Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

waypykAvatar border
TS
waypyk
sebuah nasehat bijak buat pendukung jokowi


inilah..com, Jakarta - Dalam beberapa pekan terakhir, kritik pedas khas Ketua MPP PAN Amien Rais ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Amien seolah ingin membangunkan publik dari nina bobo Jokowi.

Mengamati dialektika Amien Rais yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belakangan ini, memang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Bila memakai sudut pandang politik praktis, khususnya ditujukan untuk Pemilu 2014, Amien tengah berupaya mengganjal Joko Widodo dalam Pemilu 2014 mendatang. Dapat dimaklumi, popularitas dan elektabilitas Jokowi, merujuk survei lembaga riset, berada di posisi puncak.

Namun, cara pandang yang berbeda dalam memaknai kritik Amien Rais terhadap Jokowi harus dilihat lebih luas. Tidak sekadar perebutan kekuasaan semata. Kritik Amien Rais tersebut dapat dipahami sebagai upaya melakukan "perobohan" terhadap persepsi yang dibangun publik terhadap Jokowi selama ini. Persepsi seperti merakyat, pro wong cilik dan lain sebagainya.

Simak poin penting kritik Amien Rais terhadap Jokowi awal pekan ini saat berceramah di Universitas Diponegoro, Semarang Jawa Tengah. Amien mengingatkan publik agar memilih pemimpin tidak sekadar merujuk pada popularitas semata. Ia pun mencontohkan bekas Presiden Philipina Joseph Estrada yang terpilih hanya karena popularitas semata. "Jangan memilihdia (Jokowi) karena popularitas saja," ingat Amien Rais.

Pernyataan Amien Rais ini dalam konteks politik kebangsaan sejatinya cukup fundamental. Memilih pemimpin jika hanya merujuk pada popularitas saja yang hanya bertumpu pada citra, akibatnya bisa fatal. Contohnya yang terjadi saat ini, selama dua periode pemerintahan SBY, ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan kian menumpuk jelang akhir masa jabatan di 2014. Salah satu pemicunya, dikarenakan memilih pemimpin hanya berpijak pada popualritas semata.

Kritik Amien Rais lainnya terhadap Jokowi terkait kinerjanya selama dua periode di Kota Solo. Di bawah kepemimpinan Jokowi, Solo justru berada di tubir kota termiskin se provinsi Jawa Tengah. Pernyataan Amien bukan pepesan kosong.

Terkait angka kemiskinan di Kota Solo, memang jika melongok data Badan Pusat Statistik (BPS) terungkap, selama 10 tahun terakhir kepemimpinan Joko Widodo di Solo angka kemiskinan justru kian meningkat dari tahun ke tahun. Seperti 2010 angka kemiskinan di Kota Solo mencapai 13,34 persen. Disusul berturut-turut 2006 (15,21 persen), 2007 (13,64 persen), 2008 (16,13 persen), 2009 (14,99 persen), 2010 (13,98 persen), dan 2011 (16 persen).

Angka ini diperkuat data dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Solo pada 2011 yang mengungkapkan sebanyak 133 ribu jiwa (25 persen) jumlah warga miskin dari total jumlah penduduk Solo yang mencapai 530 ribu jiwa. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya seperti 2009 yang hanya 107 ribu jiwa, dan 2010 yang mencapai 125 ribu jiwa.

Sebelumnya, Amien juga menggugat nasionalisme Jokowi. Gugatan Amien ini bukan tanpa sebab. Menurut dia, patron politik Jokowi yang tak lain Megawati Soekarnoputri soal nasionalisme diragukan, apalagi Jokowi. Ia pun menyebut sejumlah fakta seperti kebijakan release and discharge dan penjualan saham PT Indosat Tbk kepada pihak asing di era Presiden Megawati Soekarnoputri.

Kritik tajam Amien Rais ini terang saja direspons serupa oleh kader PDI Perjuangan. Tudingan sebaliknya justru menyasar Amien Rais. Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga justru heran dengan perhatian Amien Rais terhadap Jokowi. "Kenapa kok tiba-tiba sangat perhatian dan menpersoalkan Pak Jokowi, lucu juga," kata Eriko di gedung DPR Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (26/9/2013).

Berbagai kritik Amien Rais terhadap Jokowi semestinya dimaknai sebagai upaya mengingatkan publik agar tetap kritis terhadap figur yang sedang disenangi publik ini. Kesan dan persepsi terhadap Jokowi seperti "Tidak Tersentuh", "Tidak bisa dikritik", dan "Selalu Benar" sejatinya penyakit dari demokrasi itu sendiri.

Kontrol publik terhadap pejabat publik semestinya senantiasa ditujukan tak terkecuali pada Jokowi. Yang menjadi catatan, jangan karena kecintaan terhadap Jokowi, mengakibatkan tidak berbuat adil dalam menilai Jokowi. Begitu juga jangan karena kebencian terhadap Jokowi tidak dapat bersikap adil dalam menilai Jokowi. Di sinilah letak rasionalitas Amien Rais. Ia ingin membangunkan publik dari nina bobo Jokowi. [mdr]

kometar ts: mari kita dukung seseorang sesuai dengan tempatnya bila baik kita dukung bila salah kita tegur karena manusia bukan mahluk yg sempurna.jangan seperti presiden soeharto dielukan sebagai bapak pembangunan ahirnya di caci maki. mari membangun politik yg cerdas
0
6.9K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan