lamundreAvatar border
TS
lamundre
Belajar Dari Sistem Distribusi Rejeki
Belajar Dari Sistem Distribusi Rejeki

Siapapun kita, apapun agama kita, pasti kita kebagian rejeki. Bahkan sebelum kita lahir, Alloh SWT sudah memberi jatah porsi rejeki kita masing-masing. Cuma memang kita tidak tahu persis berapa besar jatah rejeki kita. Barangkali inilah rahasianya, agar kita mau berusaha dan berikhtiar memanfaat semua potensi kita untuk menjemput rejeki kita.


Dari jatah rejeki yang kita punyai, ada rejeki yang pasti kita dapat tanpa adanya upaya khusus, misalnya rejeki umur, oksigen. Ada juga rejeki yang baru bisa didapat dengan sedikit upaya, misalnya rejeki sinar matahari, makanan, dan minuman. Ada juga rejeki yang kalau tidak diupayakan secara khusus, kecil kemungkinan kita bisa mendapatkannya, seperti rejeki harta benda dan kekayaan.

Agar kita bisa mendapatkan jatah rejeki kita seoptimal mungkin (khususnya rejeki berupa harta benda), mungkin perlu kita pelajari bagaimana sistem pendistribusian rejeki dari Alloh SWT hingga bisa sampai ke tangan kita. Karena kita tahu bahwa selama ini kita mendapatkan rejeki tidak mungkin langsung dari Alloh SWT, pasti lewat perantara.

Alloh SWT, Tuhan semesta alam, memiliki malaikat-malaikat yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi sendiri-sendiri. Masing-masing tidak pernah overlapping dan sangat patuh pada tugas yang telah diperintahkan. Untuk urusan pembagian rejeki kepada seluruh mahluk-Nya juga sudah ditunjuk malaikat pembagi rejeki.

Selanjutnya bagaimana caranya malaikat membagikan rejeki? Ternyata malaikat juga tidak serta merta menurunkan rejeki jatah kita langsung dihadapan kita. Malaikat tidak pernah membagikan uang, emas, dan barang berharga langsung ke tangan kita. Mungkin malaikat pembagi rejeki hanya mengatur keseimbangan hukum alam dalam sistem distribusi rejeki. Hukum alam distribusi rejeki inilah yang perlu kita pelajari.

Kita tahu bahwa selama kita hidup, kita mendapatkan rejeki berupa harta dari orang lain. Semasa kita kecil kita mendapat pasokan uang jajan dari orang tua kita. Setelah sekolah, kita mendapat uang sekolah dari orang tua dan mungkin dari bea siswa. Setelah bekerja kita mendapat jatah gaji dari majikan atau dari perusahaan. Kalau kita berdagang kita mendapatkan untung dari pembeli dan pelanggan.

Ternyata posisi kita dalam sistem distribusi rejekilah, yang akan menentukan jatah besar kecilnya rejeki harta kita. Sewaktu kecil, kita hanya berfungsi sebagai user / pengguna dari rejeki, makanya rejekinya ya cuma sebagian dari rejeki yang diperoleh orang tua. Orang tua bisa mendapat rejeki harta yang lebih besar karena memiliki tugas dan tanggung jawab membagikan rejekinya kepada anak-anaknya.

Demikian juga dalam dunia kerja, sebagai pegawai hanya bisa mendapat rejeki secara terbatas dalam bentuk gaji dari majikan / perusahaan, karena posisi pegawai adalah penerima rejeki, bukan pembagi rejeki (meskipun di rumah pegawai tadi harus membagikan rejekinya). Sedangkan majikan kita bisa mendapat rejeki yang lebih besar karena punya fungsi sebagai perantara atau distributor rejeki orang lain.

Dalam berdagangpun, secara umum berlaku hal yang sama. Kalau posisi kita hanya sebagai penerima untung dan tidak membagikan keuntungan usaha kepada pihak lain / pedagang lain, kemungkinan besar harta yang bisa kita peroleh masih terbatas, contohnya pedagang eceran dan pengasong. Berbeda dengan usaha yang bersedia membagikan sebagian labanya kepada pihak lain, maka mungkin ia akan mendapat rejeki yang lebih besar lagi. Contohnya pengusaha grosir dan produsen.

Selanjutnya, dalam agama kita diperintahkan untuk shodaqoh dan zakat, karena di dalam rejeki yang kita peroleh ada hak orang lain, haknya fakir miskin. Berarti memang kita sebenarnya sudah dilatih oleh Alloh SWT untuk menjadi distributor rejeki. Subhanalloh betapa sempurnanya Hukum Alam!

Jadi, pilihan ada ditangan kita, kita mau sebagai user, sebagai distributor kecil, atau siap menjadi distributor besar dari perputaran roda rejeki, semua ada di tangan kita. Dari sekarang, mari kita evaluasi posisi kita ada dimana, dan sudah siapkah kita ikut berpartisipasi dalam sistem distribusi rejeki?

Kalau kita paham betul sistem dan hukum alam ini, seharusnya dalam diri kita tidak ada istilahnya pelit, kikir, bakhil, dan takut rugi.

ada yang mau menambahkan?

gak nolak emoticon-Blue Guy Cendol (L)


6 HAL PENTING UNTUK MENJADI DISTRIBUTOR
Diubah oleh lamundre 26-09-2013 10:11
0
1.1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan