- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Ksatria Perang yang Menjadi Legenda......
TS
undead011.army
10 Ksatria Perang yang Menjadi Legenda......
Welkom Again Gan/Sist
ane minta dukungannya gan:
10 Ksatria Perang yang Menjadi Legenda
Berikut adalah kesatria perang yang menjadi legenda karena kegagahan dan perannya di medan laga, sebagaian dari mereka juga menjabat sebagai panglima perang, simak kelanjutannya ..
1.Muhammad SAW
Spoiler for 1.Nabi Agung kita Muhammad SAW:
Muhammad SAW sebagai ahli strategi dan pemimpin tanpa cacat!Setelah perang Badar, satu strategi Rasulullah saw yang sangat urgen adalah menempatkan para inteligennya di Mekah untuk memberikan informasi-informasi yang terkait tentang pasukan Quraisy.
nabi juga membentuk Majelis Permusyawaratan Militer! Nah lho! Ane nggak komentar, Keren banget pokoknya! Muhammad SAW selalu maju di garis depan, memperkuat semangat para pejuang. Lain halnya seperti pemimpin perang yang selalu di belakang. Hampir semua peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah sebagian besar adalah dalam bentuk penyerangan, kecuali perang Khandaq, karena kaidah dalam peperangan menyatakan bahwa strategi penyerangan lebih mempunyai potensi besar untuk memenangkan pertarungan.
Rasulullah saw juga membentuk satuan pasukan khusus untuk melakukan ekspedisi militer. untuk pemetaan medan, penguasaan lapangan, pengintaian, dan berbagai aktivitas inteligen militer lainnya.
Beliau selalu melakukan inspeksi pasukannya.
(idola ane gan sejak masih kecil )
2. Alexandre The Great
Spoiler for 2. Alexandre The Great:
[img] http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:A...6BX6TeUmoFUmoQ[/img]Tak pelak lagi bahwa peringkat pertama sudah pasti menjadi milik Alexander yang Agung (Alexandre The Great).Ia adalah seorang penakluk asal Makedonia. Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militerpaling jenius sepanjang zaman. Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk-penakluk seperti Hannibal, Pompey dan Caesar dari Romawi, dan Napoleon. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia.
3. Sun tzu
Spoiler for 3. Sun tzu:
Ia adalah salah satu jenderal tertangguh dan tercerdas milik kerajaan wu. ia adalah jenderal yang pandai menerjemahkan siasat perang. Ialah penulis buku The Art of war, yang merupakan buku panduan perang dan strategi penyergapan yang sekarang dipelajari di seluruh Dunia.
4. Julius Cesar
Spoiler for 4. Julius Cesar:
dialah jenderal terbesar kekaisaran Romawi.Ia menjadi kaisar romawi di tahun 59 SM.ia adalah jenderal perang cerdas dan berbahaya. Di masa pemerintahanya, ia telah meluaslan pengaruh kekaisaran Romawi ke hampir seluruh Eropa, sebagian Afrika, dan sebagian asia barat. ia juga dikenal sebagai salah satu pemimpin paling diktator di Dunia
5. Leonidas I
Spoiler for 5. Leonidas I:
adalah raja Sparta ke-17 dari dinasti Agiad, salah seorang anak dari Raja Anaxandridas II dari sparta, yang dipercayai sebagai keturunan dari Heracles karena kekuatan dan keberaniannya.Namanya menjadi terkenal akibat perannya di pertempuran Thermopylae.
6. Hannibal barca
Spoiler for 6. Hannibal barca:
Dia adalah salah satu pemimpin Kartago yang paling terkenal. Pencapaiannya yang paling besar adalah ketika meletusnya Perang Punic, ketika dia membawa pasukan yang mengandung gajah perang dari Iberia melewati Pyrenees dan Alps sampai bagian utara Itali. Selama invasinya di Italia, dia mengalahkan Ksatria Romawi di beberapa pertempuran, termasuk yang di Trebia, Trasimene dan Cannae.
7. Miyamoto Musashi
Spoiler for 7. Miyamoto Musashi:
Musahi Miyamoto adalah seorang ahli pedang dan samurai terbaik dalam sejarah jepang.selama Hidupnya, ia telah melakukan duel samurai dengan 60 pendekar pedang dan sama sekali tak terkalahkan.
8. Saladin
Spoiler for 8. Saladin:
Saladin adalah salah satu Ksatria tertangguh di dalam perang salib ketiga. Dia sangat dihormati sebagai Ksatria yang sangat tangguh dari Timur tengah. Dialah yang mampu menaklukan kota Yerussalem di perang salib yang ketiga.
