Surabaya - Pelajar SMA di Surabaya enggan naik angkutan kota (angkot) karena dinilai kumuh dan tidak on time serta memakan waktu lama. Mereka lebih memilih mengendarai sepeda motor, mobil atau diantar orang tuanya.
"Takut kalau naik angkot. Takut pemerkosaan, perampasan seperti yang diberitakan di teve," kata salah satu siswi SMA Negeri 1 Surabaya kepada detikcom di sekolahannya, Kamis (12/9/2013).
Saat berangkat maupun pulang sekolah, siswi kelas XI IPA 2 ini mengaku diantar orang tuanya menumpang mobil. Dari rumahnya di kawasan Ketintang, ia tidak tahu angkot apa saja yang mudah dijangkau hingga ke sekolahan.
"Saya nggak tahu apa saja (angkot) jurusannya. Dari pada tersesat, lebih baik diantar," terangnya.
Angkutan umum di Surabaya dinilai tidak aman dan jorok juga disampaikan salah satu siswi kelas XI IPA SMA Negeri 2 Surabaya. "Takut nggak aman dan jorok. Ada bangku yang lubang-lubang," tuturnya.
Untuk perjalanan dari rumahnya di kawasan Darmo Indah, Tandes, ia diantarkan orang tuanya mengendarai mobil.
"Naik angkot biasanya waktunya lama. Kalau bawa kendaraan sendiri kan lebih cepat dan efisien," terangnya
[URL="http://news.detik..com/read/2013/09/12/145643/2357006/475/1/ini-alasan-pelajar-di-surabaya-enggan-naik-angkot"]SUMBER[/URL]
Ane pas SMA pernah gan naek angkot itu pun terpaksa gara2
nah trus ane titipin tuh motor ke tukang tambal ban trus ane naek angkot alhasil nyampe sekolah jam 07.00 padahal masuknya jam 06.30 ya terpaksa berurusan dengan BP dan Gurunya pun gak mau denger alasan ban bocor gan, dan agan semua perlu ketahui jarak rumah ane sekitar 25 km untuk kesekolah
, gimana dengan kisah agan2 sekalian waktu SMA naek angkot apa bawa motor sendiri?