Perkataan era tahun 60an seorang aktivis yang benci dengan kemunafikan dan terkenal dengan sikap idealisme, dan mengkritis melawan kemunafikan, kritis melawan ketidak adilan. Soe Hok Gie seorang mahasiswa jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia, salah satu seorang yang menginspirasikan saya sendiri.
Sama halnya seperti Gie, ane setuju dengan perkataan Dia, saya menulis seperti ini karna ane merasakan terdapat kejanggalan di lingkungan sekolah ane gan. Betapa muaknya ane dengan guru-guru yang munafik, guru-guru yang seperti dewa dan merasa paling benar dan murid dianggap seperti kerbau yang selalu di suruh.
Mengapa di era post feodalisme ini masih ada, guru yang membabi buta yang mengomel di depan kelas sambil marah-marah tak jelas karna kesalah murid yang sebatas kesalahan kecil (bukankah guru mencontohkan dengan membangun karakter yang baik? Dan apakah murid boleh menegur guru yang membuat salah?), Ane ambil contoh kecil aja, ane datang kesekolah dengan niat dan ane terlambat hanya beberapa menit aja dan ane tak di perbolehkan masuk gerbang, it’s oke ane terima karna ini kesalah ane dan ane melihat guru turun dari kendaraan dan dia pun terlambat dan seenaknya sekali dia masuk gerbang, seperti tak mempunyai salah!.
Ketika murid mempunyai salah kepada gurunya, dan murid ingin menjelaskan yang sebenarnya, murid seperti di pandang sebelah mata oleh gurunya seperti tidak mau mengalah guru itu dan merasa paling benar dalam kehidupannya (mungkin guru itu menjaga image), dan berujung dengan kerusakan nilai murid itu, dan murid harus seperti apa? Apakah murid selalu salah? Dan apakah guru harus selalu merasa benar?
(Apakah ini yang dinamakan dengan kehidupan negara demokrasi?)
Indonesia saat ini sudah bisa dibilang negara demokrasi, makna demokrasi secara holistik adalah ketika setiap individu memiliki hak untuk bersuara. Dalam arti lain sudah saat guru mendidik dengan menanamkan arti demokrasi di lingkungan kelas.
Dan ane tegasin tidak semua guru seperti ini dan tidak ada lagi murid seperti ‘kerbau’, karna sudah tertuang dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 8 berbunyi “Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan”.
Ane menulis ini supaya guru di tanah air ini sadar bahwa guru bukanlah dewa dan selalu benar dan murid bukanlah kerbau. Dan yang seharusnya adalah “Guru adalah sahabat bagi mereka, para murid”.
Spoiler for Berkenan:
maunya
kgak mau sekalian di
Diubah oleh satrionew 22-09-2013 14:03
0
5.5K
Kutip
81
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru