Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kang.ABEAvatar border
TS
kang.ABE
Sopir: Lebih Baik Lindas Mati Daripada Ganti Rugi


suarasurabaya.net| Luzhou, China bagian barat dua tahun lalu. Seorang pengemudi truk menabrak seorang anak lima tahun dan kemudian berbalik mengulanginya lagi untuk memastikan dia sudah mati. Kepada polisi sopir itu mengaku, hal tersebut dilakukan untuk menghindari tagihan rumah sakit atas biaya pengobatan sang anak.

�Kalau meninggal perusahaan dan saya hanya menanggung biaya pemakaman dan santunan secukupnya,� kata dia.

Modus ini ternyata berlaku universal. Setidaknya hal yang sama juga dilakukan oleh para sopir truk di Indonesia, termasuk di Surabaya. Sumardi, sebut saja begitu, seorang sopir truk yang biasa mengangkut bawaan dari Perak ke luar provinsi mengaku pernah menabrak seorang pengendara motor di tikungan Ngawi.

�Orangnya nggak mati, cuma terlempar. Untung jalanan lagi sepi jadi nggak ada yang nampani (menabrak) dia dari belakang. Saya telepon bos, saya bilang lukanya lumayan, terutama di kaki. Jawabannya bos, aduuh kenapa nggak mati aja. Kita jadi rugi kan,� kenang Sumardi.

Saat itu kata dia, perusahaannya menanggung biaya pengobatan si korban. Beruntung korban bisa pulih hanya dengan sekali ditangani dokter. Sumardi pun terbebas dari hukuman polisi karena katanya, keluarga korban tidak memilih penyelesaian kekeluargaan asal korban mendapatkan perawatan.

�Saya nggak tahu berapa perusahaan harus nanggung, tapi kayaknya nggak banyak. Temen-teman bilang, saya beruntung korban nggak terlalu parah. Kalau lukanya parah apalagi sampai cacat, waaah bisa panjang urusan. Bisa ngamuk bos, bisa dipecat saya,� kata dia.

Sopir yang sudah mengemudi truk selama 14 tahun ini menjelaskan, ada semacam peraturan tak tertulis di kalangan sopir truk kalau mereka menabrak orang lain.

Perusahaan lebih memilih untuk membayar santunan dan biaya pemakaman korban tertabrak truk daripada harus menanggung biaya pengobatan yang besarnya bisa jadi belasan kali lipat.

�Kalau korbannya nggak menginggal, apalagi luka berat ya semua biaya pengobatan sampai sembuh ditanggung perusahaan dan sopir. Biayanya nggak tahu berapa, bisa sampai 100 juta rupiah tergantung seberapa parah korbannya. Tapi kalau meninggal, paling hanya biaya pemakaman sama uang kerohiman (santunan). Memang besar, tapi kan biasanya bisa dinegosiasi sama keluarga,� ujar Sumardi.

Hasan sopir truk yang lain juga mengatakan, semua sopir truk di Indonesia sudah paham betul aturan main itu. Prinsipnya kata dia adalah menyelesaikan masalah secara mudah dan murah.

�Jauh lebih gampang ngurusnya, gampang diselesaikan kalau korban meninggal. Ya gampang buat kita, gampang buat perusahaan,� katanya.

Lantas, apa yang dirasakan para sopir yang memilih untuk menabrak korbannya sampai mati? �Ya saya nggak tahu karena tidak pernah sampai segitu. Tapi pastinya ya ngerasa berdosa. Tapi mau bagaimana lagi. Kalau perusahaan biasanya truk yang habis nabrak orang langsung diruwat,� ujarnya. (ran/ipg)
ember
-------------------------------------

peringatan bagi semua masyarakat indonesia
berhati-hatilah dalam berkendara di jalan raya,
lebih baik minggir kalo ada kendaraan besar lewat
viniest
viniest memberi reputasi
1
19K
185
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan