Suatu ketika di salah satu penjara ternama dalam negeri, Jono yg seorang narapidana kasus pembunuhan sedang melakukan kegiatan pembersihan lingkungan penjara bersama teman-teman narapidana lainnya. Saat itu, sengaja didatangkan salah seorang pak uztad ternama yang seringkali tampil di televisi. Pak uztad trsebut ternyata memantau Jono yg sangat semangat dalam bekerja.

Setelah kegiatan pembersihan lingkungan selesai maka diadakan kegiatan ceramah kerohanian dari pak uztad tersebut & terjadi dialog sebagai berikut :
X : “Apakah Tuhan mengampuni seluruh dosa manusia, pak uztad?”
Y : “Insya Allah, mas bro.”
X : “Bagaimana dengan kebiasaan masa lalu?”
Y : “Semua manusia adalah gudangnya dosa. Oleh karena itu jangan sombong untuk selalu memohon ampunan-Nya.”
X : “Terima kasih, pak uztad. Saya mulai paham.”

Setelah tiba waktu shalat Dzuhur, pak uztad mencari Jono untuk menyuruhnya adzan tapi Jono tidak kelihatan di dalam mesjid. Sampai akhirnya setelah Dzuhur, pak uztad masih saja mencari Jono pada saat penghuni mesjid telah mulai berkurang & kembali beraktivitas sesuai aktivitasnya masing-masing.

Beberapa menit kemudian, pak uztad mendengar suara tangisan dari barisan shaf wanita tapi betapa kagetnya pak uztad setelah menegur wanita tersebut yang ternyata dia adalah Jono yang menggunakan mukenah wanita.
Y : Kenapa kamu menggunakan mukenah, mas bro?
X : “Bukankah pak uztad sebelumnya mengatakan bahwa semua manusia adalah gudangnya dosa. Oleh karena itu jangan sombong untuk selalu memohon ampunan-Nya.”

Ternyata setelah pak uztad menanyakan ke seorang sipir tentang kasus yang akhirnya menyeret Jono ke dalam penjara adalah suatu kasus pembunuhan terhadap 5 pria. Jono adalah seorang mantan waria yang dulunya memiliki nama samaran Jeni.

Catatan :
Cerita di atas hanyalah karangan belaka.