Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pawangka87Avatar border
TS
pawangka87
cerita misteri 'Makam Tak Bernama'
Malem agan2 semuanya, neh aq ada cerita misteri pengantar tidur. Kalo gak rapi mohon maaf ya gan, cz ane buatnya pake HP di opera mini, jd gak bisa kasih pic atw quote. Ane minta tolong, di emoticon-Rate 5 Star ya gan ,, Selamat Membaca.


Rumah tua nan lusuh itu selalu
terlihat sepi, hanya
perkarangannya saja yang
diramaikan dedaun kering yang
dimainkan angin. Sebuah
keluarga menghuni rumah itu
semenjak 2 tahun silam, jumlah
mereka 4 orang, suami istri dan 2
orang anak perempuan. Mereka
selalu keluar saat subuh hingga
sore, namun tak ada yang
mengerti apa yang mereka
kerjakan. Mereka tak pernah
berinteraksi dengan warga
sekitar. Jarak dengan rumah
warga paling dekat sekitar 50
meter.
Pak Syahril tetangga terdekat
rumah itu, kerap mendengarkan
suara-suara aneh, serta
bayangan-bayang an aneh yang
selalu berkelebat di sekitar rumah
itu. Rumah itu memiliki pagar
kayu disekitar terasnya, dengan
pintu utama yang terletak di
tengah serta dua buah jendela
disisi kanan dan kiri. Sebatang
pohon nangka besar tumbuh di
pekarangannya, membuat kesan
mistik di rumah itu semakin
kental. Setiap malam Pak Syahril
kerap mendengar rumah itu
bergemuruh seperti tengah
terjadi gempa. Pohon Nangka
besar itupun kerap bergoyang
sendiri walau tak ada angin.
"Pak ... bangun, Pak. Ada yang
gedor-gedor pintu," Istri Pak
Syahril mengguncang tubuh
suaminya.
"Siapa, Bu?" Sahut Pak Syahril
setengah berbisik.
"Ayuk kita lihat dulu, Pak. Aku
takut kalau itu orang jahat," ujar
istrinya berbisik.
Perlahan mereka berdua berjalan
menuju pintu, Pak Syahril sudah
siap dengan sebuah balok di
tangan kanannya. Saat pintu
dibuka, tak ada siapapun yang
mereka temui, hanya keheningan
malam dan beberapa suara
hewan malam yang mereka
dengar.
"Gak ada orang, Pak," ujar Aminah
kepada suaminya.
"Ya sudahlah, Bu, mungkin hanya
suara angin saja." Sahut suaminya
pelan. Saat Aminah hendak
menutup pintu, matanya melirik
ke arah ayunan pada pohon
Nangka itu berayun tanpa
dorongan angin. Lama dia
terpaku sampai akhirnya sosok
bergaun putih berpadu warna
merah dengan design pakaian
Noni Belanda, berayun ria dengan
rambut panjang nan tergerai
terbawa angin.
"Pak, i ... itu si ... apa?" Aminah
terbata-bata menunjukkan sosok
itu pada suaminya.
"Aku tidak tahu, Bu. Mungkin anak
pemilik rumah itu,"
"Tapi, kenapa tengah malam dia
berayun? Lagi pula setahu aku,
anak pemilik rumah itu masih
kecil,"
"Lalu siapa ya, Bu?" Pak Syahril
balik bertanya.
Sosok itu berhenti berayun lalu
menatap kedua suami istri itu
dengan senyuman. Sedang Pak
Syahril dan Aminah hanya terpaku
dan tersenyum kelu membalas
senyuman sosok itu. Wajahnya
cantik khas Noni Belanda, rambut
yang panjang semampai
tergeletak indah di punggungnya.
Dari jarak yang tak begitu jauh,
pun tak dekat, terlihat jelas
senyumnya yang menawan
hingga ketakutan kedua suami
istri itupun sirna. Gadis itu
melambaikan tangannya
mengajak Pak Syahril dan istrinya
untuk mendekat, tanpa ragu
mereka mengikuti ajakan sang
gadis.
Saat mereka sampai di bawah
pohon itu, wajah sang Noni
berubah pilu, dengan tangis yang
tersedu-sedu dia menunjuk
bawah pohon itu. Pak Syahril dan
istrinya hanya bingung tak
mengerti maksud Noni itu.
"Help me, ik vermoord en
begraven op deze plaats. Haal me
hier," ucap Noni itu dengan
bahasa asing, Pak Syahril dan
istrinya semakin bingung.
"Pak, mungkin dia ingin kita
menggali tempat itu," ucap
Aminah.
"Darimana ibu tau?"
"Entahlah, Pak. Ibu hanya merasa
dia ingin kita menemukan
sesuatu di bawah itu,"
"Baiklah, ayo kita coba gali, Bu."
Pak Syahril pun mulai mengais
tanah itu dengan tangannya. Sang
Noni tersenyum kepada Aminah
yang sudah mengerti maksudnya.
Namun naas, seketika ada sesuatu
yang membekap mulut mereka
berdua dengan obat bius. Mereka
pun pingsan.
Kalian telah lancang masuk ke
wilayah kami," ujar seorang lelaki
tengah duduk menghadap Pak
Syahril dan Aminah yang tengah
terikat.
"Siapa kamu?" Sahut Pak Syahril.
"Aku pemilik rumah ini, untuk apa
kalian kemari, heh? ingin
membongkar makam Noni itu?"
ujar pria itu sinis. Bajunya yang
serba hitam, sangat serasi dengan
wajahnya yang tirus dan mata
yang cekung. Dengan memegang
sebilah pisau, dia menyeringai.
"Kami tak bermaksud begitu, kami
pun tak mengerti bahwa itu
adalah sebuah makam," sahut Pak
Syahril.
"Asal kalian tahu, selama makam
Marylin tidak ada yang mengusik,
aku akan abadi di dunia ini. Dan
kalian sudah mengetahui semua
ini. Jadi, tak ada alasan lagi kalian
tetap hidup," Pria itu mendekati
Aminah dengan mengacung-
acung kan pisaunya.
"Tolong lepaskan kami, kami tak
akan memberitahu siapapun,"
ujar Aminah. Namun rambutnya
dijambak paksa oleh seseorang
hingga kepalanya mendongak ke
atas.
"Vaarwel," ujar pria itu dingin.
Syuutt!
Darah kental muncrat dari leher
Aminah, badannya menggelepar
tertahan dengan raungan parau
dari lehernya yang tergorok.
Syahril meronta-ronta hendak
menghentikan penjagalan
terhadap istrinya. Penerangan ala
kadar dàlam ruangan itu,
memperlihatkan detik-detik
kematian Aminah yang menyayat
hati. Syahril tak mampu berbuat
apa-apa hingga akhirnya kepala
Aminah putus.
"Biadab kau! Lepaskan aku,
Bajingan!!!" ronta Syahril. Pria itu
hanya tersenyum sinis dengan
menjilati pisau itu. Kepala Syahril
pun ditarik paksa. Tampak
olehnya sang Noni menatapnya
sayu saat kepalanya mendongak,
hingga dirasakannya sayatan
yang begitu perih dan cairan
kental membanjiri bajunya.
Akhirnya dia pun diam. Mati.
nona212
dityafird
dityafird dan nona212 memberi reputasi
0
4.8K
31
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan