Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gabrielchanAvatar border
TS
gabrielchan
[ SEBUAH REFLEKSI ] Mari jangan ulangi lagi kesalahan yang sama pada anak-anak kita
ini bukan tulisan saya pribadi. saya hanyalah orang tua biasa yang peduli terhadap persoalan yg berhubungan dengan parenting.


PERNAHKAH ANDA "MENTOK" atau "GELAGAPAN" UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN ANAK KITA YANG BERTUBI TENTANG APA SAJA YANG IA LIHAT DI SEKELILINGNYA ?

Sering kali pertanyaan anak itu sederhana, Seperti Mengapa Kucing ada Kumisnya? Untuk apa Tuhan menciptakan Nyamuk, Semut atau Ular, Kalajengking, Lipan dsb ? Mengapa Anjing bunyinya Guk tapi kalo kucing Meong? Mengapa orang jarinya 5 tapi ayam cuma 4. Mengapa ada kucing yang berekor panjang dan ada yang berekor pendek. Mengapa semua kipas angin berputarnya ke kanan kok gak ke kiri ?

saya sering terperanjat, dengan pertanyaan sederhana yang tidak pernah terlintas dipikiran saya, saya juga terperanjat melihat kenyataan mengapa kita yang sudah sekolah puluhan tahun bahkan ada yang hingga S2 or S3 tapi masih "GELAGAPAN" menghadapi pertanyaan anak-anak yang sangat sederhana ini ?

Saya juga sering merenung, jadi sesungguhnya lebih pintar siapa ya di antara kita ?

anak2 yang belum sekolah dan masih sangat belia atau bahkan Balita ini bisa menanyakan hal-hal kritis yang selama ini tak pernah terpikirkan oleh saya.

Ah setelah saya membaca beberapa ajaran2 Socrates (sang Guru dan Bapaknya para Filusuf Yunani); ternyata ini semua bisa terjadi karena waktu sekolah dulu kita tidak di ajarkan untuk BERPIKIR dan BERTANYA.

Yang ada kita terus di tekan untuk MENJAWAB DAN MENJAWAB ribuan pertanyaan dalam TES atau UJIAN yang semuanya sudah ada jawabannya di buku dan TINGGAL DI HAPAL SAJA.

Siapa yang kuat menghapal dan "ingat" saat menjawab soal ujian maka dialah yang nilainya paling bagus dan jika dia bisa melakukannya di semua pelajaran maka dialah yang di anggap anak paling pintar dan juara. Jadi jika dulu sy sering dapat rangking sebenarnya sy bukanlah pintar kali ya.. tapi mungkin hanya kara kuat menghapal dan "TIDAK LUPA" saat menjawab soal2 ujian.

Jadi akhirnya OTAK KITA BUNTU apa bila di tanya hal-hal seputar kehidupan sehari-hari oleh anak kita; karena pertanyaan itu dulu gak pernah ada di buku atau di tes/ulangan atau UAN.

Sedihnya lagi pola pendidikan yang seperti dulu kita alami masih juga di alami oleh anak2 kita saat ini di sekolahnya.

Sementara Socrates yang telah berhasil melahirkan seorang Plato dan menelurkan seorang Aristoteles (Bapaknya Ilmu Pengetahuan).

Lebih banyak meminta muridnya untuk BERTANYA, DAN BERPIKIR MENEMUKAN JAWABANNYA SENDIRI MELALUI PROSES PENGAMATAN DAN UJI COBA SALAH BENAR, SALAH BENAR hingga menemukan rumus2 dan hukum2 alam semesta. Dan bukannya MENJAWAB SOAL DAN MENGHAPAL RUMUS2.

Sementara anak2 yang di kategorikan pintar dalam sistem pendidikan kita adalah anak2 yang hanya bisa MENGHAPAL RUMUS dan kemudian di lupakannya setelah ujian selesai.

Masih ingat saat kita belajar pelajaran KIMIA DASAR ??? KALKULUS DAN TRIGONOMETRI ??? di minta menghapal rumus hingga kepala kita senut2 dan panas ??

Ternyata itulah yang menjadi pokok permasalahan; mengapa kita tidak pernah memikirkan apa2 yang di pikirkan oleh Jenius Kecil anak-anak kita yang otaknya masih belum terformat oleh SISTEM PENDIDIKAN YANG ADA. Hingga pada akhirnya kita GELAGAPAN MENEMUKAN JAWABANNYA bagi anak kita.

Jadi mari kita berguru kembali pada anak kita.

Caranya bagaimana ?

Answering Question with Question atau Jawablah pertanyaan anak kita dengan pertanyaan.

Jika seorang anak bertanya tentang untuk apa Tuhan menciptakan Kecoa ? Jika kita tidak bisa menjawab maka katakanlah " Oh iya ya untuk apa ya kira2 ?" " Yuk nanti malem kita cari apa saja sih kelebihan dan kekurangn seekor kecoa di google ? Yuk kita temukan apa saja yang dilakukan kecoa bagi kehidupan ini hingga akhirnya kita tahu manfaatnya, mau ? "

Itulah yg sering kami lakukan pada anak2, untuk menghindari kita jadi MARAH pada anak dan berteriak; sudah diam "Nanya" terus; memang gak lihat bunda lagi sibuk !!! Sudah diam kamu cerwet sekali deh !!"

Karena tahukah anda; saat seorang anak bertanya "apapun"' sesungguhnya syaraf2 kecerdasannya sedang bertumbuh dan berkembang. Jadi jika kita memarahi anak yang bertanya sama dengan kita sedang MEMBONSAI syaraf2 kecerdasan anak kita yang sedang bertumbuh. Makin sering kita marahi maka semakin "tumpul" lah otaknya dan ujung2nya mereka lebih suka bengong dan takut sekali bertanya; bahkan bertanya lokasi alamat saat nyasar saja takut. Karena Trauma masa sekolah dulu.

Sudahlah ..., cukup syaraf2 kita saja yang dulu terbonsai oleh bentakan guru atau orang tua (mungkin) karena terlalu banyak bertanya, dan bertanya di luar pelajaran yang sedang di bahas.

Mari jangan ulangi lagi kesalahan yang sama pada anak-anak dan murid kita tercinta. Agar kita kelak bisa melahirkan para Jenius Dunia dan Bapaknya Ilmu Pengetahuan bisa lahir di Indonesia.

semoga bermanfaat.

Salam hangat,
ayah edy

ini sumbernya

lha terus ayah edy itu siapa?
nih..baca sampai puas

salam....
0
2K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan