ainalizaAvatar border
TS
ainaliza
sadis banget gan ane sampe ga tega bacanya, dua balita ‘dilinggis’ perampok
Dua balita ditemukan tewas bersimbah darah di rumah orangtuanya di RT 01 RW 01, Kampung Kramas, Jalan Mulawarman Barat I, Tembalang, Kamis (10/10/2013) petang.

Kedua balita itu bernama Kanaya Nadin Aulia Zahrani Wiyana (1 tahun), dan Keanu Rifky Ontoseno Wiyono (2,5 tahun).
Sementara seorang pembantu rumah tangga (PRT), Murni, dalam kondisi kritis di rumah kemudian saat ini dibawa di Rumah Sakit Umum Banyumanik.

Belum diketahui jelas latar belakang pembunuhan anak dari pasangan Sugeng Wiyono dan Eny ini. Namun, masyarakat setempat mengaitkan tewasnya dua bocah ini dengan kasus perampokan.

Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh Eny yang baru pulang beraktivitas, sekitar pukul 16.30 WIB.

“Dia mendapati anak-anaknya di kamar depan sudah bersimbah darah, darah sudah kering,” kata salah satu keluarga korban Yuanto (50), di lokasi kejadian.

Melihat kejadian itu, Eny langsung berlari keluar rumah dan meminta pertolongan tetangga dan langsung menghubungi kepolisian.

Diketahui, dua balita tersebut merupakan anak dari pasangan Sugeng Wiyono yang bekerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan Eny yang merupakan pegawai administrasi Universitas Diponegoro (Undip).

Setiap hari, dua balita tersebut tinggal bersama pembantu rumah tangga, Murni. Murni saat ini mengalami luka di bagian kepala dan dirujuk ke RS Banyumanik. Saat ini tim Inafis dari Polda Jawa Tengah masih melakukan olah di tempat kejadian.

Polisi yang datang ke lokasi kejadian menemukan linggis yang diduga digunakan pelaku untuk membantai kedua balita dan pembantu rumah tangga. Polisi juga mendapati kotak perhiasan milik Eni yang disimpan di lemari kamar telah hilang.

Diduga keras pelaku pembunuhan ini adalah kawanan perampok. Untuk mengejar para perampok polisi sempat mengerahkan anjing pelacak. Oleh petugas kepolisian, jenazah kedua balita naas tersebut dikirim ke kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Semarang dengan menggunakan ambulans.

Tak hanya itu, petugas Indonesian Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) Polrestabes dan Labfor Polri Cabang Semarang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pembantaian dua balita di Semarang. Dua ekor anjing pelacak dari Polrestabes Semarang dan Polda Jateng dikerahkan untuk membantu olah TKP.

Petugas mulai memasang garis polisi dan melakukan olah TKP sejak pukul 18.00 WIB. Saat mengerahkan anjing pelacak dari Polrestabes Semarang dan Polda Jateng, ternyata keduanya mengarah ke lokasi yang sama.

“Dua-duanya arahnya ke sana (Timur), ke sebuah bangunan,” kata seorang petugas polisi.

Polisi menduga pelaku gelap mata membunuh dua balita tersebut karena dianggap menghalangi aksi para pelaku.

“Mungkin menggangu aksi pelaku maka dibunuh,” kata Irjen Dwi di lokasi kejadian, Jl Mulawarman, RT 1/1, Tembalang, Semarang.

Dari tempat kejadian, dua balita yang tewas serta seorang pembantu rumah tangga yang dalam kondisi kritis itu, mengalami kekerasan akibat hantaman linggis.

“Ada linggis ditemukan, tapi masih kita dalami,” ujar Dwi.

Polisi menemukan sebuah puntung rokok dan sekaleng minuman ringan merek “Pocari Sweat” di rumah korban pembunuhan.

“Puntung rokok dan minuman itu ditemukan oleh kakak saya (Eni) di ruang tamu. Saya tidak habis pikir apakah mungkin pembunuhnya sempat minum dan merokok di rumah,” kata adik Eni, Widiarto Adi Nugroho (36), saat ditemui di kamar mayat RSUP dr Kariadi.

Menurut Widiarto, Eni menemukan kondisi pintu utama sudah rusak. Ada bekas dibuka paksa memakai alat linggis.

“Tetapi kakak saya bilang tidak ada barang yang hilang. Dia juga bilang tidak menyimpan barang berharga di kamarnya,” ujar Widiarto.

Sementara itu, Korban perampokan dan kekerasaan, Murni (36), telah mendapatkan pengobatan pertama di RS Banyumanik dan mendapat 9 jahitan akibat luka di kepala bagian kiri.

Pukul 19.00 korban dirujuk ke RSUP dr Kariadi untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

Dokter Darwito menjelaskan, korban mengalami mengalami luka akibat hantaman benda tumpul.

“Setelah diperiksa korban terkena patah tulang tengkorak, saat ini baru dilakukan operasi mengeluarkan serpihan tulang yang masuk ke otak,” katanya.

Darwito menambahkan, meski luka tersebut tergolong luka parah tetapi pasien masih sadar. Pihak keluarga korban saat ini sedang berada dalam perjalanan dari Klaten.

Terpisah, Ibu dua balita yang tewas akibat dianiaya perampok terus menangis. Ia masih terlihat syok setelah mengetahui kedua buah hatinya tewas bersimbah darah.

Dua balita itu yakni Kanaya Nadin Aulia Zahrani Wiyana (2) dan Keanu Rifky Ontoseno Wiyono (1). Keduanya merupakan putra Sugeng Wiyono, Kepala Kas BPR Gunung Rizki dan ibunya Eni, bendahara di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Kedua korban ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Mulawarman Barat I RT 01 RW 01, Kelurahan Kramas, Tembalang, Semarang. Hingga malam, rumah korban terus didatangi warga.

Peristiwa itu memang cukup mengagetkan, ibu-ibu di sekitar rumah korban terlihat menangis. Bahkan sepupu korban yang berumur sekitar 7 tahun terus berteriak histeris. Selain kedua korban, seorang pembantu rumah tangga bernama Murni (39) juga ditemukan terluka cukup parah di bagian kepala.

“Siapa yang menyangka akan seperti ini, keluarga itu baik, anaknya lucu-lucu. Jahat sekali yang tega membunuh,” ujar Indarti (49), tetangga korban yang ketika itu turut meneteskan air mata.

Ia mengatakan, keluarga korban sudah tinggal di wilayah itu sekitar 3 tahun. Ayah, ibu, dan pembantu korban juga dikenal baik dan dekat dengan para tetangga. “Waktu pindah ke sini Mbak Murni itu sudah ikut keluarga sini, sudah pada kenal baik, sering ngajak jalan-jalan adik ke tempat tetangga,” katanya yang juga pengurus posyandu.

Kedua jenazah korban kemudian dibawa ke RSUP Dr Kariadi Semarang untuk dilakukan otopsi. “Anaknya itu cantik dan cakep, lucu-lucu,” kenangnya.

Awalnya polisi, mencurigai paman korban sebagai terduga pelaku, hal ini berdasarkan polisi dari Polda Jateng menunjukkan sebuah foto pria kepada dirinya. Pasalnya, pria yang ada difoto dan diduga sebagai pelaku pembunuhan itu wajahnya mirip Widiarto.

Foto tersebut ditunjukkan oleh anggota Ditreskrim Polda Jateng saat datang ke kamar mayat RSUP Dr Kariadi, Kamis (10/10/2013) sekitar pukul 22.30.

Anggota Polda Jateng itu bahkan sempat meminta tolong sejumlah wartawan untuk mencocokan foto tersebut dengan wajah Widiarto. Pria pada foto itu memang mirip Widiarto namun tidak memiliki janggut seperti Widiarto.

“Itu bukan saya, saya sudah lama memiliki janggut. Selain itu, saya seharian memasak di rumah untuk menyiapkan dagangan,” ujar Widiarto, yang kesehariannya bekerja sebagai penjual nasi di warung angkringan di Sampangan, Semarang itu kepada polisi.

Sementara itu, polisi dari Polda Jateng tersebut tidak menyebutkan siapa identitas pria di foto tersebut. Polisi juga tidak memberitahukan dari mana foto itu diperoleh.

Ngeseks Baby Sitter Korban
Dengan temuan alat bukti itu Aparat gabungan yang terdiri dari Polda Jawa Tengah, Polrestabes Semarang, dan Polsek Tembalang bekerja cepat mengungkap kasus pembunuhan dua orang balita yang menggegerkan Kota Semarang. Kasus pembunuhan yang bermotif perampokan itu bisa diungkap kurang dari 24 jam sejak kejadian.

“Alhamdullilah, para pelakunya sudah berhasil kita tangkap pagi dini hari tadi. Mereka ada dua pelaku utama dan seorang penadah,” kata Kapolda Jateng Irjen Dwi Priyatno.

“Mereka ditangkap di Jepara,” imbuh Dwi yang sempat datang ke lokasi kejadian.

Perampok sadis itu adalah Ahmad Musa (28) warga Dukuh Tuk Songo RT12/RW2, Kelurahan Geneng, Kecamatan Bati Alit, Kabupaten Jepara yang ditangkap dengan barang bukti uang tunai Rp 1,7 juta.

Polisi menembak kaki kanan Ahmad karena berusaha kabur saat ditangkap. Tersangka lain yaitu Abdul Rohman (29), warga Damarjati RT 5 RW 6, Kelurahan Watu Wanten, Mayong, Kabupaten Jepara.

Ia ditangkap di rumahnya sekitar pukul 03.00. Keduanya bekerja sebagai pemulung

Ahmad dibantu tersangka kedua, yakni Abdul Rohman (29) warga Damarjati, RT5/RW6, Kelurahan Watu Wanten, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara. Dari tangan Abdul disita uang Rp 500 ribu.

Sedangkan penadah hasil rampokan yang juga ditangkap bernama Sutriman (51) warga Kriya RT19/RW4, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara. Bersamanya juga disita barang bukti tiga cincin dan satu kalung.

Sementara itu, tersangka utama pembunuh dua balita, Ahmad Musa (28), datang ke tempat kekasihnya, Murni (39), yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Jalan Mulamarwarman Barat I, RT 01 RW 01, Kramas, Tembalang, Rabu (9/10/2013) sekitar pukul 11.00.

Rumah itu milik Sugeng Wiyono (38) kepala cabang BPR Gunung Rizki di Genuk, Semarang, dan istrinya Eni Widianti (36), staf administrasi Fakultas Ekonomi Undip. Suami istri yang baru menempati rumah itu dua tahun belakangan ini sedang berada di kantornya masing-masing.

Musa yang sudah memiliki satu anak berusia 6 tahun itu tidak datang sendirian. Ia mengajak temannya sesama pemulung, Abdul Rohman (29), warga Damarjati RT 5 RW 6, Kelurahan Watu Wanten, Mayong, Kabupaten Jepara. “Kami dari Jepara naik bus,” ujar Musa.

Berbekal sebuah minuman ringan dan rokok, Musa dan Rohman mengobrol dengan Murni di ruang tamu. Saat itu, kedua balita yang diasuh oleh Murni, Keanu Rifky Ontoseno Wiyono (1) dan Kanaya Nadin Aulia Zahrani Wiyani (2,5), sedang tidur pulas di kasur di ruang tamu.

Musa mengaku sempat bercumbu dengan Murni, sementara Rohman dengan setia menunggu temannya itu di ruang tamu. Tak lama berselang, sekitar pukul 12.00, dua balita tersebut terbangun dan menangis. Murni bergegas ke belakang untuk membuatkan susu.

Ketika Murni berada di belakang, niat jahat Musa muncul. Tersangka yang mengaku terlilit utang Rp 500 ribu itu masuk ke kamar majikan Murni. Ia berniat mengambil uang dan barang berharga. “Saya mengambil uang Rp 1 juta dari almari, namun Murni memergoki. Saya kaget, tapi yang ada di pikiran saya saat itu adalah bagaimana caranya pulang membawa uang,” kata dia.

Musa kemudian bergegas ke depan rumah untuk mencari alat guna melumpuhkan Murnia. Ia menemukan linggis kecil warna biru kemudian dihantamkan beberapa kali ke kepala Murni. Musa juga meminta tolong Rohman memeganggi kekasihnya kemudian Musa memukuli Murni hingga akhirnya pingsan.

Perbuatan brutal Musa itu rupanya membuat tangis kedua balita tersebut semakin keras. Musa pun panik. “Yang ada di pikiran saya saat itu yaitu bagaimana caranya bisa keluar dari rumah dengan selamat.

Kalau bocah-bocah itu menangis takutnya terdengar tetangga. “Saat itu yang ada di benak saya adalah bagaimana caranya ke luar dari rumah dengan selamat,” katanya terbata-bata sambil memegang kaki kanannya yang berlumuran darah akibat ditembak polisi.

Musa kemudian melumpuhkan kedua bocah itu. Kali pertama ia memukul kepala belakang Kanaya Nadin Aulia memakai linggis. Selanjutnya, linggis yang sama dipakai memukul Keanu Rifky Ontoseno. Bocah lelaki itu dipukul pada kepala belakang dan dahinya. Ketika Musa melakukan perbuatan keji itu, Rohman berada di ruang tamu.

Selanjutnya, Musa mengambil 3 cincin dan 1 kalung emas dari kamar majikan Murni. Apa yang dirasakan Musa usai menghabisi dua bocah itu?

“Seingat saya kedua bocah itu masih hidup ketika saya meninggalkan rumah tersebut. Saya tidak merasakan apa-apa, saya hanya mencari cara bagaimana supaya saya bisa ke luar dari rumah itu dengan selamat,” jawabnya.

“Herannya, Saya baru dua Minggu pacaran dengan dia (Murni- Red). Awal perkenalan ketika dia menelepon salah sambung ke nomor handphone saya, kemudian komunikasi kami terus berlanjut lewat SMS,” kata Musa, saat gelar perkara di Mapolrestabes Semarang.

Pria yang kesehariannya bekerja sebagai pemulung itu kali pertama bertemu dengan Murni pada dua pekan silam di Jepara. Selanjutnya, Musa datang lagi menemui Murni di rumah majikannya di Jalan Mulamarwarman Barat I, RT 01 RW 01, Kramas, Tembalang, Rabu (09/10/2013) siang.

Saat itu, kedua majikan Murni, Sugeng Wiyono (38) dan Eni Widianti (36), sedang bekerja dan tidak ada di rumah.
Pada sehari sebelum pembunuhan itu terjadi, Musa mengaku sempat bercumbu dengan Murni. “Keesokan harinya (Kamis- Red), Murni menelpon saya. Dia bilang kangen dan meminta saya kembali datang ke tempatnya bekerja. Itu alasan saya datang ke sana (tempat kejadian perkara – Red),” ujar pria yang kesehariannya mencari rongsok di wilayah Jepara itu.

http://www.siaga.co/news/2013/11/11/...ggis-perampok/
0
3.9K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan