Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

iogiaAvatar border
TS
iogia
Pengalaman Service Center Ponsel di Jogja: Samsung vs Advan
Sebulan terakhir ini ane punya pengalaman tentang dua service center handphone di Yogyakarta. Bedanya ibarat langit dan bumi.

Pengalaman pertama awal bulan puasa kemarin tablet merk Vandroid milik orang rumah tiba-tiba hang dan mati total. Setelah tanya ke penjualnya, ane dikasih saran untuk membawa ke service center Advan di lt. 2 Giant Jl. Solo (seberang XXI).

Ane sampai di sana jam 15.30 dan mendapati service center mereka sudah tutup dan ada tulisan "selama bulan puasa tutup jam 16.00". Ya sudah, ane pulang begitu saja dengan niat besok datang lagi.

Besoknya ane datang lebih pagi dan ternyata mereka memang buka. Tablet ane diterima mbak-mbak. Ramah kok, cuma agak mengejutkan. Karena tanpa dicek apapun mbak tadi langsung bilang bahwa tablet mati total dan butuh waktu 2 minggu untuk dikirim ke Jakarta. Janjinya ane akan dihubungi. Ane nurut saja.

Dua minggu setelah itu, ane dapat sms sekitar jam 2 siang bahwa tablet udah jadi dan musti diambil sebelum jam 16.00. Nah, lagi-lagi ane ke sana sebelum jam 16.00 tuh gerai service center udah tutup lagi. Gemes dong. Untungnya penjual di seberang tuh gerai ngasih tahu bahwa mereka masih di dalam.

Setelah ane tunggu beberapa menit di luar, eh ternyata benar. Gerai itu dibuka dari dalam. Ane samperin dong. Rupanya ada mbak-mbak yang lain lagi yang dengan ketus bilang, "udah tutup, Mas." Setelah ane bilang ane udah sampai 15 menit yang lalu, dia ngalah dan mempersilahkan masuk meski sambil ngomel. Ane nggak dengerin omelannya yang penting ane bisa ambil tablet.

Pas ngambil tablet Vandroid itu, ane tanya apa saja yang dibetulin, si mbak bilang sambil mencatat di kartu garansi, "Diganti mesinnya." Ane geli mendengarnya. Pas ane tanya, mesin apa? Eh si mbak malah bilang, "Pokoknya mesinnya diganti. Sudah ya mas segera dicek kita mau tutup nih." emoticon-Ngakak

Eh, anehnya begitu dinyalakan, dia juga kaget tidak tampak kalau habis ada pergantian hardware. Bahkan data yang internal juga masih utuh semua. Sampai sekarang ane masih bertanya-tanya mesin apa ya kira-kira yang diganti si mbak? Tapi pikir saya waktu itu, sudahlah, yang penting tablet bisa betul lagi. Ini mengalahkan rasa dongkol karena sikap ketusnya.

Pengalaman kedua ketika ibu saya minta dibetulkan ponselnya, kebetulan merk Samsung. Karena masih garansi, ane bawa ke service centernya di barat Tugu Yogyakarta.

Pas sampai di sana, sekitar 10 pagi, ternyata pas jam sibuk. Baru mau parkir motor, tukang parkirnya sudah mengingatkan,
"Antrinya 20 orang, Mas. Kalau mau service di sini lama. Mending di Jogjatronik saja," kata mas parkir sambil menunjukkan pengumuman yang tertera alamat service center Samsung di Jogjatronik. Karena memang rada malas antri, ane pun memutuskan ke jogjatronik.

Sampai di depan pintu masuk service center, muncul keraguan. Pertama, Tidak tampak antrian. Hanya ada satu dua customer yang duduk di meja tunggu sambil baca koran. Ruangannya pun bersih, rapi, lega, berAC, dan yang tampak dari luar adalah sederet mbak-mbak di balik meja menghadap ke customer. Semuanya muda dan tampilannya lebih mirip customer service dibanding teknisi ponsel, yang biasanya cenderung "sok misterius" menghadapi klien emoticon-Big Grin.

Baru saja ane masuk, salah seorang mbak yang duduk langsung menyapa, "Silahkan, Pak. Ada yang bisa kami bantu?"

Hanya butuh lima menit ane sampaikan keluhan, si mbak sudah bisa mengambil keputusan, "Untuk kasus ini perbaikannya butuh waktu 40 menit, Pak. Dan karena ini kesalahan pengguna, maka tidak termasuk garansi. Kalau setuju silahkan ditunggu. Bagaimana?" Ane setuju aja, yang penting ponsel itu bisa dipakai lagi.

Eh, ternyata tidak sampai 30 menit ane nunggu, ponsel ane sudah bener lagi. Ane nyaris tidak percaya ada service ponsel secepat dan sepraktis di situ. Tidak banyak prosedur, menenangkan, dan benar-benar memuaskan. emoticon-2 Jempol

Pengalaman ketiga, sebulan setelah diservice tablet Vandroid ane kembali ngehang dan tidak bisa nyala lagi emoticon-Matabelo. Huft...

Ane bawa lagi dong ke service center Advan. Beda dengan pas puasa, ternyata sudah ada 5 orang yang antri tampak tanpa kepastian, karena tidak jelas siapa yang antri duluan dan siapa yang belakangan. Berkali-kali ada orang yang datang belakangan, karena tidak tahu cara antrinya, dianggap nyelonong dan ditegur yang merasa datang duluan. Ini membuat tidak nyaman.

Setelah kira-kira 15 menit dapat giliran, ane sampaikan kondisi tablet Vandroid ane, dan si mbak langsung memberi keputusan. "Kalau soal mesin lagi berarti butuh waktu 1 bulan, Pak. Kalau bisa lebih cepat akan kami kabari."

Lama sekaliiiii emoticon-Matabelo.. Pas ane tanya kok lama, si mbak bilang antrinya panjaaang. Waduh. Apa banyak banget gitu ya produk Advan yang bermasalah sampai untuk service tablet yang bahkan belum diperiksa detil diberi estimasi sebulan. Ya sudah. Mau gimana lagi? Ane terima aja putusannya, meski kali ini dengan perasaan lebih gundah.

Sebelum ane punya pengalaman dengan service center Samsung, ane masih menganggap pelayanan Advan masih wajar. Tapi sekarang, ane jadi bertanya-tanya, mengapa ada produsen (Samsung) bisa memberikan layanan purna jual yang baik pada pembeli dan sementara produsen yang lain (Advan) tidak mampu memberikan layanan yang setara.

Ane tidak bermaksud mendeskreditkan siapapun, apalagi bermaksud mencemarkan nama baik. Ane hanya ingin agar para produsen juga makin meningkatkan cara mereka berhubungan dengan pelanggan, khususnya layanan purna jual. Bukankah keramahan dan sikap melayani itu tidak butuh biaya mahal?

Salam hangat.
0
47.9K
47
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan