Dengan selesainya proses pembebasan lahan untuk Jakarta Outer Ring Road West (JORR W) 2 di Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan kegembiraannya.

“Sudah rampung, semua senang dan semua merasa sudah diajak bicara dengan baik antara masyarakat dan kita. Semua tahapan untuk proses pembebasan sudah dilalui,” ujar Jokowi, (6/12/13).

Kegembiraan yang diungkapkan Jokowi ini lantaran selama ini proses pembebasan untuk tol ini sangat panjang sejak 1985 dan hingga saat ini tahun 2013 baru menemukan titik terang. Artinya, Pemprov DKI selama 28 tahun merayu warga untuk rela melepas lahannya untuk mengatasi kemacetan, baru tahun 2013 ini berhasil.

Rupanya, di sini kemampuan pemerintahan Gubernur Jokowi teruji. Karena upaya pembebasan itu sudah berlangsung sejak era lima gubernur sebelumnya menemukan jalan buntu. Antara lain sejak Gubenur Soeprapto, Wiyogo Atmodarminto, Soerjadi Soedirdja, Sutiyoso, Fauzi Bowo.

Jokowi tidak menyinggung soal kenapa warga selema dua delapan tahun sulit melepas lahannya. Jokowi hanya mengatakan, “Pembebasannya ini penting, karena memang urusan kita. Dan, aparat yang di lapangan harus kerja penuh, dari Walikota, P2T kerjasama agar proyek selesai,” ungkapnya.

Dengan kelarnya Tol JORR W2 yang membentang 7,8 kilometer dari Kebonjeruk-Ulujami ini, Jokowi mengharapkan kemacetan ibukota bisa berkurang dan tahun depan JORR W2 sudah bisa digunakan.

“Jadi yang dari Bekasi mau ke Tangerang atau sebaliknya tidak usah lewat tengah, tapi lewat pinggir. Ini salah satu cara menyelesaikan kemacetan DKI. Tahun depan kan tinggal disambung dan bisa dimanfaatkan,” imbuhnya.

Tersendatnya proses pembebasan lahan di Petukangan Selatan karena kurangnya komunikasi. Sehingga tidak ada kesepahaman antara warga dengan pemerintah.

Secara garis besar memang pembebasan lahan di Petukangan Selatan telah usai dengan dibayarkannya 99 bidang hari ini. Namun diluar Forum warga Petukangan Selatan masih ada 14 bidang yang sedang diteliti berkas, 8 bidang tidak diketahui pemilik, dan 8 bidang sedang sengketa.