- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
[Catper] Merapi dari Tanah Minang
TS
omat.web.id
[Catper] Merapi dari Tanah Minang
Subjek : Gunung Marapi
Letak : Sumatra Barat
Ketinggian : 2891 Mdpl
Kabut dan Kotobaru
Rasa ragu memeluk dengan cepat ketika butir – butir debu vulkanik sang Marapi berjatuhan menembus pekat putih sang kabut dan menerpa wajah saya. Bahkan terlihat jelas ketika menempel di atap hotel eksklusif (baca : tenda ) saya membuat seperti kulit anjing dalmation namun dengan corak berbeda, hitam jingga.
Semakin ragu ketika puncak Marapi tertutup kabut tebal dengan deru angin yang bergumuruh ,namun pada akhirnya saya bersama Arka serta 3 (tiga) sahabat baru berhasil menggapai puncak Merpati gunung Marapi.
Dimalam sebelumnya, Masjid kotobaru dengan kubah khasnya yang berwarna merah jadi meeting point team sekaligus tempat saya menghabiskan malam pertama di tanah minang. Hanya hujan deras sepanjang malam seirama layaknya lagu rock metalica jadi penghantar saya berlabuh di pulau mimpi.
Sang raja siang tak kuasa menembus pekatnya kabut yang menutupi keindahan Marapi pagi itu, namun Gunung Singgalang memberi pemandangan sendiri.
Menuju basecamp marapi yang di tandai dengan sebuah tiang pemancar kami menggunakan ojek.
Ada yang special di perjalan awal ini, tak di sangka bertemu kawan sekolah yang ternyata akan menikah dengan gadis minang, dan dia yang sekaligus menawarkan tumpangan ke basecamp pendakian.
Mendaki dan Hutan
Langkah pasti yang santai kami mulai pendakian, melintas di track awal sekitar ladang penduduk, kami perlahan memasuki pintu rimba. Menjelang pintu rimba, sambutan menarik dari sang angkrobat ulung, kera berbulu merah keemasan meloncat dari dahan – dahan pohon di sekitar jalur.
Hutan pinus dengan jalur datar jadi santapan awal pendakian. Melintas jembatan bambu, dan bertemu dengan shelter pesangrahan jalur. Pelan namun pasti jalur semakin menanjak , beberapa shelter – shelter kecil ditemui setelah shelter pesanggrahan.
Setelah shelter camp area, jalur semakin menajak tajam dan minim bonus. Cacing pendemo semakin lantang berteriak di dalam perut meminta segera untuk diisi makan siang, bergegaslah kami membuka bekal nasi yang dibeli di pasar tadi.
Perjalanan kembali dilanjutkan masih meniti punggungan marapi, terlihat jelas disepanjang jalur kiri dan kanan terdapat perbedaan kontur yang signifikan. Sesekali tanjangkan asoy dan aduhai kembali jadi suguhan kaki kami yang mulai lelah menopang berat tubuh pemiliknya.
Sebuah shelter yang cukup luas yang bisa menampung 3 – 4 Tenda menyambut kami,tepat beberapa meter jalur pendakian dengan sebuah lorong alam yang tertutup semak – semak. Melipir ke kanan dari lorong tersebut sampai lah di shelter pintu angin dengan sumber air bersihnya.
Camp dan Summit
Tempat camp kami dinamakan cadas, yang berjarak 15 menit dari pintu angin. Dari sini saat cerah Singgalang dengan anggunnya menampakan lereng – lerengnya dan Marapi, … ahh nikmati saja.
Marapi tetap berkabut , dan masih diantara keraguan saya memutuskan untuk mengikuti Arka beranjak menggapai puncak Merpati. Setengah jam di jalur berbatu dan berpasir kami sampai di Tugu Abel , sebuah tugu memoriam seorang pendaki.
Sepanjang mata memandang hanya putih, impian melihat hamparan pasir marapi akhirnya tertunda lagi. Setelah team cukup yakin ingatan jalur menuju puncak,akhirnya diputuskan menuju puncak, dan GPS on the record now.
Samar – samar hamparan luas pasir marapi terlihat didepan, berjalan sedikit ke kanan tibalah kami jalur menuju puncak. Beberapa rombongan ternyata sudah berada di depan kami, 3 orang pendaki luar dengan seorang guide tiba di puncak dan mereka menunggu cuaca membaik.
Walau tidak mendapat pemandangan sempurna, namun puncak Marapi memberikan pendakian yang berarti. Setelah mengabadikan moment kami beranjak turun. Mengalami diorentasi di hamparan pasir marapi karna semakin tercium pekat bau belerang segera saya mengambil GPS untuk menuntun kembali ke jalur.
Sampai di camp segera saya packing dan sedikit sarapan. Kami pun segera beranjak turun.Meninggalkan Marapi dan Kota Padang saat itu masih dengan rasa penasaran untuk suatu saat kembali lagi.
Salam
Intinery Singkat
Jalur
Mata air
Source : http://omat.web.id/merapi-dari-tanah-minang/#more
Letak : Sumatra Barat
Ketinggian : 2891 Mdpl
Kabut dan Kotobaru
Quote:
Rasa ragu memeluk dengan cepat ketika butir – butir debu vulkanik sang Marapi berjatuhan menembus pekat putih sang kabut dan menerpa wajah saya. Bahkan terlihat jelas ketika menempel di atap hotel eksklusif (baca : tenda ) saya membuat seperti kulit anjing dalmation namun dengan corak berbeda, hitam jingga.
Semakin ragu ketika puncak Marapi tertutup kabut tebal dengan deru angin yang bergumuruh ,namun pada akhirnya saya bersama Arka serta 3 (tiga) sahabat baru berhasil menggapai puncak Merpati gunung Marapi.
Quote:
Dimalam sebelumnya, Masjid kotobaru dengan kubah khasnya yang berwarna merah jadi meeting point team sekaligus tempat saya menghabiskan malam pertama di tanah minang. Hanya hujan deras sepanjang malam seirama layaknya lagu rock metalica jadi penghantar saya berlabuh di pulau mimpi.
Sang raja siang tak kuasa menembus pekatnya kabut yang menutupi keindahan Marapi pagi itu, namun Gunung Singgalang memberi pemandangan sendiri.
Menuju basecamp marapi yang di tandai dengan sebuah tiang pemancar kami menggunakan ojek.
Ada yang special di perjalan awal ini, tak di sangka bertemu kawan sekolah yang ternyata akan menikah dengan gadis minang, dan dia yang sekaligus menawarkan tumpangan ke basecamp pendakian.
Mendaki dan Hutan
Quote:
Langkah pasti yang santai kami mulai pendakian, melintas di track awal sekitar ladang penduduk, kami perlahan memasuki pintu rimba. Menjelang pintu rimba, sambutan menarik dari sang angkrobat ulung, kera berbulu merah keemasan meloncat dari dahan – dahan pohon di sekitar jalur.
Hutan pinus dengan jalur datar jadi santapan awal pendakian. Melintas jembatan bambu, dan bertemu dengan shelter pesangrahan jalur. Pelan namun pasti jalur semakin menanjak , beberapa shelter – shelter kecil ditemui setelah shelter pesanggrahan.
Setelah shelter camp area, jalur semakin menajak tajam dan minim bonus. Cacing pendemo semakin lantang berteriak di dalam perut meminta segera untuk diisi makan siang, bergegaslah kami membuka bekal nasi yang dibeli di pasar tadi.
Perjalanan kembali dilanjutkan masih meniti punggungan marapi, terlihat jelas disepanjang jalur kiri dan kanan terdapat perbedaan kontur yang signifikan. Sesekali tanjangkan asoy dan aduhai kembali jadi suguhan kaki kami yang mulai lelah menopang berat tubuh pemiliknya.
Sebuah shelter yang cukup luas yang bisa menampung 3 – 4 Tenda menyambut kami,tepat beberapa meter jalur pendakian dengan sebuah lorong alam yang tertutup semak – semak. Melipir ke kanan dari lorong tersebut sampai lah di shelter pintu angin dengan sumber air bersihnya.
Camp dan Summit
Quote:
Tempat camp kami dinamakan cadas, yang berjarak 15 menit dari pintu angin. Dari sini saat cerah Singgalang dengan anggunnya menampakan lereng – lerengnya dan Marapi, … ahh nikmati saja.
Spoiler for camp:
Marapi tetap berkabut , dan masih diantara keraguan saya memutuskan untuk mengikuti Arka beranjak menggapai puncak Merpati. Setengah jam di jalur berbatu dan berpasir kami sampai di Tugu Abel , sebuah tugu memoriam seorang pendaki.
Sepanjang mata memandang hanya putih, impian melihat hamparan pasir marapi akhirnya tertunda lagi. Setelah team cukup yakin ingatan jalur menuju puncak,akhirnya diputuskan menuju puncak, dan GPS on the record now.
Samar – samar hamparan luas pasir marapi terlihat didepan, berjalan sedikit ke kanan tibalah kami jalur menuju puncak. Beberapa rombongan ternyata sudah berada di depan kami, 3 orang pendaki luar dengan seorang guide tiba di puncak dan mereka menunggu cuaca membaik.
Walau tidak mendapat pemandangan sempurna, namun puncak Marapi memberikan pendakian yang berarti. Setelah mengabadikan moment kami beranjak turun. Mengalami diorentasi di hamparan pasir marapi karna semakin tercium pekat bau belerang segera saya mengambil GPS untuk menuntun kembali ke jalur.
Sampai di camp segera saya packing dan sedikit sarapan. Kami pun segera beranjak turun.Meninggalkan Marapi dan Kota Padang saat itu masih dengan rasa penasaran untuk suatu saat kembali lagi.
Salam
Spoiler for Catatan kecil :
Intinery Singkat
- Bandara Padang – P. Pariaman – P.Panjang - Kotobaru (Travel : 30 – 50 Rb)
- Pasar Kotobaru – Basecamp (Ojek: 7 rb)
- Perijinan Basecamp 5rb
Jalur
- Basecamp – Pesanggerahan -> 30 Menit
- Pesanggerahan – Pintu Angin (Ada beberapa shelter yang dilalui)-> 2 – 3 Jam
- Pintu Angin – Cadas -> 15 Menit
- Cadas – Tugu Abel - > 15 Menit
- Tugu Abel – Puncak Marapi -> 15 Menit
Mata air
- Jembatan Bambu (Sebelum pesanggrahan)
- Mata Angin
Spoiler for Album :
Spoiler for 1:
Spoiler for 2:
Spoiler for 2.1:
Spoiler for 2.2:
Spoiler for 3:
Spoiler for 4:
Spoiler for 5:
Source : http://omat.web.id/merapi-dari-tanah-minang/#more
0
2.9K
Kutip
13
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan