Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

arda17Avatar border
TS
arda17
harus liat gan Kisah Indra Sjafri Mencari dan Merekrut Pemain untuk Timnas U-19
Sebelumnya
Quote:


Quote:


Seperti biasa setiap timnas kelompok umur sedang berkompetisi dan mendapat sorot media, semua berujar “kita memiliki timnas yang menjanjikan di masa depan”. Begitu pula yang diperoleh oleh timnas U-19 asuhan Indra Sjafri. Terlebih dalam pertandingan pertama Piala AFF U-19, Indonesia menang besar, 5-0 atas Brunei Darussalam di stadion Delta Sidoarjo.

Secara kualitas sebenarnya tidak ada yang istimewa di tim ini. Punya kualitas yang tidak jauh beda dengan timnas kelompok umur lainnya. Maklum saja, kita belum melakukan pembenahan pembinaan usia muda yang menyeluruh. Kalau ada pemain yang menonjol seperti Evan Dimas, selain sudah biasa ada pemain yang menonjol dalam sebuah tim, juga lantaran Evan Dimas ini pernah mengenyam pendidikan di akademi Barcelona dalam program The Chance beberapa waktu lalu.

Sederhananya, timnas yang sekarang ini ada di berbagai tingkatan usia belum benar-benar menjanjikan sampai kemudian PSSI secara sadar dan sungguh-sungguh membentuk rencana jangka panjang pembinaan usia muda. Satu nilai positif dari timnas U-19 ini adalah di tengah pembinaan dan rekrutmen pemain PSSI yang tidak jelas, sang pelatih, Indra Sjafri melakukan gebrakan dan bisa menjadi harapan banyak orang.

Mencari Pemain Hingga ke Pelosok Nusantara

Apa yang dilakukan oleh Indra Sjafri sebenarnya sederhana saja, tetapi butuh kesungguhan dan kegigihan luar biasa. Pria yang semasa masih berkiprah sebagai pemain bermain untuk PSP Padang ini bersedia mengunjungi berbagai daerah di Indonesia “hanya” untuk melihat bibit muda secara langsung.

Indra Sjafri menilai selama ini pemandu bakat dari PSSI tidak terjun sampai ke daerah-daerah kecil sehingga bakat terpendam tidak semuanya terpantau. Oleh karenanya, dia memutuskan untuk berkeliling nusantara guna secara langsung memantau pemain-pemain muda. Indra Sjafri yakin, di negeri yang begitu besar ini, bakat bermain sepak bola yang hebat mungkin saja bisa ditemukan di daerah pelosok. Dan bangsa yang besar tentunya tidak memerlukan kebijakan naturalisasi pemain guna memperkuat timnasnya.

Program berkeliling nusantara pun disusun. Indra Sjafri ingin menyiapkan sendiri tim yang akan diasuhnya. Tidak seperti ketika dia menangani tim di Piala AFC 2010 saat dia langsung diberi tanggung jawab meracik tim yang pemainnya sudah ada alias tidak dia pilih sendiri. Timnas pun ketika itu gagal.

Selain itu, Indra Sjafri ingin memberi harapan ke berbagai daerah bahwa di manapun pemain berbakat berada bisa punya kesempatan bermain untuk timnas. Dia pernah punya pengalaman pribadi yang tidak mengenakkan ketika masuk tim pra PON Sumatera Barat di tahun 1985, menurutnya tidak ada pemandu bakat dari PSSI yang bersedia turun ke daerah sehingga banyak pemain yang menurutnya bagus secara kualitas tidak terpantau. Alhasil, kesempatan bermain untuk timnas pun hilang.

Indra Sjafri pernah mencari pemain hingga ke Muara Teweh.Kota kecil yang menjadi ibukota kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Untuk mencapai kota ini sangat sulit dan butuh perjalanan panjang. Dari Jakarta menempuh perjalanan udara ke Banjarmasin. Dari Banjarmasin masih perlu waktu sekitar 10 jam perjalanan darat.

Di suatu waktu dia juga bisa mencari pemain hingga ke Nusa Tenggara Timur. Yabes Malavani, anggota timnas U-19 merupakan putra Alor. Sebelumnya bahkan ada tiga putra Alor tapi yang dua gagal bersaing untuk memperebutkan tempat di timnas. Jarang sekali bukan kita punya pemain timnas yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.

Sejauh ini setidaknya sudah 43 daerah yang dikunjungi oleh Indra Sjafri sejak dirinya ditunjuk sebagai pelatih timnas pada tahun 2011 oleh PSSI.

Untuk melakukan perjalanan ke berbagai daerah tersebut tentu menguras dana dan waktu yang tidak sedikit. Semenjak menangani timnas, Indra Sjafri mulai kesulitan memiliki waktu untuk keluarga. Dia juga kerap harus mengeluarkan uang dari kantong pribadi jika uang dari PSSI belum turun. Perjuangan yang tidak mudah untuk Indra Sjafri.

Tidak Sekadar Mencari Pemain

Safari yang dilakukan oleh Indra Sjafri ke berbagai daerah tidak sekadar bermanfaat untuk mencari pemain terbaik yang tersebar di nusantara. Ada hal lain yang terbit berkat kegigihannya berjalan ke tempat-tempat yang jauh.

Indra Sjafri mampu membangkitkan gairah sepak bola di berbagai daerah. Mungkin sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa Indonesia itu negerinya pecinta sepak bola. Tetapi, tidak dengan pembinaan yang benar.

Kehadiran Indra Sjafri ke berbagai daerah itu tidak hanya disambut meriah oleh warga yang memang tidak biasa didatangi pelatih timnas. Lebih dari itu, Indra Sjafri membuat terobosan dengan menyamakan persepsi pembinaan pemain muda. Di Muara Teweh, kini mulai berdiri sekolah sepak bola (SSB) setelah Indra Sjafri berkunjung ke sana.

Kebetulan Indra Sjafri sebelum menjadi pelatih timnas, sejak 2007 termasuk salah satu instruktur kepelatihan PSSI. Jadi, sudah tepat jika dia ikut menyebarkan ilmu melatih sepak bolanya. Dengan menyamakan persepsi pembinaan diharapkan pembinaan sepak bola di berbagai daerah semakin baik dengan kualitas yang sama di setiap daerahnya.

Pelatih yang pernah membawa Indonesia menjuarai The HKFA (Hongkong Football Association) International Youth Tournament U-17 dan The HKFA U-19 ini memang belum terbukti bisa memberi gelar Piala AFF bagi timnas U-19. Tetapi, apa yang telah dia lakukan telah membentuk fondasi baru yang bermanfaat bagi pembinaan usia muda di Indonesia yang selama ini sering terabaikan.

Juga untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan praktek kotor dalam rekrutmen pemain untuk timnas, seperti pemain titipan dan adanya sikap suka atau tidak suka dalam memilih pemain. Semua warga negara Indonesia yang memiliki kemampuan punya hak yang sama untuk membela tim nasional.

Melihat manfaat dari safari yang dilakukan oleh Indra Sjafri ini, tidak ada salahnya pelatih timnas lainnya melakukan hal yang serupa. Ini tidak hanya bertujuan untuk mencari pemain. Lebih dari itu, sepak bola Indonesia akan semakin bergairah dan pembinaan pemain muda di berbagai daerah bisa benar. Ini tentu akan membawa manfaat jangka panjang bagi Indonesia.


Tambahan gan
Takdir Tuhan Pertemukan Yabes dengan Indra Sjafri

Quote:

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mimpi masyarakat di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyaksikan putra daerah membela tim nasional Indonesia akhirnya terwujud.
Yabes Roni Malaifani tampil pertama kali membela Timnas Indonesia U-19 di pertandingan babak kualifikasi Grup G Piala Asia U-19.
Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, menurunkan pemain 18 tahun itu di pertandingan melawan Filipina U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (10/10). Yabes masuk menggantikan Dinan Yahdian pada pertengahan babak kedua, dia membuktikan kelasnya sebagai pemain berpotensi.
Pada menit ke-82, Yabes mencetak gol setelah melakukan kerjasama apik dengan Paulo Sitanggang. Gol itu menggandakan kedudukan Indonesia U-19 menjadi 2-0 dari Filipina U-19.
Kemenangan pun diraih skuat Garuda Jaya, sekaligus membuka peluang Timnas Indonesia U-19 lolos ke putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar pada 2014. Perjalanan panjang harus ditempuh oleh Yabes demi mewujudkan mimpi membela Timnas Indonesia. Dia lahir di Moro, Pulau
Alor, pada 6 Februari 1995. Ketika duduk di kelas 2 SD, ayahnya meninggal dunia. Praktis, Yabes kecil tinggal bersama seorang ibu dan adiknya.
Dia sempat tidak diperbolehkan bermain bola dikarenakan mengurus adiknya yang berjarak umur 4 tahun dengan dirinya. Sementara ibunya menghidupi keluarga dengan menjadi buruh tani.
"Ayah meninggal sewaktu saya kelas 2 SD. Saya sempat tidak boleh main bola, karena diminta ibu menjaga adik. Kami cuma dua bersaudara. Adik saya namanya Erit, dia kini duduk di kelas 2 SMP," tutur Yabes kepada Tribun di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (11/10).
Setelah memberi keyakinan kepada ibu, dia akhirnya diperbolehkan bermain bola. Yabes rela meninggalkan pelajaran di sekolah, demi belajar sepak bola.
Perjalanan jauh ditempuhnya untuk dapat mengolah si kulit bundar. Diperlukan waktu sekitar 2 jam dari tempat tinggalnya di Moro menuju ke ibukota Pulau Alor di Kalabahi.
Pulau Alor memang tidak seperti daerah lainnya di Indonesia. Penduduk di pulau seluas 2.119 km hidup dalam keterbatasan. Yabes bercerita, selama bermain bola di kampung halaman, dia tidak berlatih di tempat sepakbola yang mempunyai fasilitas memadai.
"Di sana tidak ada Sekolah Sepak Bola (SSB). Latihan di klub yang terletak di ibukota Pulau Alor. Peralatan di sana terbatas, beda sama tempat latihan di sini. Kalau mau latihan sepak bola agak susah, tempat tinggal saya jauh dari ibukota. Harus dua kali naik kendaraan umum. Diperlukan waktu selama 1 jam. Kadang kalau mau main bola, saya harus bolos sekolah," katanya.
Takdir Tuhan mempertemukan Yabes dengan pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri. Pelatih 50 tahun asal Sumatera Barat itu berkesempatan melakukan pencarian pemain di daerah Kupang, Nusa Tenggara Timur pada bulan Juni 2013.
Selama empat hari Indra Sjafri ditemani Rudi Eka Priambodo, salah satu anggota tim High Performance Unite (HPU) menggelar sesi coaching course dan seleksi pemain.
Yabes berkeinginan mengikuti seleksi itu. Namun, kejadian kecelakaan pesawat MA 60 hingga terbelah dua di Bandara El Tari Kupang, NTT pada 10 Juni 2013 lalu menunda keinginannya.
Ketika itu, pesawat dari daerah Pulau Alor dan daerah lainnya tidak diperkenankan mendarat di bandara. Alhasil, Yabes pun terancam tidak dapat mengikuti seleksi.

Namun, nasib berkata lain. Pelatih Indra Sjafri menunggu kedatangan pemuda asal Alor itu di Kupang. Yabes pun mengikuti seleksi. Secara keseluruhan selama menggelar seleksi di Kupang, NTT, Indra Sjafri mendapatkan 5 orang. 4 orang asal Pulau Alor dan 1 orang asal Kupang. Mereka pun berhak mengikuti seleksi lanjutan di Yogyakarta.
"Ketika itu saya sempat khawatir tidak dapat mengikuti seleksi, namun pelatih Indra Sjafri memberikan kebijakan kepada saya untuk dapat ikut seleksi. Dia tidak jadi pulang ke Jakarta, tiket penerbangannya dipindah ke hari lain. Kami kemudian mengikuti TC di Yogyakarta, dari kelima teman saya, hanya saya yang bertahan sampai saat ini," tuturnya.
Timnas Indonesia U-19 menjalani pemusatan latihan nasional di Yogyakarta pada 23 Juni 2013. Pesepakbola terbaik dari seluruh penjuru tanah air berlatih di bawah arahan Indra Sjafri. Pemusatan latihan dimaksudkan sebagai persiapan berlaga di Piala AFF U-19 dan babak kualifikasi Piala Asia U-19.
Yabes harus beradaptasi dengan lingkungan baru berbeda seperti di Pulau Alor. Untuk pertama kalinya dia pergi merantau ke luar kota. Tempaan hidup yang berat sejak lahir membuat dia mampu bertahan.
Melalui sepak bola dia ingin mengubah kehidupan keluarga. Di waktu senggang, dia menghubungi ibu dan adiknya untuk menanyakan kabar.
"Saya sering kangen sama rumah, kalau lagi kangen telepon orang tua. Uang saku timnas yang saya dapatkan, saya kirim ke orangtua. Uang itu untuk biaya sekolah adik dan saya yang masih duduk di kelas 3 SMA," ujarnya.
Pelatih Indra Sjafri tidak menyertakan Yabes mengikuti Piala AFF U-19 di Jawa Timur pada September 2013. Namun, itu tidak menjadi masalah baginya. Dia terus berlatih meningkatkan kemampuan permainan.
Akhirnya, kesempatan itu datang di babak kualifikasi Grup G Piala Asia. Yabes memang tidak bermain di pertandingan perdana melawan Laos, dia baru dimainkan saat Indonesia bertemu Filipina.
"Ini pertama kali pemain asal Pulau Alor bermain di timnas. Di pertandingan pertama, saya mencetak gol lagi. Ke depan saya berjanji untuk bermain lebih baik," ucapnya.
Yabes berharap, melalui keberadaan dia di Timnas Indonesia U-19, masyarakat tidak lagi memandang sebelah mata orang dari Pulau Alor.
Kemudian kepada pemerintah, dia meminta supaya memberikan perhatian lebih kepada pesepakbola di daerah yang mempunyai potensi wisata bahari. "Potensi sepakbola dapat dilihat di Pulau Alor, sayang tidak ada perhatian," tandasnya prihatin.

plus---plus-----plus
Melawan Korsel, Indra Syafri juga Perhartikan Aspek Spiritual Pemain Timnas

Quote:




semoga indonesia makin mantap dan kece aja emoticon-Kiss emoticon-I Love Indonesia (S)
Quote:
Diubah oleh arda17 12-10-2013 16:54
0
22.9K
99
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan