Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

leylam4ajnunAvatar border
TS
leylam4ajnun
Dipakai Kepentingan Politik Bossnya, Sebaiknya TV One, Metro, MNC Ditutup Sementara




Demokrat Ditelanjangi, Ical: Bukan TV One
SABTU, 26 OKTOBER 2013 | 23:33 WIB


Ical

TEMPO.CO, Bogor - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie merasa tak tersindir oleh ucapan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang menyebutkan ada media massa yang sering "menyerang" Demokrat. Aburizal adalah pemilik stasiun TV One dan ANTV. "Enggak, enggak (tersindir)," kata Aburizal, seusai menghadiri acara temu kader dan Hari Ulang Tahun ke-12 Demokrat, di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam, 26 Oktober 2013.

Menurut dia, acara temu kader dan HUT Demokrat justru disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi miliknya. "Yang pasti maksudnya bukan TV One," ujar Ical, sapaan Aburizal. Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham pun sependapat. "TV One siaran langsung, kan. Satu jam lebih TV One siaran langsung," ucap Idrus. Sebelumnya, SBY meminta kader Demokrat tak tinggal diam jika ada pihak lain yang memojokkan partai berlambang logo Mercy itu. "Kalau tidak setuju, sekali lagi bicara lah," kata SBY, saat membuka temu kader sekaligus perayaan Hari Ulang Tahun ke-12 Demokrat di SICC, Sabtu pagi. "Kalau partainya diserang dan dihabisi, bela lah."

Menurut dia, apa yang nantinya diucapkan para kader Demokrat tentu tidak semua diberikan ruang di media massa. SBY justru menyebutkan adanya media massa yang sering "menyerang" partainya. "Ada televisi yang sepanjang 2,5 tahun ini terus menelanjangi Partai Demokrat, menjadikan Partai Demokrat jadi olok-olok, cemoohan, dan bulan-bulanan," ujarnya. SBY mengatakan, partainya memang tidak memiliki televisi atau berbagai media massa dalam bentuk lain. Demokrat, ia menambahkan, juga tidak punya uang triliunan rupiah untuk menguasai berbagai iklan partai. "Memang kami tidak punya kemampuan," ucap dia.
http://www.tempo.co/read/news/2013/1...l-Bukan-TV-One

KPI: Sang Bos Manfaatkan TV untuk Berpolitik
RABU, 03 JULI 2013 | 07:59 WIB



TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia menyatakan banyak laporan ihwal sejumlah pimpinan stasiun televisi yang memanfaatkan medianya untuk kepentingan politik sendiri menjelang pemilihan presiden 2014. “Pengaduan terbanyak soal iklan politik,” kata Ketua KPI Mochamad Riyanto kepada Tempo, Selasa malam, 2 Juli 2013. Dalam catatan Tempo, ada tiga bos televisi yang juga petinggi partai politik yang bakal ikut bertarung dalam pemilihan presiden mendatang. Mereka adalah Aburizal Bakrie, pemilik TV One dan ANTV; Hary Tanoesoedibjo, pemilik televisi Media Nusantara Citra Group yang menaungi RCTI, MNC TV, dan Global TV; serta Surya Paloh, pemilik Media Group yang menaungi Metro TV.

Dalam beberapa bulan ini, ketiga tokoh tersebut terlihat kerap muncul dalam tayangan televisi milik mereka dalam beragam format. Ada yang dalam bentuk pemberitaan, ada yang berupa iklan politik. Selasa kemarin, di depan ribuan kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Hary Tanoe mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden dari partai itu. Ketua Umum Partai Hanura juga mendeklarasikan diri sebagai calon presiden 2014. Keduanya tak menghiraukan rendahnya elektabilitas atau tingkat keterpilihan seperti dilansir hasil survei enam bulan terakhir. “Kami tidak berangkat dari hasil survei yang macam-macam itu,” kata Wiranto. (Baca: Kongkalikong RCTI Sokong Hanura Ada di YouTube)

Dalam diskusi dengan sejumlah wartawan senior bertajuk “Independensi Newsroom di Masa Pemilu” di Kantor Dewan Pers, Selasa kemarin, Ketua Dewan Pers Bagir Manan meminta media, khususnya televisi, menjaga marwah independensi menjelang Pemilu 2014. “Banyak masyarakat mulai mempertanyakan independensi media, terutama yang dimiliki tokoh politik,” ujar Bagir. Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Alfaraby, mengatakan potensi bos media memanfaatkan jaringan televisinya untuk kepentingan politik sangat besar. “Kalau untuk popularitas memang berpengaruh signifikan,” ucapnya. (Baca: Independensi Media Rentan dari Intervensi Parpol)

Pemimpin Redaksi MNC TV, Ray Wijaya, menegaskan, pemilik stasiun tidak bisa memaksakan acara tertentu demi kepentingan politiknya. “Iklan politik dalam program berita juga minim,” kata dia. (Baca: KPI Ingin Klarifikasi Hari Tanoesoedibjo). Adapun Pemimpin Redaksi Metro TV, Putra Nababan, enggan menanggapi ihwal sorotan bahwa Surya Paloh memanfaatkan stasiun televisi berita itu untuk kepentingan politiknya. Wakil Pemimpin Redaksi TV One Totok Suryanto mengatakan iklan calon presiden Aburizal Bakrie di TV One sudah sesuai dengan prosedur.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...tuk-Berpolitik

Agung Laksono: Wajar Ical Manfaatkan TV One
RABU, 03 JULI 2013 | 19:29 WIB



TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menyatakan semua orang berhak memanfaatkan media karena selama ini memang tak ada larangan. "Sama seperti pak Hary Tanoe dan Surya Paloh yang memanfaatkan medianya untuk mendongkrak popularitasnya. Saya kira Pak ARB (Aburizal Bakrie) pun memanfaatkan media miliknya dalam batas yang wajar. Ini sah-sah saja," kata Agung di Hotel Merlynn Park, Jakarta, 3 Juli 2013.

Agung mengatakan masyarakat tak usah khawatir terkait dugaan intervensi pemilik media dalam ruang pemberitaan. "Saya kira semua media punya pertimbangan yang profesional. Mereka pasti bekerja secara profesional. Jadi tak usah khawatir," ucapnya. Sebelumnya, Wakil Pimpinan Redaksi TV One Totok Suryanto mengklaim penayangan iklan berulang kali Ketua Umum Golkar sekaligus calon presiden Golkar, Aburizal Bakrie (Ical), di TV One, sudah sesuai dengan prosedur. Totok juga menegaskan tak ada intervensi dari pemilik televisi terkait pemberitaan tentang Golkar dan Ical di stasiun televisinya. "Kami ini pemiliknya bukan hanya Aburizal tapi juga dimiliki publik (go public), dan publik pun mengontrol kami," tuturnya.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...faatkan-TV-One

Iwan Fals Kritik Pemilik Media Berpolitik
Minggu, 1 September 2013 17:33 WIB

Harian Jogja.com, JOGJA—Penyanyi balada legendaris Indonesia, Iwan Fals, mengkritik sejumlah pemilik media di Indonesia yang saat ini terjun ke dunia politik. “Kalau nonton tayangan di TV curiga aja bawaanya. Ini jujur enggak ya, jangan-jangan hanya bagian kampanye dari si pemilik media itu,” kelakar penyanyi berusia 53 tahun itu, Minggu (1/9/2013).

Menurut Iwan, tidak selayaknya pemilik media ikut-ikutan berpolitik. Pasalnya, kata dia, fungsi media selain memberikan hiburan kepada masyarakat, media juga berfungsi menjadi kontrol terhadap pemerintah. “Fenomena sekarang ini media malah dijadikan alat untuk mendongkrak popularitas si pemilik media itu untuk mencalonkan diri,” ucap pemilik nama Virgiawan Listanto itu.

Iwan menambahkan, harusnya di Indonesia ada aturan yang melarang pemilik media menggunakan medianya untuk berpolitik. Karena, kata dia, masyarakat berhak mendapatkan informasi yang jernih tanpa campur tangan kepentingan si pemilik media. Sekadar diketahui, sejumlah pengusaha media saat ini tidak sedikit di antaranya yang berkecimpung dalam dunia politik, seperti Aburizal Bakrie (TV One), Surya Paloh (Metro TV) dan Hari Tanoesudibjo (MNC). “Kalau semua pengin jadi presiden, siapa yang jadi pemain bola, wartawan, dan penyanyi,” ungkap Iwan.
http://www.harianjogja.com/baca/2013...politik-443146

Bukti TV One alat Politik GOLKAR?
[youtube]tuezimFIQME#t=136[/youtube]
Bukti dari ketidakberanian redaksi TV One terekam didalam sebuah rekaman breaking news TV One tanggal 2 Oktober lalu. Ketika siaran secara live, terekam percakapan “lucu” antara reporter dengan salah satu redaktur TV One, yang sialnya justri ikut terekam didalam siaran live ini. Didalam video “Breaking News” yang berdurasi sekitar 14 detik ini, percakapan antara reporter dan orang redaksi yang menyebutkan “Golkar-nya gak usah disebut” terekam pada menit ke 8.34.Hal ini tentunya membuktikan sungguh ruang redaksi terkait dengan pemberitaan publikpun nampaknya telah disetting sedemikian rupa demi kepentingan politik semata.

--------------------------------

KONSTELASI POLITIK TV ONE-BAKRIE , METRO TV-PALOH, DAN MNC- HARRY TANOSODIBJO.

Jurnalis senior Karni Ilyas pernah berkata bahwa “media manapun tidak akan pernah lepas dari kepentingan politik.”

Tahun 2013 memang merupakan start awal dari pertarungan politik menuju pemilu 2014. Kampanye sudah boleh dilakukan melalui pemasangan pamphlet serta atribut partai, walaupun belum dibolehkannya lewat media massa. Namun, hal itu sebenarnya tidak berlaku secara keseluruhan. Kampanye bawah tanah via media massa pun sebenarnya sudah dilakukan oleh peserta pemilu 2014. Kepemilikan saham di media massa menjadi alat politis demi meningkatkan kredibiltas partai dan tokoh-tokoh tertentu.

Tv one contohnya, sebagai media bersama viva news yang sahamnya dikuasai oleh Aburizal Bakrie cukup terlihat pengaruhnya dalam strategi komunikasi politik ketua umum partai golkar tersebut. Hal itu bisa kita liat dari program acaranya yang selalu mencari kesalahan-kesalahan di tubuh partai lawan politik dari sang pemilik saham. Contoh terkini Tv one belakangan ini sangat aktif dalam pemberitaan tentang partai nasdem. Seperti yang kita ketahui bersama belakangan partai Nasdem dilanda sedikit dinamika politis di tubuh organisasi partai baru tersebut. Dimana sang ketua pakar penasihat partai nasdem Harry Tanosodibjo, mundur dari partai nasdem dan diikuti oleh kader-kader setia dari Harry Tanosodibjo sendiri. Pemberitaan negative mengenai partai yang awalnya digadang-gadang sebagai kuda hitam dalam Pemilu 2014 menjadi suatu hal yang selalu diupdate setiap detiknya. “Pecah Kongsi Partai Nasdem”, “Partai Nasdem Layu sebelum berkembang”, dan lain-lain menjadi topic pemberitaan dari Tv one yang identik dengan warna merah tersebut. Sejumlah narasumberpun dihadirkan mulai dari pengamat politik, kader partai nasdem, dan kader partai lain dalam sejumlah talkshow di tv one.

Lain Tv one lain Metro Tv. Metro Tv yang sahamnya dipegang oleh Ketua umum majelis organisasi nasional demokrat Surya Paloh memiliki agenda politis yang berbeda jauh dengan Tv one. Pasca dinamika partai yang terjadi di partai nasdem metro pun kini aktif meliput hal-hal yang berkaitan dengan partai nasdem namun dikemas dengan positif. Belakangan Metro tv pun menyajikan live event kongres partai nasdem. Kongres yang mempunyai agenda penetapan Surya Paloh itu disajikan secara langsung kepada masyarakat. Dalam pidato Surya Paloh sebagai Ketua Umum partai nasdem yang menggantikan Patrice Rio Capella dengan lantang mengatakan bahwa “mati satu tumbuh seribu” berkaitan dengan pengunduran diri sejumlah kader partai nasdem. Hal tersebut demi menjaga citra partai nasdem di mata public ditengah isu yang kurang menguntungkan bagi partai nasdem.

Harry Tanosodibjo yang merupakan eks ketua pakar penasihat partai nasdem pun kini menarik sejumlah iklan-iklan yang berkaitan dengan partai nasdem serta pencitraan dirinya di media yang ia kuasai kepemilikan sahamnya yakni Media Nusa Citra ( MNC ). Hal tersebut jelas mengurangi kekuatan media yang dimiliki oleh partai nasdem. Sebelumnya partai-partai senior seperti PDI-P, Golkar dan partai penguasa saat ini Demokrat Cukup memperhitungkan kekuatan dari partai nasdem. Hal ini tidak lepas dari pengaruh Harry Tanosodibjo dalam permediaan di Indonesia. Seperti yang kita ketahui Harry Tanosodibjo memiliki media elektronik terbesar di Asia Tenggara yakni MNC yang mencakup RCTI, Global TV, MNC Tv , Surat kabar Sindo serta websites Okezone. Ditambah dengan Metro Tv serta Media Indonesia ini tentu menjadi sebuah ancaman serius bagi partai-partai senior. Namun kini sebagian partai cukup bersyukur dengan apa yang terjadi di tubuh partai nasdem saat ini. Harry Tanosodibjo dikabarkan mundur karena ia merasa sudah tidak sependapat mengenai pandangannya terhadap partai nasdem dan sudah tidak bisa untuk menyatuka visi lagi dengan Surya Paloh. Belakangan ia dikabarkan dilirik oleh beberapa partai peserta Pemilu. Tentu ini menjadi anugerah tersendiri bagi partai yang bisa mendapatkan Haryy Tanosodibjo.

Diubah oleh leylam4ajnun 30-10-2013 22:49
0
5K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan