sdfczardAvatar border
TS
sdfczard
Amazing Tegal Alun Gunung Papandayan, Garut [Catper 2011 - 2013]
Semuanya Ada Di Sini
"We Always Care"




Spoiler for Papandayan Di atas Awan:


*Foto² sudah diperkecil dibawah 800 - 900 pixel.
*Foto² natural/asli tanpa edit apa² cuma diresize aja.


Ke Gunung Papandayan, pertama kali ke sini di ajak oleh teman kosan & temannya lagi, tepatnya 23 Juli 2011.

Dari kos di Bandung kami ber-3 menuju Terminal Cicaheum, lalu naik bis kecil ke Terminal Guntur Garut. Ongkosnya lupa berapa duit. Ongkos bis hitung aja kira - kira 10 ribu. Bila agan dari Jakarta, Bekasi atau sekitarnya, bisa naik bus Primajasa jurusan Garut. Turun Guntur, langsung cari angkot Jurusan Cikajang, warna biru klo tidak salah. Biasanya banyak kenek juga yang teriak² "Papandayan..Papandayan.." Nah berarti itu angkotnya. Dari terminal Guntur agan bisa langsung naik angkot yang menuju Cikuray juga, cuma naik angkot yang abu - abu di belakang terminal. Ongkos angkot ke Cisurupan kira - kira 7 ribuan sampai lewat pasar, & turun di belokan dekat Gapura Cisurupan. Setelah turun dari angkot, agan bisa cari makanan di indo atau alfa, ga usah takut gada warung, karena banyak di sini.

Untuk sampai ke Camp David (Parkiran / Pos Registrasi) agan harus naik mobil carry bak, ongkos dulu 100 - 120 ribu sekali jalan. Lamanya ke camp David, antara 40 menit - 1 jam, kenapa, karena jalan yang rusak akibat aliran air dll. Kadang harus bantu dorong si mobil bak itu saking ga kuat nanjak & nyangkut terus ngesot di jalan rusak. Buat agan yang bawa mobil pribadi juga bisa sampai parkir di basecamp, asal mobilnya siap ngesot aja ya..

Spoiler for Pintu Bayangan:

Setelah di camp David, registrasi dulu di pos 'Wilujeng Sumping', biaya registrasi yang ane tau seikhlasnya. Bila bawa mobil pribadi, bisa kasih uang parkir juga seikhlasnya. Biasanya 10 ribu dan AMAN.


Spoiler for Mulai treking:


Papandayan emang unik, biasanya kawah ada di puncak, tetapi lain di sini, tidak jauh dari basecamp sudah ada kawah aktif. Mantap...
Trek berbatu, berbau asap belerang di setiap perjalanan. Disarankan memakai masker saat melewati kawah karena ada yang baunya cukup menyengat. Pemandangan tebing batu bekas letusan & longsoran ada di sekeliling kita. Asap kawah terus berhembus ke udara. Ngeri meletus juga yah..

Spoiler for Menuju Kawah:

Spoiler for Kawah:

Spoiler for Lewat Cantigi:

Spoiler for Nanjak ke Hutan Mati:

Spoiler for View Kawah dari Hutan Mati:

Dari parkiran, perjalanan menuju Hutan Mati kira² 40 menit saja. Sebelum sampai Hutan mati, ada persimpangan yang menuju Pondok Salada yaitu belok kanan & Hutan Mati bisa lurus menanjak mengikuti jalur saja. Tetapi biasanya, pendaki melewati Hutan mati dahulu, lalu agak mengambil ke kanan di area Hutan Mati menuju banyak pepohonan Cantigi. Saya berjalan lurus saja terus naik mengitari tanjakan agak landai. Perbedaan dari 2011 - 2013 yaitu di dekat hutan mati sebelah kiri kanan ada longsoran, curam juga klo di lihat. Dan pohon² Cantigi di jalur sebelum naik ke Hutan mati, dulu masih pendek di bawah kepala, namun kemarin Februari dan sebelumnya, sudah ada jauh di atas kepala.

Spoiler for Lewat Hutan Mati yang masih tinggi²:

Spoiler for Di Hutan Mati:


Sampai di hutan mati/ Dead Forest, perbedaan ada lagi, yaitu tahun 2011, batang pohonnya tinggi² dan masih banyak cabangnya, makin kesini makin rontok ane perhatiin. Kalau danau genangan airnya masih tetap ada. Dan longsoran baru yang ada di bawah hutan mati sebelah kanan kirinya, baiknya hati - hati jangan terlalu ke pinggiran ya gan, di posisi aman saja.
Seperti biasanya, Papandayan khas akan kabut tebalnya, biasanya hutan mati tertutup kabut sampai ga jelas lagi tuh batang² yang kena wedus gembel. Tunggu aja beberapa menit kabut akan hilang kok.

Kita lanjut jalan lagi, lalu tidak berapa lama lewati parit kecil & harus menyebrang lewat jembatan dari batang pohon. Klo dulu seinget ane gada jembatan. Klo sekarang ada dan sehabis lewat jembatan itu, ada sebagai patokan yang bisa mengarah ke kiri untuk ke Tegal Alun & ke kanan untuk ke Pondok Salada. Dari hutan mati ke tegal alun kira² 30 menit aja. Kalau ke pondok Salada kurang lebih sama 30 menit. Iyah kita lanjut ke kiri ke arah tegal alun. Jalur yang dilalui setelah hutan mati, yaitu dikelilingi Cantigi & tanah saja. Kalau hujan, pasti becek di sepanjang jalur ini dan dialiri air hujan.

Sebelum Tegal Alun, pas sebelum tanjakan terakhir, ada Tanjakan Mamang. Sebelum akhir taun 2012 belum ada tuh papan nama itu, namun pas Februari kemarin, sudah ada. Lanjut nanjak, ga lama sampai di tempat datar yang rindang, dan sampai juga di taman edelweiss Tegal Alun. Kesan pertama kali, mirip SurKen di Gunung Gede, iyah yang ini lebih sepi bedanya dan mini. Perbedaan signifikan ada di Tegal Alun, 2011 lalu, edelweiss masih pendek. Namun sampai Februari kemarin, wah sudah lebat. Langsung saja kita jalan lurus ke arah bukit seberang, patokannya bukit yang berbentuk cekungan ' V ' gitu kira² (Foto paling awal/atas). Maklum ane ga pake kompas. Jalan 10 - 15 menit, lalu sampai di tempat datar & agak luas & miring sedikit, kita dirikan tenda disitu.


Spoiler for Pintu Kembali ke Tanjakan Mamang:

Spoiler for Rumput Unik Tegal Alun:

Spoiler for Kabut:


Itu camp favorit ane dkk di tegal alun, karena dekat mata air cm 5 menit dah sampai kok. Tinggal turun ikuti jalur ke puncak, nti juga lewat aliran air. Bila ingin ke puncak, bisa 1 jam saja dari tegal alun, jalur nya jelas & santai, seberangi aliran air naik sedikit lalu ke arah kiri menaiki punggungan terus ikuti saja jalur yang ada. Sempat penasaran seperti apa puncaknya, November 2012 kemarin ane ke sana. Puncak Papandayan tertutupi pepohonan rindang. Ada bekas api unggun, dan bisa buat camp kira² 2 - 3 tenda kecil. Pemandangannya juga terbatas. Tapi saat perjalanan ke puncak, kita bisa lihat view Tegal Alun itu seperti lapangan bulat datar & luas dipenuhi Edelweiss yang hijau. Mantap gan.

Spoiler for Pagi cerah:

Spoiler for Biru:

Spoiler for Awan tipis pagi hari:

Spoiler for Awan tipis:

Spoiler for Edelweiss:

Tegal Alun Papandayan unik gan, hitung saja ane 5 kali camp di sana. Yang ane alami bervariasi & beda - beda.

1. Juli 2011 : "Pendakian Tercerah". Bertiga termasuk ane dikasih siang & malam yang cerah, bisa lihat bintang jatuh & Bimasakti, & malam suhunya di bawah 10°C kira². Sempet sore²nya ada butiran es di carrier. Dingin gan.. (Foto² yg di atas & bawah)

2. Mei 2012 : "Tegal Alun Berkabut & Terlihatnya Bimasakti". Kembali ke Papandayan hampir 1 tahun lalu. Pergi ber-5, Siang cerah, sore berkabut tebal, sempet nyasar nyari tempat camp favorit karena kabut & edelweiss yang dah lebat. Malamnya sebentar banget cerahnya, untungnya bisa foto² pake DSLR temen, foto bintang & galaksi. Besok paginya juga berkabut. Haduh...

Spoiler for Bonus Foto:

Spoiler for Bintang & Galaksi:

Spoiler for Glow in the dark:

Spoiler for Bintang:

Spoiler for Edelweiss:

3. Juli 2012 : Klo ane bisa kasih judul, "Tegal Alun Papandayan Membeku di Bawah 0°Celcius". Ini yang ekstrim gan, Tegal Alun beku, tenda ditutupi es, suhu di bawah 0°C pada waktu lewat tengah malam. Mungkin subuhnya bisa sampai -4°C kali yah. Bangun paginya, semua Edelweiss, rumput, memutih ditutupi bunga es. Air sudah membeku. Kita ber-5 (3 cwo vs 2 cwe) takjub juga lihat sekitar tenda yang ada es nya sambil menggigil. Ketika pulang, sempat kita tanya dengan pendaki yang camp di Pondok Selada, kalau di Pondok Selada tidak ada butiran es tengah malam & paginya. Waw... Amazing...

Spoiler for Awal mula es:

Spoiler for Es:

Spoiler for Es:

Spoiler for Es Sendal:

Spoiler for Es:

Spoiler for Es di serut:

Spoiler for Kelihatanya hangat, aslinya gak:

Spoiler for Tester:

Spoiler for Mengigil:

Spoiler for Masih dingin:

Spoiler for Edelweissnya banyak:

Spoiler for Seger:

4. November 2012 : Klo judul yang ini, "Menuju Puncak, di Tegal Alun Hujan - Hujanan & Sumber Air Kering". 2 Malam ane di Tegal Alun, malam ke satu kita ber 4 cwo vs 1 cwe, diguyur hujan di tenda. Airnya dingin kaya air es. Tenda 1 rembes, 1 lagi kagak. Malam ke dua, cerah gan sampai pagi. Suhu nya ga ekstrim bgt. Sumber air juga kebetulan kering, karena hari² sebelumnya tidak hujan. Parahnya, pas sumber air digenangi hujan kemarin malam, airnya dipakai mandi sama pendaki lain. emoticon-Cape d... (S)

Spoiler for Menuju Puncak:

Spoiler for Di Puncak:

Spoiler for Lalat berjemur:

Spoiler for Serangga di puncak:

Spoiler for Santai di Puncak:

Spoiler for Tegal Alun view dari sebelum puncak:

Spoiler for View ke Kawah:

Spoiler for Mungkin ini namanya puncak bayangan:

Spoiler for Genangan air kering:

Spoiler for Dead Forest:

Spoiler for Seger lagi:

5. Februari 2013 : "Pendakian Massal Berangin ke Tegal Alun sama 7 cwo vs 1 cwe". Air melimpah & mengalir jernih karena pas musim² penghujan. Yup, ini belum lama & yang ane dapet di Tegal Alun angin kencang & dingin. Dari sore sampai malam angin cukup kencang, ada 1 tenda yang hampir ambruk 2 lain kokoh. Untung saja tidak melayang. Memang pas di basecamp kita denger klo sempet kemarin² badai angin gitu dan pas di camp David saja sudah kencang anginnya tapi kita ber-8 tetap lanjut.

Spoiler for Tenda melengkung dihantam angin:

Spoiler for Tenda di balik semak², tetap saja ke hantam angin:

Spoiler for Ramean:

Spoiler for Turun ke Mamang:

Spoiler for Tanj. Mamang:

Spoiler for Bye Papandayan:


Itulah judul thread ini, kenapa harus "Amazing Tegal Alun Gunung Papandayan, Garut".
Semuanya ada di sini, dari Puncak, Kawah, Dead Forest/Hutan Mati, Edelweiss, camp yang hijau di Pondok Salada, pemandangan indah, cuaca berkabut, hujan, berangin, & merasakan dinginnya es.
Pengalaman yang gak terlupakan buat ane dkk gan.

Beberapa hal yang harus perhatikan kalau ke Tegal Alun nih gan :
1. Jangan buat api unggun, karena kayu yang dibakar itu dari tumbuhan Edelweiss, ane pernah lihat ada beberapa yg rusak karena dibuat api.
2. Jangan mengotori sumber air di Tegal alun. Pas sumber air kering, & sempat malam nya di guyur hujan, jadi ada genangan yang besar, dan pagi²nya ada 2 orang yang mandi & keramas di genangan itu, haduh, ane aja 2 malam ga mandi2.
3. Jangan memetik Edelweiss. Jaga kelestariannya. Bandingkan kalau seorang memetik 1 pucuk bunganya, tapi kalau sudah ada 500 orang yang memetik ????
4. Jangan buang sampah sembarangan terutama di camp. Datang bersih, Pulang lebih bersih gan.
5. Jangan buang rokok sembarangan, karena Tegal Alun mayoritas rumput, ngeri juga klo kena rumput kering & merambat ke tumbuhan lain. Kebakaran gan.

Lanjut pulang, jalan turun dari Tegal Alun ke camp david kira² 1 jam lebih via Dead Forest & 1,5 jam lebih via Pondok Selada.

Spoiler for Lebah Pondok Salada:

Spoiler for Cikuray:

Spoiler for Pemandian Setelah lewat Pondok Salada:

Setelah sampai parkiran, tinggal lapor ke pos registrasi & pulang pakai mobil bak lagi.

Gunung Papandayan sampai saat ini masih asri, tumbuhan beregenerasi dengan cepat. Tinggal manusianya saja yang harus mengendalikan sikap kepada alam sekitarnya. Mungkin beberapa tahun lagi Edelweiss & Cantigi di sana bisa lebih, lebih, & lebih banyak lagi dari sekarang.

Menjaga & merawat sangat sulit daripada merusaknya.
Mungkin ini dasar yang harus diketahui oleh seorang pendaki pemula dan semuanya. Jangan samakan alam/gunung² di Indonesia seperti rumah yang ada tukang sampah atau tukang kebunnya.

Sekian share ane tentang kisah ane di Papandayan, Garut, semoga bermanfaat buat semua. emoticon-Smilie

Salam Lestari Indonesia...

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Ketupat emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Rate 5 Star


Mampir ke mari juga ya gan :
Amazing Merbabu via Cunthel - Selo [CatPer 08-10 Mei 2013]
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 9 suara
Papandayan menurut agan bagaimana ?
bagus
100%
biasa
0%
Diubah oleh sdfczard 07-09-2013 04:50
0
23.8K
159
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan