Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat menyinggung Gubernur DKI Joko Widodo soal kemacetan di Jakarta, SBY sampai bingung menjelaskan kepada pemimpin negara sahabat soal peliknya macet Jakarta. Jokowi menilai memang sudah tugas Presiden menegur dirinya.

"Kalau beliau mengingatkan memberikan dorongan, memang sudah tugas beliau mendorong kita, memotivasi memberikan peringatan, memberikan teguran," kata Jokowi di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2013).

Meski Jokowi sebelumnya menyebut ada tanggung jawab pemerintah pusat atas ruwetnya macet di Jakarta, namun kali ini Jokowi menilai pernyataan Presiden hanya untuk mengingatkannya.

"Memang kami berada pada posisi itu untuk ditegur untuk diingatkan," tegas mantan Wali Kota Solo itu.

Presiden SBY sebelumnya menyatakan sering mendapat keluhan dari masyarakat, salah satunya soal kemacetan di Jakarta. SBY mempersilakan masyarakat menyampaikan keluhannya kepada kepala daerah masing-masing.

"Kalau biang kemacetan di Jakarta datanglah ke Pak Jokowi. Kalau biang kemacetan di Bandung datang ke Pak Ahmad Heryawan atau walikota Bandung, Semarang, Medan, Makassar," ungkap SBY di Istana Bogor, Jabar, Senin (4/11).

SBY juga pernah ditanya oleh pemimpin negara-negara sahabat soal kemacetan Jakarta tersebut, serta solusi mengatasi kemacetan.

"Kan saya nggak enak ditanya bagaimana solusinya. Di Jakarta, di Bandung, di Surabaya, di mana-mana gitu. Yang harus jelaskan gubernurnya, walikotanya. Begini Pak konsep kami. Pemerintah pusat bisa membantu, memberikan kemudahan-kemudahan," papar SBY.

sumber : [url]http://news.detik..com/read/2013/11/07/132724/2406266/10/jokowi-soal-macet-tugas-presiden-memang-mengingatkan-kita?nd771104bcj[/url]

uneg2 saya:
jika memang benar beliau (presiden kita yang terhormat) berkata demikian, sungguh saya sebagai orang awam merasa bingung dan penasaran, benarkah seorang presiden sama sekali tidak memiliki andil dalam mengatasi kemacetan?
apakah pernyataan yang berkesan "cuci tangan" tersebut pantas ditunjukkan oleh seorang pemimpin negara, tidak adakah pernyataan yang lebih pantas untuk diucapkan mengenai pertanyaan kemacetan yang terlontar dari pemimpin negara tetangga?
apakah tidak ada kewajiban bagi pemimpin negara untuk berdiskusi dengan para pimpinan daerah dan bahu membahu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi daerah? ataukah "cukup" hanya dengan "menghimbau" atau "prihatin"?
ketika seorang pemimpin negara mengatakan bahwa dia sering mendapatkan keluhan dari masyarakat mengenai sesuatu hal, apakah sebaiknya beliau dapat mengatakan juga keluhan masyarakat mengenai masalah korupsi yang menimpa pemerintahannya?
saya sebagai orang awam beranggapan seorang pemimpin yang baik dan bertanggung jawab akan bertanggung jawab juga bila ada seseorang dalam pemerintahannya yang terlibat dalam suatu skandal korupsi atau skandal lainnya.
semoga di masa mendatang kita bisa mendapatkan pemimpin negara yang baik secara moral, berhati besar dan cerdas dalam bertindak maupun berkata-kata dan terutama mau membela rakyatnya, seorang pemimpin besar akan menyayangi rakyatnya dan menempatkan kepentingan rakyatnya di atas kepentingan golongan maupun pribadi.