Makasih coments nya agan2 dan aganwati sekalian, dari pada saya quote satu satu saya rangkum disini aja.

Pertama gan,saya bukan bermaksud bilang Dul atau Dhani tidak bersalah. Mereka jelas bersalah karena bisa dibilang melanggar hukum yang mengakibatkan kematian. Cuman yang ingin saya soroti bukan bener salahnya tapi lebih kepada kenapa itu bisa terjadi dengan membandingkan dengan apa yang saya dan agan agan liat dilingkungan sekitar. Suka atau tidak, underage driving itu banyak di Indonesia dan bukan melulu monopoly orang kaya atau selebriti

Kedua gan, saat saya tulis sebagai kesalahan masyarakat kita sendiri itu karena kita membiarkan fenomena underage driving ini. Masyarakat disini ya saya, anda - anda, aparat penegak hukum, pemuka agama dan sebagainya. Kenapa saya bilang kita membiarkan, karena faktanya kita memang ga berbuat apa2 baru setelah kejadian yang menimpa artis terkenal atau pejabat sebagian dari kita baru mulai menghujat ini itu. Tapi kita nggak ada upaya mengakhiri fenomena underage driving ini.

Malah ada agan yang bilang "yang penting skill drivingnya".. bukan masalah itu, tapi underage driving itu ga harus ada karena itu berbahaya dan melanggar aturan, ga peduli si anak skillnya sama kyk pembalap F1 atau nggak.

Ketiga gan yang saya maksud jangan menghakimi bukan berarti tidak diproses secara hukum tapi jangan dihujat dan dibully karena bagaimana pun mereka itu lagi kena musibah baik yang menabrak atau yang ditabrak.

Jadi kembali lagi ini bukan murni kesalahan per individu tapi kesalahan yang dibuat oleh individu tersebut adalah domino effect dari sistem masyarakat kita yang cenderung "membiarkan" underage driving dan kecenderungan ortu Indonesia yang memanjakan anaknya. Kalau di trace lagi bisa kemana2 termasuk ke budaya kita yang punya karakter tersendiri dlm mendidik anak.

Keempat gan, Menanggapi pernyataan Dhani yang menyalahkan penjaga tol, itu memang make sense karena coba posisikan diri kita sebagai ortu yang merasa dikhianati dan dibohongi anak sendiri krn si anak mencuri2 nyetir sendiri. Dari situ sebagai ortu "menyalahkan" sistem negara ini yang seharusnya membantunya untuk melindungi si anak dari melakukan kesalahan / kelalaian. Karena klo sistem berjalan bagus, si petugas Tol pasti calling pak polkis atau petugas jasa marga lapor klo ada anak dibawah umur driving sendiri di Tol. Karena itu yang terjadi di negara yang sistemnya bagus.

Lho Indonesia kan sistem ga bagus, tapi itu kan karena salah siapa ? YA KITA yang salah. Karena kita membiarkan sistem jalan ga bagus.

Terlepas dari semuanya yang saya jabarkan diatas, si DUL dan ortu memang harus menghadapi konskuensi hukum, itu sudah pasti.
Yang belum pasti adalah, apakah setelah mereka masuk penjara masalah underage driving selesai ?
Atau mereka masuk penjara hanya berfungsi sebagai hiburan dan bahan infotainment atau orang yang mau memakai kejadian tersebut untuk tebar pesona krn mau nyalon capres ?...well, tanyalah pada rumput yang bergoyang