9. Richard I (The Lion Heart)
Spoiler for 9. Richard I (The Lion Heart):
Richard I adalah raja Inggris periode 1189 sampai 1199. ia dijuluki Richard the lionhearth karna keberanianya di medan perang.Ia adalah salah satu tokoh penting dalam perang salib. Kehebatanya dibuktikan dengan kemampunya untuk menguasai Siprus dan merebutnya dari tangan Turki.
10. Liutenant Audie Murphy
Spoiler for 10. Liutenant Audie Murphy:
ia adalah seorang Ksatria amerika serikat di perang dunia kedua. ia adalah salah satu Ksatria unggulan. tak heran jika ia banyak diterjunkan ke misi yang berbahaya amerika serikat selama perang dunia ke 2.atas kegemilanganya, ia dianugerahi berbagai medali kehormatan seperti Distinguished Service Cross, Silver Bintang dua, Legion of Merit, dua Bintang Perunggu, dan tiga Purple Hearts; serta Legiun Kehormatan Perancis dan dua Croix de Guerre.
Quote:
Commentnya ane tunggu
yang sudah iso jangan lupa
yang sudah iso jangan lupa
Spoiler for BY:
Spoiler for U:
UNDEAD011 family
(pict nya nyusul)
TAMBAHAN dari Kaskuser
Spoiler for buka:
Quote:
Quote:
Original Posted By asboh0007►tetep keren Genghis Khan gan coba search tuh infonya
Spoiler for kisah panjang:
Siapa yang tak kenal sosok sehebat Genghis Khan? Seorang kaisar yang mampu mempersatukan seluruh bangsa Mongolia dan memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, meliputi hampir separuh daratan bumi dari Asia hingga Eropa Timur. Tapi, tahukah Anda bahwa salah satu rahasia kehebatan seorang Genghis Khan ini adalah kemampuannya dalam mengelola emosinya.
Kejadian dalam kisah berikut ini konon menjadi "alat pengasah" kemampuan Genghis Khan yang satu itu. Inilah kisahnya:
Suatu hari Genghis Khan pergi berburu di hutan. Banyak sahabatnya yang menemaninya. Mereka menaiki kuda masing-masing, sembari membawa serta busur dan anak panah mereka. Mereka berharap bisa bersenang-senang dalam perburuan kali ini. Di salah satu pergelangan tangan sang kaisar, bertengger burung elang kesayangannya.
Pada masa itu, burung elang memang dilatih untuk berburu. Atas perintah sang pemilik, burung elang itu akan melayang terbang, dan mencari mangsa. Ketika berhasil melihat seekor rusa atau kelinci, burung elang itu akan terbang menukik ke bawah dengan gerakan cepat seperti layaknya anak panah.
Sepanjang hari Genghis Khan dan teman-teman berburunya menyusuri hutan. Namun, mereka belum juga bisa bersenang-senang seperti yang diharapkan. Menjelang gelap, mereka pun mulai bersiap-siap pulang. Genghis sudah sering melewati hutan itu, sehingga ia sangat mengenali seluk-beluk jalur di dalam hutan. Karena itulah ketika sisa rombongan lainnya mengambil jalur yang lebih pendek, Genghis Khan memilih jalur yang lebih panjang dengan memutar melewati sebuah lembah di antara dua gunung. Cuaca hari itu lembap, sehingga membuat tenggorokan sang kaisar terasa kering. Burung kesayangannya pun terbang meninggalkan sang masternya.
Sementara itu, Genghis Khan menggerakkan kudanya perlahan. Dia merasa pernah melihat sebuah mata air yang jernih di dekat jalur yang sedang dilaluinya ini. Andaikan dia bisa menemukannya sekarang! Tapi sayangnya, musim panas yang sangat terik kali ini telah mengeringkan semua ceruk gunung. Betapa gembiranya sang kaisar begitu melihat ada sedikit air yang mengalir dari celah-celah bebatuan. Ia tahu ada sebuah mata air di sebelah sana. Di musim semi, aliran air yang deras selalu mengucur di sini; tapi sekarang alirannya sangat kecil.
Sang kaisar melompat turun dari kuda. Ia mengeluarkan piala perak berukuran kecil dari tas berburunya. Dipegangnya erat-erat piala itu karena aliran air yang begitu pelan. Dengan begitu, dibutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi piala itu. Setelah piala itu nyaris penuh, ia langsung meminumnya. Saat piala itu menyentuh bibirnya, tiba-tiba terdengar suara desing di udara. Piala itu terjatuh dari tangan sang kaisar. Seluruh airnya tumpah di tanah. Sang kaisar menengadah, ingin tahu siapa yang melakukan hal itu. Ternyata, itu ulah binatang kesayangannya.
Elang itu terbang memutar beberapa kali, lalu hinggap di antara bebatuan di dekat mata air. Sang kaisar mengambil piala itu, dan sekali lagi memeganginya untuk menampung aliran air yang mengalir pelan. Kali ini, ia tak butuh waktu lama untuk memenuhi pialanya. Ketika sudah penuh, ia mendekatkan piala itu ke mulutnya. Si Elang kembali terbang menukik dan menjatuhkan piala itu dari tangan sang kaisar.
Kali ini, marahlah sang kaisar. Dicobanya sekali untuk mengisi piala itu. Dan untuk ketiga kalinya, si Elang mencegahnya untuk meminum air di piala itu. Kemarahan sang kaisar sudah terasa di ubun-ubun. "Beraninya kau berbuat itu!" teriaknya. "Kalau saja kau ada di tanganku, akan aku remas lehermu itu!" Lalu, sang kaisar kembali mengisi pialanya. Tapi kali ini sebelum meminumnya, sang kaisar sudah menarik pedangnya. "Nah, Tuan Elang," kata sang kaisar, "ini yang terakhir kali."
Belum juga ia menyelesaikan kalimatnya, si Elang sudah menukik turun dan menjatuhkan piala dari tangan sang kaisar. Tapi kali ini sang kaisar melihat gerakannya. Dengan ayunan pedang yang cepat, sang kaisar menghunus pedangnya begitu si elang terbang melewatinya. Si Elang yang malang itu terjatuh dengan luka yang parah. Ia terlihat menderita di sisi kaki sang master. "Itulah hukumanmu," ucap Genghis Khan.
Namun ketika sedang mencari pialanya, sang kaisar melihat pialanya terjatuh di antara dua batu, yang sulit untuk diraihnya. "Aku akan minum dari mata air itu," katanya pada diri sendiri. Ia pun mulai mendaki tepian yang curam menuju mata air itu. Ternyata hal itu tidak mudah dilakukan. Semakin tinggi ia mendaki, semakin ia merasa haus. Tapi akhirnya ia bisa tiba di tujuan. Di sana memang ada sekolam penuh air. Tapi, apa gerangan yang terbaring di dalam kolam, dan memenuhi kolam itu? Ternyata itu adalah bangkai ular berukuran raksasa, jenis ular yang sangat berbisa. Seketika, sang kaisar berdiri terpaku. Ia lupa akan dahaganya. Yang dipikirkannya hanya burung malang yang terbaring di tanah tadi.
"Si Elang telah menyelamatkan nyawaku!" serunya. "Dan, bagaimana aku membalas budinya? Dia sahabat karibku, dan aku malah membunuhnya." Sang kaisar merangkak menuruni tepian mata air. Dengan perlahan, diambilnya si Elang itu dan dimasukkannya ke dalam tas berburunya. Lalu, ia menaiki kudanya dan berkuda dengan cepat menuju rumah.
Sang kaisar berkata pada dirinya sendiri, "Hari ini aku sudah mendapat pelajaran menyedihkan tapi sangat berharga. Ternyata, memang tindakan yang diambil saat dalam keadaan marah itu berakibat fatal."
Kejadian dalam kisah berikut ini konon menjadi "alat pengasah" kemampuan Genghis Khan yang satu itu. Inilah kisahnya:
Suatu hari Genghis Khan pergi berburu di hutan. Banyak sahabatnya yang menemaninya. Mereka menaiki kuda masing-masing, sembari membawa serta busur dan anak panah mereka. Mereka berharap bisa bersenang-senang dalam perburuan kali ini. Di salah satu pergelangan tangan sang kaisar, bertengger burung elang kesayangannya.
Pada masa itu, burung elang memang dilatih untuk berburu. Atas perintah sang pemilik, burung elang itu akan melayang terbang, dan mencari mangsa. Ketika berhasil melihat seekor rusa atau kelinci, burung elang itu akan terbang menukik ke bawah dengan gerakan cepat seperti layaknya anak panah.
Sepanjang hari Genghis Khan dan teman-teman berburunya menyusuri hutan. Namun, mereka belum juga bisa bersenang-senang seperti yang diharapkan. Menjelang gelap, mereka pun mulai bersiap-siap pulang. Genghis sudah sering melewati hutan itu, sehingga ia sangat mengenali seluk-beluk jalur di dalam hutan. Karena itulah ketika sisa rombongan lainnya mengambil jalur yang lebih pendek, Genghis Khan memilih jalur yang lebih panjang dengan memutar melewati sebuah lembah di antara dua gunung. Cuaca hari itu lembap, sehingga membuat tenggorokan sang kaisar terasa kering. Burung kesayangannya pun terbang meninggalkan sang masternya.
Sementara itu, Genghis Khan menggerakkan kudanya perlahan. Dia merasa pernah melihat sebuah mata air yang jernih di dekat jalur yang sedang dilaluinya ini. Andaikan dia bisa menemukannya sekarang! Tapi sayangnya, musim panas yang sangat terik kali ini telah mengeringkan semua ceruk gunung. Betapa gembiranya sang kaisar begitu melihat ada sedikit air yang mengalir dari celah-celah bebatuan. Ia tahu ada sebuah mata air di sebelah sana. Di musim semi, aliran air yang deras selalu mengucur di sini; tapi sekarang alirannya sangat kecil.
Sang kaisar melompat turun dari kuda. Ia mengeluarkan piala perak berukuran kecil dari tas berburunya. Dipegangnya erat-erat piala itu karena aliran air yang begitu pelan. Dengan begitu, dibutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi piala itu. Setelah piala itu nyaris penuh, ia langsung meminumnya. Saat piala itu menyentuh bibirnya, tiba-tiba terdengar suara desing di udara. Piala itu terjatuh dari tangan sang kaisar. Seluruh airnya tumpah di tanah. Sang kaisar menengadah, ingin tahu siapa yang melakukan hal itu. Ternyata, itu ulah binatang kesayangannya.
Elang itu terbang memutar beberapa kali, lalu hinggap di antara bebatuan di dekat mata air. Sang kaisar mengambil piala itu, dan sekali lagi memeganginya untuk menampung aliran air yang mengalir pelan. Kali ini, ia tak butuh waktu lama untuk memenuhi pialanya. Ketika sudah penuh, ia mendekatkan piala itu ke mulutnya. Si Elang kembali terbang menukik dan menjatuhkan piala itu dari tangan sang kaisar.
Kali ini, marahlah sang kaisar. Dicobanya sekali untuk mengisi piala itu. Dan untuk ketiga kalinya, si Elang mencegahnya untuk meminum air di piala itu. Kemarahan sang kaisar sudah terasa di ubun-ubun. "Beraninya kau berbuat itu!" teriaknya. "Kalau saja kau ada di tanganku, akan aku remas lehermu itu!" Lalu, sang kaisar kembali mengisi pialanya. Tapi kali ini sebelum meminumnya, sang kaisar sudah menarik pedangnya. "Nah, Tuan Elang," kata sang kaisar, "ini yang terakhir kali."
Belum juga ia menyelesaikan kalimatnya, si Elang sudah menukik turun dan menjatuhkan piala dari tangan sang kaisar. Tapi kali ini sang kaisar melihat gerakannya. Dengan ayunan pedang yang cepat, sang kaisar menghunus pedangnya begitu si elang terbang melewatinya. Si Elang yang malang itu terjatuh dengan luka yang parah. Ia terlihat menderita di sisi kaki sang master. "Itulah hukumanmu," ucap Genghis Khan.
Namun ketika sedang mencari pialanya, sang kaisar melihat pialanya terjatuh di antara dua batu, yang sulit untuk diraihnya. "Aku akan minum dari mata air itu," katanya pada diri sendiri. Ia pun mulai mendaki tepian yang curam menuju mata air itu. Ternyata hal itu tidak mudah dilakukan. Semakin tinggi ia mendaki, semakin ia merasa haus. Tapi akhirnya ia bisa tiba di tujuan. Di sana memang ada sekolam penuh air. Tapi, apa gerangan yang terbaring di dalam kolam, dan memenuhi kolam itu? Ternyata itu adalah bangkai ular berukuran raksasa, jenis ular yang sangat berbisa. Seketika, sang kaisar berdiri terpaku. Ia lupa akan dahaganya. Yang dipikirkannya hanya burung malang yang terbaring di tanah tadi.
"Si Elang telah menyelamatkan nyawaku!" serunya. "Dan, bagaimana aku membalas budinya? Dia sahabat karibku, dan aku malah membunuhnya." Sang kaisar merangkak menuruni tepian mata air. Dengan perlahan, diambilnya si Elang itu dan dimasukkannya ke dalam tas berburunya. Lalu, ia menaiki kudanya dan berkuda dengan cepat menuju rumah.
Sang kaisar berkata pada dirinya sendiri, "Hari ini aku sudah mendapat pelajaran menyedihkan tapi sangat berharga. Ternyata, memang tindakan yang diambil saat dalam keadaan marah itu berakibat fatal."
Quote:
MUHAMMAD FATIH
Diubah oleh undead011.army 30-09-2013 15:18
nona212 memberi reputasi
1
6.9K
Kutip
52
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan