julianiraniAvatar border
TS
julianirani
[PIC] Wah Gawat! Sungai & Waduk Indonesia di Intervensi oleh ikan PIRANHA & ALIGATOR
Ikan Aligator Berkembang di Waduk Jatiluhur
Selasa, 10 September 2013 | 12:29 WIB




Ikan aligator (Atractosteus spatula)


JAKARTA, KOMPAS.com — Ikan spesies invasif karnivora asal Amerika dan Meksiko, yaitu ikan aligator, dan ikan piranha yang berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan, sudah terlepas di Waduk Jatiluhur dan Cirata. Pemerintah didesak bertindak cepat untuk memastikan pengidentifikasian dan mengambil langkah penanganan eradikasi secara total.

Informasi keberadaan aligator dan piranha itu didasarkan dokumen Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kawasan perairan Waduk Jatiluhur telah terintroduksi ikan aligator kecil (Lepisosteus oculatus) dan ikan aligator besar (Atractosteus spatula) serta beberapa spesies invasif yang relatif tak membahayakan manusia, seperti ikan marinier (Parachromis maraguense), golsom (Amphilophus alfari), red devil (Amphilophus citrinellus), dan petek (Parambassis sp). Sementara ikan piranha (Serrasalmus serrulatus) dilaporkan telah terintroduksi di Waduk Cirata.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kelautan dan Perikanan Ahmad Poernomo, akhir pekan lalu, membenarkan terjadi introduksi ikan aligator secara tak sengaja. "Ada usaha keramba jaring apung di Jatiluhur yang ternyata memelihara ikan aligator," katanya. Umumnya, izin keramba diberikan bagi pembudidayaan spesies ikan untuk tujuan konsumtif, seperti mujair, nila, dan mas.

Seperti namanya, bagian kepala ikan aligator seperti kepala buaya. Ikan yang bisa mencapai panjang 3 meter atau lebih itu bersifat karnivora, memakan ikan lain. Populasi ikan-ikan tersebut di perairan dikhawatirkan mengurangi populasi ikan-ikan konsumsi bernilai ekonomi yang selama ini menghidupi masyarakat. Ahmad Poernomo menyebutkan, sejauh ini, ikan aligator yang terlepas dilaporkan sebanyak enam ekor. "Kami sudah meminta agar ikan aligator lain diangkat dari karamba, dipindahkan. Informasi yang saya terima ada 17 ikan yang dipindahkan," katanya.

Namun, ia belum menerima laporan jumlah ikan aligator terlepas yang tertangkap. Yang jelas, seperti diberitakan di Kompas.com, Desember 2012, satu spesimen ikan aligator didapat Dinas Peternakan Purwakarta dari tangkapan warga.

Ikan piranha


ikan Piranha

Terkait ikan piranha, Ahmad menyatakan sudah menerima laporan itu. Namun, kebenaran identifikasi dari laporan tersebut masih disangsikan. Laporan diterima dari kelompok masyarakat pengawas perikanan setempat, beberapa waktu lalu. "Kemungkinan itu sejenis ikan bawal. Sekilas memang mirip antara bawal dan piranha," ujarnya.

Secara terpisah, Fayakun Satria, Kepala Balai Penelitian, Pemulihan, dan Konservasi Sumber Daya Ikan di Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan, juga menyangsikan laporan keberadaan ikan piranha itu. Ia juga menduga ikan tersebut sejenis bawal. "Saat awal-awal laporan adanya ikan aligator itu, kan, yang disebut malah ikan arapaima. Bisa jadi salah identifikasi," katanya. Meski demikian, tahun 2014, pihaknya menganggarkan kegiatan survei untuk memastikan kebenaran introduksi piranha terjadi di Cirata. Kegiatan itu juga untuk mendapatkan spesimen piranha jika terbukti benar.

Dampak langsung
Dihubungi dari Jakarta, Muhammad Husein dari Masyarakat Akuakultur Indonesia dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) di Purwakarta mengatakan, keberadaan ikan aligator yang terlepas di waduk selama hampir satu tahun terakhir sangat meresahkan nelayan. Ia terkejut ada laporan bahwa Waduk Cirata terintroduksi piranha. "Kalau benar ikan piranha telah masuk ke waduk kami, kenapa pemerintah diam saja. Harusnya segera menyosialisasikan secara luas agar masyarakat berhati-hati," kata Husein.

Ikan piranha dan aligator sama-sama bersifat komunal. Ikan piranha, meski berukuran kecil, memiliki gigi-gigi setajam silet. Bersama kelompoknya, ikan tersebut bisa menghabiskan satu ayam dengan cepat.

Keduanya termasuk dalam spesies invasif yang diduga kuat masuk melalui para penghobi atau pengoleksi ikan. Dalam berbagai kesempatan, Guru Besar Perikanan Universitas Diponegoro Slamet Budi Prayitno menjelaskan, ikan-ikan invasif tersebut bisa masuk ke ekosistem sungai atau danau/waduk secara sengaja atau tidak. "Untuk ikan piranha, seharusnya secara tegas tak boleh masuk ke Indonesia," katanya. Namun, biasanya, memasukkan ikan piranha dilakukan dengan melaporkannya sebagai ikan bawal. Bentuk fisik keduanya yang mirip bisa mengelabui petugas yang kapasitas identifikasinya terbatas.

Di alam, keberadaan flora dan fauna invasif berdampak pendek dan panjang pada ekosistem. Dalam jangka pendek, flora-fauna asli akan berkurang, sedangkan dampak panjangnya adalah kepunahan tanpa sempat memanfaatkan keanekaragaman hayati.
http://sains.kompas.com/read/2013/09...aduk.Jatiluhur

Ikan Piranha Dilaporkan Lepas di Waduk Cirata
Jumat, 13/09/2013 18:46 WIB





ikan Piranha yang buas


Jakarta - Ikan piranha dilaporkan terlihat di kawasan Waduk Cirata, Jawa Barat. Kementerian Kelautan dan Perikanan rencananya akan melakukan penyelidikan terkait keberadaan ikan predator dari sungai Amazon ini. "Kita memang dapat laporan ada ikan piranha di Waduk Cirata," kata Fayakun Satria, Kepala Balai Penelitian, Pemulihan, dan Konservasi Sumber Daya Ikan di Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada detikcom, Jumat (13/9/2013).

Fayakun mengatakan, akan melakukan investigasi ke lokasi itu untuk menyelidiki keberadaan ikan tersebut. Namun dirinya mengatakan bisa saja yang terlihat itu bukan ikan piranha. "Ikan Bawal putih juga mirip piranha, untuk itulah kita akan survei ke sana," katanya. Ikan piranha ini banyak dijual di pedagang ikan hias di Jakarta. Ikan ini dijual seharga Rp 300 ribu per ekor. Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2009, sebelas jenis ikan piranha (Characidae) masuk dalam 30 spesies ikan yang dilarang masuk Indonesia. Di antaranya adalah Golden Piranha, Red Piranha, Black Spot Piranha, Ruby-red Piranha dan Gibbus Piranha. Namun belum jelas ikan jenis apa yang terlihat di Cirata.
[url]http://news.detik..com/read/2013/09/13/184223/2358533/10/ikan-piranha-dilaporkan-lepas-di-waduk-cirata?nd771104bcj[/url]

Jangan Main-main dengan Ikan Aligator
Jumat, 13/09/2013 18:07 WIB






Jakarta - Ikan aligator bukan jenis hewan yang ramah ketika dipelihara. Jangan mencoba bermain dengan ikan tersebut. Bisa-bisa Anda digigit. Yaya, penjual ikan aligator di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, sudah menjual ikan aligator sejak lama. Dia pernah iseng memasukkan jari ke dalam akuarium dan terluka. "Kalau iseng kita masukin jari terus kena telunjuk bisa luka juga karena giginya tajam. Apalagi kalau sudah gede," kata Yaya, saat ditemui di kiosnya, Jumat (13/9/2013).

Menurut Yaya, ukuran ikan tersebut bisa mencapai satu meter di usia setahun. Giginya runcing dan tajam. Biasanya, Yaya hanya mencampur ikan tersebut dengan karnivora lainnya. Berbeda dengan kios ikan di Sumenep, Jakpus, ikan di Radio Dalam dijual cukup murah. Harga Rp 15 ribu untuk ukuran 30 cm. "Apa aja dimakan. Kodok aja dimakan," terangnya.

Pakar ikan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Sulistiono, mengatakan, pemelihara ikan aligator harus menjaga betul ikannya agar tak lepas ke habitat ikan lain seperti di waduk Jatiluhur. Dia pernah mendapat laporan soal ikan aligator di sungai dan membuat resah warga. "Dipelihara boleh, tapi hati-hati seperti pelihara harimau. Kalau lepas, dia mestinya tanggung jawab," jelasnya. Pengaturan impor ikan juga harus dibenahi. Bila perlu, ada sertifikat pemeliharannya. "Bila perlu dikasih barcode, supaya gampang dilacak," imbuhnya.
[url]http://news.detik..com/read/2013/09/13/180714/2358488/10/jangan-main-main-dengan-ikan-aligator?nd771104bcj[/url]

Selain Ikan Aligator, Ikan Piranha Juga Laris di Pasaran
Jumat, 13/09/2013 17:50 WIB



Piranha yang dijual sebagai ikan hias untuk aquarium


Jakarta - Selain ikan aligator, ikan piranha yang berasal dari sungai Amazon juga dijual bebas di pasaran. Padahal ada aturan menteri yang sudah melarangnya. "Ini tinggal satu ikan piranhanya. Kalau harga saya kasih Rp 200 ribu saja, biasanya saya jual Rp 300 ribu," kata Rahmadin, pedagang ikan hias di Jl Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2013). Rahmadin mengatakan, ikan karnivora ini cukup laris. Terakhir dirinya mengambil ikan-ikan ini pada Januari lalu dan saat ini ikan itu tinggal satu. "Ini buktinya tinggal satu ikannya," katanya.

Saat ditanya mengapa menjual ikan piranha yang berbahaya, Rahmadin mengatakan ikan ini tak akan tahan lama jika di lepas di alam liar. "Ya tidak apa-apa, ini kan cuma ikan. Buat dipelihara, Kalau dilepas ke got juga tidak akan hidup lama," katanya. Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2009, sebelas jenis ikan piranha (Characidae) masuk dalam 30 spesies ikan yang dilarang masuk Indonesia. Di antaranya adalah Golden Piranha, Red Piranha, Black Spot Piranha, Ruby-red Piranha dan Gibbus Piranha.





ikan aligator biasanya ditangkap oleh pemancing professional sebagai ajang adu skill dan nyali

Sebelumnya, ikan aligator lepas di waduk Jatiluhur. Ikan ini dipelihara di dalam waduk itu menggunakan keramba apung. Namun ikan tersebut bisa lolos dengan menggigit jaring tersebut. Ikan ini dikhawatirkan akan memakan ikan-ikan yang berada di waduk tersebut. Menurut pakar ikan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Sulistiono, ikan ini bisa berbobot hingga 100 kg dan panjang dua meter. Namun di Jatiluhur baru terdeteksi ikan yang berbobot 60 kg.
[url]http://news.detik..com/read/2013/09/13/175054/2358422/10/selain-ikan-aligator-ikan-piranha-juga-laris-di-pasaran[/url]

5 Alasan piranha dan ikan aligator bisa hidup di Indonesia
Rabu, 11 September 2013 06:05:00

Beberapa waktu lalu ada kabar mengejutkan di dunia perikanan tentang lepasnya ikan aligator dan piranha di Waduk Jatiluhur dan Cirata, Jawa Barat. Dua ikan air tawar ini sejatinya berasal dari kawasan hutan hujan tropis di Amazon, Amerika Selatan. Keduanya merupakan karnivora atau pemakan daging, sehingga dianggap berbahaya.

Oleh sebab itu dua jenis ikan itu masuk buku hitam larangan diperjualbelikan antar negara. Alasannya karena ikan-ikan itu bisa merusak kelestarian sumber perairan. Piranha dan ikan aligator biasanya memangsa ikan-ikan liar lainnya. Berikut ini 5 alasan ikan piranha dan aligator bisa hidup di Indonesia:

1. Kemampuan adaptasi



Pakar Perikanan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Triyanto mengatakan, ikan-ikan endemik negara lain bisa saja hidup di Indonesia dengan cara adaptasi, misalnya piranha dan aligator itu. Bahkan dia menyebut banyak ikan-ikan bukan asli Indonesia, kemudian beradaptasi hingga berkembang biak di Indonesia. Yang dikhawatirkan kalau berkembang biak. Bisa saja nanti ikan (aligator) di Waduk Jatiluhur berkembang biak. Yang perlu dikhawatirkan kan itu, bisa memangsa ikan-ikan di sana. Kalau seperti itu bisa bahaya. Ini mirip hama keong emas. Keong emas itu bukan asli Indonesia, awalnya ga banyak, tapi lama-lama berkembang biak, malah jadi hama pertanian, ujarnya. Tapi apa mungkin ikan endemik Amazon bisa hidup di Indonesia? Dia menjawab, kalau adaptasi, ya bisa lah. Banyak to, ikan-ikan yang bukan asli Indonesia kemudian beradaptasi di Indonesia. Adaptasi saja, lama-lama juga pasti bisa. Contohnya ikan hias di Indonesia banyak, yang dari Brazil, Amerika dan Afrika, misalnya ikan-ikan hias itu

2. Dibudidayakan


Alasan lain karena ikan-ikan itu dibudidayakan. Misalnya ikan aligator. Awalnya spesies ikan pemakan daging (karnivora) yang lepas di waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, itu dibudidayakan warga setempat sebagai ikan hias. Namun pada akhir 2011 lalu budidaya ikan aligator ketahuan, lalu didatangi Dinas Perikanan dan Peternakan setempat. Akhirnya ikan-ikan hasil budidaya diangkut ke Jakarta. Tapi ternyata, beberapa ikan itu ada yang lepas ke dalam Waduk dan tetap hidup sampai sekarang. Ada yang membudidayakan di waduk, terus dikasih tahu kalau ikan itu dilarang dibudidayakan, lalu ikannya di bawa ke Jakarta. Nampaknya ada sisa ikan lepas ke waduk, kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan setempat Herry Hermawan, kepada merdeka.com, Selasa (10/9).

3. Dijadikan ikan hias di rumah



Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta, Herry Hermawan, ikan aligator kecil (Lepisosteus oculatus) selama ini memang banyak dipelihara sebagai ikan hias rumahan. Ikan ini dipelihara untuk keperluan pribadi. Tapi bila ikan ini dilepas ke perairan umum, kemudian jadi besar bisa berbahaya karena memangsa ikan jenis lain.

4. Stok makanan berlimpah


Beberapa jenis ikan karnivora dilarang dibudidayakan di perairan umum, termasuk jenis piranha dan aligator. Alasannya, ikan itu dianggap berbahaya karena bisa merusak sumber daya perairan. Ikan jenis ini memangsa ikan jenis lain sehingga akan berdampak pada berkurangnya ikan tangkapan nelayan. Contohnya di Waduk Jatiluhur. Aligator bisa hidup sampai sekarang karena stok makanan masih banyak. Menurut Pakar Perikanan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Triyanto, saat ini mungkin belum berbahaya karena stok makanan masih banyak. Tapi kalau makanan sudah habis, yang namanya hewan, khawatirnya nanti menyerang manusia karena tidak ada lagi makanan, ujarnya.

5. Iklim di Amazon mirip dengan di Indonesia




Hutan hujan tropis amazon di bagian benua Amerika Selatan dikenal sebagai habitat asli ikan piranha dan aligator. Hutan itu memiliki kondisi iklim yang mirip dengan wilayah Indonesia, misalnya hutan Kalimantan. Begitu juga dengan beberapa satwa, ada beberapa jenis satwa yang sama-sama menghuni dua wilayah tropis ini. Contohnya adalah Pesut, ular anaconda dan beberapa hewan langka yang hanya ada di Kalimantan dan Amazon. Kehidupan alam dan hutan di Amazon tak jauh beda dengan hutan Kalimantan. Lembab, becek, berawa serta terdapat danau-danau kecil yang kaya akan kehidupan khas lahan basah. Tapi apa mungkin ikan endemik Amazon bisa hidup di Indonesia? Pakar Perikanan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Triyanto menjawab, kalau adaptasi, ya bisa lah. Banyak to, ikan-ikan yang bukan asli Indonesia kemudian beradaptasi di Indonesia. Adaptasi saja, lama-lama juga pasti bisa. Contohnya ikan hias di Indonesia banyak, yang dari Brazil, Amerika dan Afrika, misalnya ikan-ikan hias itu.
http://www.merdeka.com/peristiwa/5-a...indonesia.html

Inilah Contoh Korban Diterkam ikan Piranha dan Aligator ...
Spoiler for Foto-foto manusia yang menjadi korban ikan piranha atau aligator di kawasan sungai amazone, Amerika Selatan. Foto mengandung ''disturbing Picture (DP) :


----------------------------------

Mana itu para ilmuan dari LIPI dan Perguruan Tinggi, Kementerian Pertanian dan Lembaga Biologi Nasional serta BPPT, tolong donk jangan ikut menonton saja, tapi difikirkan bagaimana mengatasi predator yang membahayakan nyawa manusia dan mata pencaharian nelayan di waduk-waduk dan sungai-sungai kita

emoticon-Sorry
0
67.2K
66
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan