Quote:
Tulungagung - Majelis Ulama Indonesia (MUI) tengah menyelidiki aktivitas Pondok Pesantren Alif Lam Mim di Desa Tawing, Kecamatan Gondang, Tulungagung, Jawa Timur. Alih-alih mendalami ilmu agama, pondok yang berdiri di tepi sungai itu justru mengupas nilai-nilai Pancasila.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Tulungagung Hadi Mahfudz mengatakan pondok pesantren yang dipimpin Wahyudi, 35 tahun, ini berbeda dengan aktivitas pondok pesantren pada umumnya. Selain membangun padepokan di tepi sungai, seluruh santrinya juga mengenakan pakaian safari serba-hitam ala Bung Karno. "Mirip busana Bung Karno," kata Hadi kepada Tempo, Selasa 10 September 2013.
Menurut laporan warga, pondok ini sudah berada di bantaran sungai lebih dari satu tahun. Para penghuninya membangun pondok dari bambu sebagai tempat belajar dan menginap. Sekitar 70 santri laki-laki yang belajar di tempat itu juga berpenampilan nyentrik dengan pakaian safari hitam lengkap dengan songkok hitam. Sebuah pin berbentuk burung Garuda menempel di ujung songkok.
Lantaran tidak seperti lazimnya aktivitas pondok pesantren, warga setempat melaporkan keberadaan mereka ke MUI setempat. Warga khawatir pondok itu mengajarkan ilmu sesat dan menjurus pada aksi terorisme. Apalagi sebelumnya Tulungagung pernah menjadi tempat persembunyian dua orang teroris.
Atas laporan itu, MUI mengundang pengasuh dan beberapa santri pesantren itu dalam pertemuan dengan warga. Hasilnya, warga menghendaki aktivitas pondok dihentikan. Apalagi belakangan diketahui jika lahan yang dipergunakan membangun pondok di bantaran sungai adalah milik Dinas Pengairan yang seharusnya bebas dari bangunan. Mereka juga mencurigai asal-usul Wahyudi yang mengaku sebagai alumnus Pondok Pesantren Denanyar.
Hadi menambahkan, hingga saat ini dia belum menemukan adanya penyimpangan ajaran yang dilakukan Wahyudi kepada para santrinya. Sebab pada dasarnya pondok itu memang tidak mengajarkan ilmu agama, melainkan kaidah Pancasila yang dikaitkan dengan agama Islam. "Dia banyak menyitir ayat Al Quran dalam menjelaskan Pancasila," kata Hadi.
Karena itu dia menegaskan MUI belum menyatakan Pondok Alif Lam Mim ini sebagai aliran sesat. Aksi penutupan pondok dilakukan murni akibat keberatan warga sekitar dan legalisasi penggunaan lahan milik Dinas Pengairan.
Sementara itu Wahyudi, pemimpin pondok membantah jika kelompoknya disebut mempelajari aliran sesat. Dia mengatakan bahwa para santri mempelajari nilai Pancasila yang diajarkan Bung Karno yang didalamnya tercantum pula nilai-nilai agama. "Ajaran kami berpegang pada Pancasila," katanya.
Wahyudi juga tidak mengartikan pondoknya sebagai pesantren. Karena itu pula seluruh santrinya juga tidak mengenakan sarung seperti santri pesantren lainnya. Soal desakan warga agar menghentikan aktivitas dia menganggap hanya terjadi kesalahpahaman.
sumber:
TEMPO
bagaimana ngga curiga secara pakaiannya serba hitam, mengajarkan nilai2 islam dan pancasila, tapi ada baiknya sih dengan sifat nasionalis, ya semoga saja bukan sesat dan bukan teroris
pernah menemukan yang seperti ini?