledakan Kembang Api
10 film Indonesia yang pantas menjadi video game