Walang bin Kilon (54) dan Sa'aran (60), dua
orang pengemis yang biasa mengemis di
kawasan Pancoran, Jakarta Selatan kedapatan
memiliki uang sebesar Rp 25 juta. Hal ini
didapati setelah Suku Dinas Sosial Jakarta
Selatan menjaring dan memeriksa bungkusan
plastik yang biasa mereka bawa.
"Keduanya bisa terjaring setelah petugas intai
selama 2 hari berdasarkan laporan dari
masyarakat," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku
Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda,
saat dihubungi, Rabu (27/11).
Petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan tetap
akan mengirim mereka ke Panti Sosial Bina Insan
Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jalan Raya Bina Marga
No 48, Cipayung, Jakarta Timur, untuk dilakukan
pembinaan.
"Untuk uangnya nanti akan dikembalikan setelah
mereka selesai menjalani pembinaan," pungkas
Miftahul.
Menurut Miftahul, keduanya mengumpulkan uang
sebanyak itu hanya dalam waktu 15 hari. Uang
tersebut rencananya akan digunakan untuk
berangkat ibadah haji.
Berikut cara keduanya mengumpulkan uang Rp
25 juta dalam waktu 15 hari:
Spoiler for yg pertamax gan:
1. Selalu berpindah lokasi mengemis
Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial
Jakarta Selatan, Miftahul Huda mengatakan,
dalam mengemis, keduanya tidak diam di satu
tempat. Keduanya selalu berpindah-pindah,
dengan lokasi sasaran toko dan ruko.
"Tidak ada kontrakan, ya tidur di jalan atau
pinggir toko. Kalau uang sudah banyak kita
pulang kampung dulu," papar Miftahul.
Dari pengakuan keduanya, mereka hanya
beroperasi di kawasan Pancoran, Jakarta
Selatan.
Spoiler for yg keduax gan:
2. Selalu berbagi peran
Dalam menjalankan aksinya, kedua warga
Subang, Jawa Barat ini selalu berbagi peran.
Dengan menggunakan gerobak yang didorong,
Sa'aran (60) selalu berperan sebagai orang sakit,
dan Walang (54) bertugas mendorong.
"Walang yang menjadi otak dari kegiatan
mengemis tersebut, bertindak sebagai pendorong
gerobak. Sementara Sa'aran yang lebih tua,
berpura-pura sebagai orang sakit yang berada di
gerobak dan butuh pengobatan," kata Kepala
Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta
Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu
(27/11).
Spoiler for yg ketiga:
3. Mengemis di malam hari
Setelah diawasi selama dua hari, petugas Suku
Dinas Sosial Jakarta Selatan mendapati fakta
bahwa, dalam mengemis, Walang bin Kilon (54)
dan Sa'aran (60) selalu meminta belas kasihan
orang pada malam hari.
"Keduanya beroperasi hanya malam. Dan kita
tangkap di bawah fly over Pancoran semalam,"
kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial
Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi,
Rabu (26/11).
Dia menjelaskan, keduanya berhasil dijaring
setelah Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan
mendapat laporan dari masyarakat.
Spoiler for ke empat gan:
4. Uang hasil mengemis disimpan di kantong
plastik berbeda
Sebagai tempat menyimpan uang hasil
mengemis, Sa'aran (60) dan Walang (54)
menggunakan dua kantong plastik hitam yang
berbeda. Uang tersebut diletakan di dalam
gerobak yang digunakan saat mengemis.
"Plastik pertama kita buka dan hitung ada Rp 7
juta. Lalu plastik lainnya juga ada uang, dengan
total keseluruhan Rp 25.448.600," kata Kepala
Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta
Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu
(26/11).
Setelah menjalani pembinaan di Panti Sosial Bina
Insan Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jl Raya Bina
Marga No 48, Cipayung, Jakarta Timur, petugas
berjanji mengembalikan uang keduanya.
"Untuk uangnya nanti akan dikembalikan setelah
mereka selesai menjalani pembinaan," pungkas
Miftahul.
Spoiler for yg ke lima gan:
5. Uang mengemis untuk modal naik haji
Dari penuturan Sa'aran (60) dan Walang (54),
petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan
mendapati bahwa keduanya berencana
menggunakan uang hasil mengemis sebagai
dana untuk berangkat haji. Keduanya pun sudah
mendaftar naik haji melalui orang di kampung
mereka, Subang, Jawa Barat.
"Mereka sudah daftar haji sama Pak Haji Nanang
di kampung. Kemarin 15 hari lalu baru ke
Jakarta lagi, jadi uang itu ya untuk tambahan
setor haji," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku
Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda,
Rabu (26/11).